Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Pada Masyarakat (KKN-PPM) kelompok 4 dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), sukses mengadakan program kerja pembuatan Ecoprint dan Tie dye yang berjudul “Ekspresi Diri Melalui Warna: Ecoprint dan Tie Dye untuk Pengembangan Kreativitas Difabel di Komunitas Difasari”.
Kegiatan dilaksanakan di Sekretariat Paguyuban Keluarga Difabel Pinilih Sedayu di dusun Gubug, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Sabtu (03/08/2024).
Kegiatan dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh ketua perwakilan dari mahasiswa kelompok 4, yaitu Siti Alpiyah Priyatin. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari kelompok 4 yang melibatkan 26 orang yang merupakan anggota komunitas Difabel Argosari (Difasari).
“Semoga dengan adanya kegiatan ecoprint dan tie dye ini bisa menjadi manfaat untuk anggota komunitas Difasari. Kegiatan ini juga bisa dijadikan salah satu ide usaha kreatif. Saya juga berharap semoga program kerja yang telah kami usung ini bisa terus dijalankan oleh anggota komunitas difabel Difasari,” terang Siti Alpiyah selaku ketua kelompok.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi yaitu, melakukan pembuatan Ecoprint pada totebag untuk sesi pertama dan dilanjutkan pembuatan tie dye pada kaos untuk sesi kedua.
Anggota komunitas Difasari yang hadir sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN-PPM Kelompok 4 Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Proses pembuatan ecoprint diawali dengan menempelkan daun di atas totebag putih yang didalamnya sudah dilapisi dengan plastik bening. Proses selanjutnya adalah menutup daun yang telah disusun menggunakan plastik dan kemudian memukul daun menggunakan palu kayu yang telah disediakan agar serat dari daun tersebut menyerap ke dalam totebag.
Kemudian sesi selanjutnya adalah pembuatan tie dye dengan media kaos. Proses pembuatan diawali dengan membasahi kaos dengan air. Selanjutnya adalah melipat baju sesuai kreasi mereka yang kemudian diikat menggunakan karet gelang supaya membentuk pola-pola yang diinginkan.
Selanjutnya adalah melarutkan warna dengan air yang telah dicampuri dengan garam dan kemudian menuangkan warna sesuai dengan kreasi mereka. Proses selanjutnya adalah mendiamkan baju yang telah diwarnai kurang lebih 24 jam agar warna menyerap dengan maksimal. Dan proses terakhir adalah bilas baju dengan menggunakan air dan dijemur hingga kering. Hindari penjemuran dari sinar matahari langsung.
Cahyo selaku salah satu peserta kegiatan ecoprint dan tie dye merasakan pengalaman baru dengan adanya kegiatan ini.
“Menurut saya untuk kegiatan tie dye lebih mudah untuk dipraktekkan karena hanya menuang pewarna ke baju sedangkan untuk teknik ecoprint ini merupakan teknik baru yang diajarkan jadi masih butuh penyesuaian aja,” terang Cahyo selaku peserta kegiatan.
Tri selaku koordinator dari Pinilih, Sedayu mengatakan bahwa kegiatan ini bermanfaat untuk menambah peluang usaha baru bagi teman difabel.
“Peserta merasa antusias untuk mengikuti kegiatan ecoprint dan tie dye ini. Kegiatan ecoprint ini sangat bermanfaat untuk teman-teman difabel karena menunjang usaha ekonomi mereka dan teknik ponding pada ecoprint ini lebih mudah dalam pengerjaannya, sehingga teman-teman difabel lebih mudah dalam mempraktikkan. Teknik ini memungkinkan difabel mendapatkan peluang usaha baru. Kemudian untuk kegiatan tie dye teknisnya mudah dipahami dan dilakukan oleh teman difabel. Dengan adanya kegiatan ini dapat membuka peluang usaha baru bagi teman-teman difabel. Tetapi, tantangan dalam kegiatan ini adalah perlunya penginformasian terkait tempat pembelian bahan-bahan yang diperlukan.,” terang Tri selaku koordinator Pinilih, Sedayu.
Baca Juga: Kenalkan Wirausaha Sejak Dini, KKN MIT-18 UIN Walisongo Adakan Pelatihan Ecoprint di Media Totebag
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh peserta yang menghadiri acara ini baik untuk meningkatkan kreativitas, kebersamaan, ataupun dapat membantu untuk membuka peluang usaha baru bagi anggota komunitas Difasari.
Eka aryani selaku dosen pendamping lapangan dihubungi melalui sambungan telepon, sangat bangga dengan mahasiswa/i yang telah menyelesaikan proker tersebut.
“Saya senang sekali dan bangga terhadap mahasiswa yang saya dampingi karena telah berhasil melaksanakan proker dengan baik di Difasari,” sambung Eka melalui telepon.
Baca Juga: Mahasiswa KKN TIM 2 UNDIP Edukasi Siswa SDN Sembojo Tentang Pentingnya PHBS
KKN-PPM UMBY XLV Kelompok 4 berkomitmen untuk terus mendukung komunitas Difasari, dengan tujuan menciptakan lebih banyak peluang untuk pengembangan keterampilan dan keterlibatan komunitas di masa depan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.