FPCI USU x SAGA Creative Hub Gelar Global Future Series III, Kupas Tuntas Fenomena #KaburAjaDulu dan Peluang bagi Generasi Muda Indonesia

Sesi foto bersama dengan Speaker. (doc. FPCI USU)
Sesi foto bersama dengan Speaker. (doc. FPCI USU)

Medan, Krajan.id – Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Universitas Sumatera Utara (USU) sukses menggelar FPCI Global Future Series III pada Sabtu (8/3/2025), di SAGA Creative Hub, Medan. Diskusi bertajuk “#KaburAjaDulu? Insights from Indonesian Student” ini menghadirkan Rayhan Maulana Ryzan, Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang dan Founder Pengamat Negeri, sebagai pembicara utama. Acara ini dipandu oleh Samuel Raymon dari FPCI USU, dengan Anastasya Theophilia Simarmata dan Heflin Laurensia sebagai MC.

Fenomena #KaburAjaDulu yang ramai diperbincangkan di media sosial menjadi fokus utama dalam diskusi ini. Tagar ini mencerminkan kecenderungan generasi muda dalam merespons berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Diskusi ini mengupas tuntas bagaimana fenomena ini muncul, bagaimana ia memengaruhi persepsi masyarakat, serta dampaknya terhadap keputusan anak muda yang mempertimbangkan untuk menetap atau bekerja di luar negeri.

Acara dibuka dengan sambutan dari President FPCI USU, Izzathul Maghfira, Director of External Affairs, Naomi Audri Klarisa, dan perwakilan dari SAGA Creative Hub. Dalam sambutannya, Naomi menegaskan bahwa diskusi ini bertujuan untuk memberikan edukasi yang lebih luas terkait tren tersebut.

“Kami sering mendiskusikan fenomena #KaburAjaDulu di forum internal, hingga akhirnya memutuskan untuk membahasnya dalam ruang diskusi yang lebih luas seperti ini,” ujar Naomi.

Sesi utama diisi oleh Rayhan Maulana Ryzan, yang memberikan analisis dari sudut pandang sosiologi, politik, dan budaya, khususnya di Jepang. Rayhan menjelaskan bahwa fenomena ini merupakan bentuk ekspresi frustrasi dari individu yang merasa kurangnya peluang di dalam negeri, tekanan sosial, atau ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi dan politik.

Baca Juga: Mengasah Potensi dan Meraih Pengalaman Magang di PT. Smart Training Indonesia

Banyak yang akhirnya memilih untuk mencari kesempatan hidup yang lebih baik di luar negeri. Namun, ia juga menekankan bahwa migrasi bukan sekadar pelarian, melainkan bisa menjadi peluang untuk berkembang, membangun jejaring, serta memperoleh pengalaman berharga yang nantinya dapat berkontribusi bagi Indonesia.

Sesi Talkshow bersama speaker, Rayhan Ryzan. (doc. FPCI USU)
Sesi Talkshow bersama speaker, Rayhan Ryzan. (doc. FPCI USU)

Rayhan menegaskan bahwa keputusan untuk migrasi harus didasari pertimbangan matang, termasuk kesiapan diri, dukungan keluarga, tujuan yang jelas, serta pemahaman mendalam tentang negara tujuan. Ia juga mengingatkan bahwa kehidupan di luar negeri memiliki tantangan tersendiri, seperti kendala budaya, bahasa, dan biaya hidup yang tinggi.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari peserta. Emi Simatupang dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU menanyakan bagaimana meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar mampu bersaing di kancah internasional.

Seorang fresh graduate bertanya mengenai dokumen yang diperlukan, biaya hidup, serta peluang kerja di Jepang. Sementara itu, Yehezkiel dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU menyoroti perbedaan sistem pendidikan dan konsep kesejahteraan antara Indonesia dan Jepang.

Rayhan menjawab dengan komprehensif, memberikan wawasan mengenai tantangan dan peluang yang ada, serta tips bagi mereka yang ingin bekerja atau menempuh pendidikan di Jepang. Ia juga menekankan pentingnya adaptasi budaya, penguasaan bahasa, serta strategi dalam membangun jejaring profesional untuk meningkatkan peluang sukses di luar negeri.

Baca Juga: Wujudkan Lingkungan Lebih Asri, Mahasiswa KKN UNS 49 Sulap Lahan Kosong Jadi Ruang Hijau dan Kebun TOGA

Di akhir acara, moderator merangkum poin-poin penting diskusi, termasuk peluang demografis di Jepang bagi WNI, refleksi mengenai beban ekspektasi pada generasi muda, serta hambatan yang perlu diatasi seperti budaya kerja yang ketat, kendala bahasa, biaya hidup tinggi, dan perbedaan budaya.

Melalui kegiatan ini, FPCI USU berharap fenomena #KaburAjaDulu dapat dimanfaatkan secara positif oleh generasi muda Indonesia untuk mengembangkan keterampilan, membangun jejaring global, serta membanggakan negara di kancah dunia.

Acara ditutup dengan pemberian sertifikat kepada pembicara, sesi foto bersama, serta sesi quiz dan pembagian snack untuk peserta. FPCI Global Future Series III ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi peserta mengenai dinamika global serta peluang yang tersedia bagi pelajar dan profesional muda Indonesia.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *