Analisis Fenomenologi Dalam Kasus Bullying    

Ilustrasi Analisis Fenomenologi dalam kasus bullying
Ilustrasi Analisis Fenomenologi dalam kasus bullying

Akhir-akhir ini sedang marak kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekitar,baik di sekolah, rumah, bahkan bullying dapat terjadi dalam lingkup online atau media social. Dalam artikel ini akan menjelaskan tentang bagaimana fenomenologi melihat kasus bully sebagai suatu hal yang merugikan karena dapat menyebabkan depresi berlebih dan juga yang paling parah dapat menyebabkan kematian dikarenakan tidak kuat menahan bullyan tersebut. Melalui artikel ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman dalam mengatasi bullying yang sedang marak terjadi di sekitar.

Sebelum masuk kepada kasus utama, kita harus tahu dulu apa yang dimaksud dengan fenomenologi. Fenomenologi adalah pendekatan filsafat yang mempelajari tentang penampakan (fenomena), akuisisi pengalaman, dan kesadaran. Fenomenologi, singkatnya, adalah studi mengenai pengalaman dan bagaimana pengalaman tersebut terbentuk. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman subjektif dan intensionalitasnya. Studi ini kemudian mengarahkan pada analisis kondisi kemungkinan intensionalitas, latar belakang praktik sosial, dan analisis bahasa. Disini fenomenologi berperan sebagai bagaimana kita menyikapi bullying yang kerap terjadi saat ini. Dengan pendekatan fenomenologi kita bisa mengetahui kenapa sampai terjadi kasus bullying.

Bacaan Lainnya

Bully Dalam Pandangan Fenomenologi

Bullying dalam pandangan fenomenologi dapat dilihat sebagai suatu fenomena yang kompleks dan multifaktoral. Fenomenologi, sebagai pendekatan ilmiah, berfokus pada pengalaman subjektif dan makna yang diberikan oleh individu terhadap suatu fenomena. Dalam konteks bullying, fenomenologi dapat digunakan untuk memahami bagaimana korban dan pelaku bullying mengalami dan memberikan makna pada peristiwa bullying. Dalam pandangan Husserl, fenomenologi tidak hanya berhenti menjadi metode, tetapi juga mulai menjadi ontologi, yakni ilmu tentang kesadaran dan bagaimana kesadaran kita terarah pada dunia.

Kita dapat mengambil bahwa fenomenologi dapat dijadikan salah satu cara menyikapi bullying.

Banyak kasus yang bisa dijadikan pacuan seperti misalkan pembullyan yang terjadi dalam ranah anak-anak SD (Sekolah Dasar), dimana sebenarnya pelakunya sendiri adalah teman sekelas ataupun kakak kelas sang korban. Mereka bisa saja melakukan pembullyan karena dulu pernah merasakan bagaimana sakitnya dibully makanya mereka melakukan pembullyan balik dengan alasan “balas dendam”. Dalam kasus lain pembullyan yang dilakukan kepada kaum disabilitas juga bisa terjadi dan hasilnya dapat menyebabkan traumatis dan perubahan sikap yang sangat signifikan. Belum lagi jika membicarakan tentang cyberbullying yang sangat sering terjadi dikarenakan sekarang sangat mudah untuk kita mengakses social media, penelitian menunjukkan bahwa banyak yang mengalami depresi, stress, paranoia hingga hilangnya rasa percaya diri dalam tubuh korban. Dalam sintesis, pandangan fenomenologi terhadap bullying menunjukkan bahwa bullying adalah suatu fenomena yang kompleks dan multifaktoral yang mempengaruhi individu secara subjektif. Fenomenologi membantu memahami bagaimana korban dan pelaku mengalami dan memberikan makna pada peristiwa bullying, serta bagaimana lingkungan sosial dan faktor internal mempengaruhi perilaku bullying.

Upaya Dalam Mengurangi Kasus Bullying

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kasus bullying yang kerap kali terjadi. Pentingnya pengkajian fenomenologi kepada pelaku bullying maupun korban untuk memahami bagaimana mereka mengalami dan memberikan makna bagaimana kejadian bully tersebut. Lalu melakukan sosialisasi tentang bahayanya bullying kepada seluruh siswa supaya dapat lebih aware dalam menyikapi bullying. Melakukan intervensi sosial yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi siswa dalam mengatasi bullying. Dengan demikian, siswa dapat lebih mampu mengatasi bullying dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik .

Melakukan pendekatan secara emosional kepada guru BK (Bimbingan Konseling) juga tidak kalah penting karena dapat membantu siswa bagaimana menyikapi dan juga Meningkatkan keterampilan orang tua dalam mengatasi bullying melalui program-program yang mengajarkan cara-cara mengatasi bullying dan pentingnya kesadaran terhadap dampaknya. Dengan demikian, orang tua dapat lebih mampu mengatasi bullying dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik.

Dengan beberapa upaya diatas, diharapkan dapat membantu untuk mencegah makin maraknya kasus pembullyan. Karena sebagaimana kita tahu bahwa dampak pembullyan ini sangat berdampak pada kesehatan mental anak anak terlebih setelah melihat banyak kasus bunuh diri dikarenakan kasus bullying yang diterima oleh anak anak.

Kesimpulan

Dalam fenomenologi, kasus bully sangat kompleks dikarenakan banyak yang harus dipelajari, terlebih setelah melihat fakta bahwa banyak kerugian yang dihasilkan dari kasus pembullyan ini, kita sebagai manusia harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada manusia yang lain. Fenomenologi milik Edmund Hussrl sangat membantu kita dalam mengenali dan meminimalisir kejadian seperti bullying. Tidak hanya bully, akan tetapi fenomenologi dapat digunakan untuk hal. Kami harap jurnal ini dapat membantu dalam memberi wawasan kepada kasus yang marak terjadi di Indonesia yaitu bullying.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *