Krajan.id – Dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) yang kerap mewabah di wilayah tropis, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP), Alfi Mirza Salsabila, mengadakan program edukasi di Dusun Wates, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, (22/07/2024) .
Program tersebut bertajuk “Pemanfaatan Tanaman Serai sebagai Semprotan Anti Nyamuk dalam Pencegahan Gigitan Nyamuk” dihadiri oleh ibu-ibu PKK setempat.
Desa Plosorejo, dengan kelembapan tinggi dan dikelilingi hutan serta kebun, menjadi lingkungan yang ideal bagi perkembangan nyamuk. Nyamuk bukan hanya mengganggu kenyamanan sehari-hari, tetapi juga berpotensi menularkan penyakit serius seperti DBD, malaria, dan chikungunya.
Menyadari hal ini, Alfi Mirza Salsabila dan tim KKN UNDIP melakukan pelatihan pembuatan semprotan anti nyamuk dari bahan alami untuk membantu komunitas setempat.
“Nyamuk merupakan masalah kesehatan yang signifikan, terutama di daerah dengan kelembapan tinggi seperti Desa Plosorejo,” ujar Alfi Mirza Salsabila. “Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara efektif dan alami untuk mengatasi masalah nyamuk.”
Nyamuk berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, seperti bak mandi, ember, dan pot bunga. Selain menjaga kebersihan lingkungan, melindungi diri dari gigitan nyamuk menjadi hal yang penting.
Penggunaan bahan alami sebagai repellent menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Salah satu bahan alami yang efektif adalah serai (Cymbopogon citratus), yang dikenal memiliki sifat sebagai pengusir nyamuk.
Serai mengandung minyak atsiri dengan komponen aktif seperti geraniol, citronellal, dan citronellol, yang terbukti efektif dalam mengusir nyamuk. Selama pelatihan, para peserta diajarkan langkah-langkah pembuatan semprotan anti nyamuk dari serai sebagai berikut:
- Persiapan Bahan: Kulit serai dikupas dan dibersihkan dengan air bersih.
- Pengeringan: Serai dikeringkan untuk mengurangi kandungan air dan memaksimalkan minyak atsiri.
- Pemotongan: Serai dipotong kecil-kecil.
- Perebusan: Serai direbus dengan air dengan perbandingan 1:3 selama 30 menit.
- Pencampuran: Air rebusan dicampur dengan etanol 70% dengan perbandingan 3:1.
Alfi menambahkan, “Serai dipilih karena selain efektif, bahan ini sangat ekonomis dan mudah didapat. Hampir setiap rumah di Desa Plosorejo memiliki tanaman serai. Ini adalah solusi praktis yang dapat diimplementasikan secara mandiri oleh masyarakat.”
Para ibu-ibu PKK terlihat antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka berharap, selain mendapatkan manfaat langsung dari semprotan anti nyamuk, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi baru. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan nyamuk dan memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Melalui program ini, diharapkan Desa Plosorejo dapat lebih terlindungi dari ancaman penyakit yang dibawa oleh nyamuk serta memanfaatkan sumber daya lokal dengan cara yang ramah lingkungan.
Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya mengurangi limbah sabun tetapi juga membuka peluang bagi ibu-ibu PKK untuk merintis usaha atau menambah keterampilan.
Pembinaan ini merupakan langkah penting dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.