Gaungkan Zero Waste Mahasiswa KKN Unram Kenalkan Maggot BSF

Foto bersama mahasiswa KKN dengan pemateri, peserta dan perangkat desa dalam pelaksanaan program zero waste di Desa Gili Indah (25/1/2024)
Foto bersama mahasiswa KKN dengan pemateri, peserta dan perangkat desa dalam pelaksanaan program zero waste di Desa Gili Indah (25/1/2024) (doc. pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa KKN PMD Unram, yang berada di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara telah melaksanakan program zero waste dengan menggelar sosialisasi mengenai maggot yang berasal dari lalat BSF (Black Soldier Fly). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa yang diikuti oleh masyarakat Desa Gili Indah (25/1/2024).

Desa Gili Indah adalah kawasan pariwisata yang terkenal dengan “Trip to 3 Gili Island” yang banyak dikunjungi para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, sampah masih menjadi permasalahan yang perlu perhatian khusus. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Unram melakukan sosialisasi mengenai maggot untuk membantu mengatasi masalah sampah, khususnya sampah organik.

Bacaan Lainnya

Sosialisasi ini dihadiri oleh para perangkat desa, yaitu Wardana selaku Kepala Desa, Muzakie selaku Sekdes, Kadus 3 Gili, FMPL dan Pemuda Desa, Gili Care. Diharapkan dari tamu yang telah hadir, dapat termotivasi untuk menerapkan kegiatan budidaya maggot.

Windu Fajar Arum selaku Manajer Ugotin yang menjadi pemateri menyampaikan, sosialisasi terkait maggot. Selama sosialisasi, para peserta sangat antusias untuk melihat seperti apa pembudidayaan maggot. “Seluas apa tempat yang dibutuhkan untuk mengembangkan maggot, dan bagaimana cara merawatnya?” tanya salah satu peserta.

“Anda tidak perlu memiliki lahan yang luas untuk memelihara maggot, cukup dengan ember atau baskom sudah bisa dijadikan tempat untuk menampung maggot. Lalu, cara merawatnya sangatlah mudah anda hanya perlu menyiapkan makanan yang sudah basi atau sisa bahan makanan yang ada di dapur, dan itu sudah cukup untuk mereka tumbuh dan berkembang,” tegas Windu selaku pemateri.

Ia melanjutkan, pemeliharaan maggot ini sangat bermanfaat untuk kebersihan lingkungan, terutama mengurangi polusi udara dari bau busuk sampah organik. Selain itu, maggot juga dapat mendatangkan uang bagi pemiliknya, maggot bisa dijadikan sebagai pakan hewan ternak seperti unggas dan sebagai pakan kucing dengan cara disangrai atau dioven terlebih dahulu.

“Tidak hanya itu, bahkan baby maggot (bibit maggot) juga bisa dijual jika ada pengusaha yang berniat berternak maggot. Terakhir, dari kotoran maggot tersebut bisa dijadikan sebagai pupuk organik. Dari pemeliharaan maggot, semuanya terpakai tidak ada yang terbuang,” tambahnya.

Tidak hanya pemaparan materi, mahasiswa KKN juga mengadakan sesi praktik budidaya maggot bersama peserta. Mulai dari pemindahan telur, menetasnya telur menjadi baby maggot (bibit maggot), fresh maggot (maggot yang usia 1–14 hari), pupa (maggot yang berhenti makan), pre pupa (maggot yang jadi kepompong), lalat BSF. Siklus perkembangan maggot ini hanya memakan waktu selama 45 hari sampai menjadi lalat BSF.

Diharapkan kegiatan ini sebagai awal untuk mengatasi sampah organik yang ada di Desa Gili Indah ini sehingga program zero waste bisa terealisasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *