Transformasi Limbah Kulit Udang: Inovasi Ramah Lingkungan dari Tim PKM-RE Universitas Andalas

Kulit udang (doc. Republika)
Kulit udang (doc. Republika)

Krajan.id – Limbah kulit udang, yang seringkali dianggap tidak berguna dan berakhir di tempat pembuangan sampah, kini mendapat perhatian baru berkat inovasi dari Tim PKM-RE Universitas Andalas. Di bawah bimbingan Dr. Diana Vanda Wellia, M.Si, tim yang diketuai oleh Nurhasni dengan anggota Annisaul Izzah, Aisyah Rahma Dwitami, dan Yuza Ahmad Gumilang, telah menemukan potensi besar dalam limbah kulit udang untuk menghasilkan nanopartikel N-doped TiO2 yang ramah lingkungan.

Kulit udang, biasanya dihasilkan dari rumah tangga, industri pembekuan, pengalengan, dan pengolahan kerupuk udang, mengandung senyawa penting seperti kitin (15-42%), kalsium karbonat (20-50%), dan protein (20-40%). Selama ini, kulit udang seringkali dibuang tanpa dimanfaatkan dengan optimal. Padahal, menurut laporan Direktorat Jenderal Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan (2023), Indonesia menghasilkan 203.403-325.000 ton limbah kepala dan kulit udang per tahun dari total produksi udang.

Bacaan Lainnya

Tim PKM-RE Universitas Andalas melihat peluang besar dalam memanfaatkan kulit udang sebagai sumber nitrogen untuk sintesis nanopartikel N-doped TiO2. Biasanya, sintesis nanopartikel menggunakan bahan kimia seperti urea, amonia, dan ammonium klorida yang toksik dan tidak ramah lingkungan. Namun, tim ini menggunakan kitosan, turunan kitin dari kulit udang, yang tidak beracun, biodegradable, dan biokompatibel. Kitosan kaya akan gugus fungsi polar -NH2 yang berperan sebagai sumber nitrogen dalam proses sintesis.

Struktur Kitin dan Kitosan ( Sumber : Journal of Applied Water Science (2019)
Struktur Kitin dan Kitosan ( Sumber : Journal of Applied Water Science (2019)

Baca Juga: Mahasiswa Gizi FKM Unand Kembangkan Cream Soup Cangkang Udang untuk Cegah Stunting

Proses sintesis nanopartikel N-doped TiO2 dilakukan dengan metode solvotermal menggunakan prekursor TiCl4, mengikuti prinsip green chemistry yang fokus pada keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan. Inovasi ini tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak berguna, tetapi juga menghadirkan solusi ramah lingkungan dalam bidang nanomaterial.

Pak Ennedi, seorang pedagang udang di Pasar Raya, Kota Padang, mengungkapkan bahwa limbah kulit udang yang dihasilkan dalam sehari bisa mencapai 5 kg, bahkan lebih jika penjualan sedang ramai. Sebelumnya, limbah ini hanya dibuang ke TPS tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Kini, dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Andalas, limbah kulit udang bisa diubah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi dan bermanfaat bagi lingkungan.

Baca Juga: Mahasiswa Udinus Berhasil Ciptakan “PilihKu” Aplikasi Pemilihan Akuntabel Berbasis Face Recognition guna Meningkatkan Kualitas Pemilihan Kepemimpinan di Indonesia.

Dengan riset ini, Tim PKM-RE Universitas Andalas tidak hanya menunjukkan inovasi dalam sains dan teknologi, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana limbah dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam memanfaatkan limbah industri untuk tujuan yang lebih baik.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03
Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *