Kramat, Krajan.id – Dalam upaya menciptakan desa yang lebih hijau, bersih, dan berdaya secara ekonomi, mahasiswa KKN Belajar Bersama Komunitas (BBK) 5 Universitas Airlangga menghadirkan program revolusioner bernama GEMA RIPAH (Gerakan Masyarakat Kurangi Sampah).
Program ini dilaksanakan di Desa Kramat, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, sebagai respons atas permasalahan limbah yang menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.
Program GEMA RIPAH bukan sekadar kampanye lingkungan biasa, melainkan sebuah ekosistem terpadu yang memadukan edukasi, eksekusi, dan inovasi dalam pengelolaan limbah.
Mahasiswa KKN BBK 5 Unair mendasarkan program ini pada kebutuhan nyata masyarakat, terutama terkait masalah limbah organik dan anorganik yang kerap mencemari lingkungan.
“Dulu saya menganggap sampah organik itu ya cuma sampah, bau, dan harus segera dibuang,” ujar Siti, salah satu warga Desa Kramat. Ungkapan ini mencerminkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap potensi limbah organik sebelum adanya program ini.
Transformasi Limbah Organik: Budidaya Maggot sebagai Solusi Berkelanjutan

Sampah organik yang sering kali dianggap tak berguna, justru menyimpan potensi besar sebagai sumber daya baru. Dalam program ini, tim KKN BBK 5 Unair mengenalkan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly atau BSF) sebagai solusi pengolahan limbah organik yang efektif dan bernilai ekonomi.
Maggot dikenal sebagai dekomposer alami yang mampu mempercepat proses biodegradasi, menghasilkan pupuk kompos berkualitas tinggi.
Selain menghasilkan pupuk organik, maggot yang telah dipanen juga dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi ternak dan tambak. Kandungan protein yang tinggi menjadikan maggot sebagai opsi pakan yang lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan pakan konvensional.
Dalam sinergi dengan inovasi Universitas Airlangga, maggot dikombinasikan dengan Biofeed, formula pakan yang meningkatkan efisiensi pertumbuhan ikan dan udang di tambak.
Budidaya maggot ini tidak hanya mengurangi volume sampah organik secara signifikan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Desa Kramat. Program ini menciptakan ekosistem bisnis berbasis lingkungan yang berkelanjutan.
Revolusi Limbah Anorganik: Ecobrick sebagai Alternatif Konstruksi Ramah Lingkungan

Limbah anorganik seperti plastik yang sulit terurai dikelola melalui metode ecobrick. Teknik ini mengubah sampah plastik menjadi bahan bangunan multifungsi. Dalam program GEMA RIPAH, mahasiswa KKN BBK 5 Unair mengajarkan masyarakat cara memadatkan limbah plastik ke dalam botol bekas, menciptakan blok bangunan yang dapat digunakan untuk konstruksi bangunan sederhana seperti kursi, meja, hingga dinding rumah ramah lingkungan.
Metode ini juga menjadi material edukatif yang digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah-sekolah desa tentang pengelolaan sampah, sekaligus membuka peluang usaha bagi warga dalam menciptakan produk inovatif dari ecobrick.
Dengan metode ini, limbah plastik yang semula menjadi ancaman ekosistem kini berubah menjadi aset berharga. Pendekatan ini sejalan dengan visi keberlanjutan yang diusung program GEMA RIPAH.
Eksekusi Kolaboratif: Membangun Kesadaran Kolektif untuk Masa Depan Berkelanjutan

Kunci keberhasilan GEMA RIPAH terletak pada partisipasi aktif masyarakat, yang diwujudkan melalui kerja sama strategis dengan Sekolah Perempuan Desa Kramat. Melalui sosialisasi, diskusi interaktif, dan praktik langsung, masyarakat diberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengelolaan sampah sejak dari sumbernya.
Setiap rumah tangga di Desa Kramat mulai menerapkan pemilahan sampah organik dan anorganik, serta melakukan budidaya maggot secara mandiri untuk mengolah limbah organik. Di sisi lain, penerapan metode ecobrick menjadi solusi untuk memanfaatkan sampah plastik secara optimal.
Langkah-langkah konkret ini berhasil meningkatkan kesadaran dan menciptakan perubahan perilaku kolektif. Pengelolaan limbah kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Desa Kramat.
Menuju Desa Kramat yang Mandiri, Hijau, dan Berdaya Ekonomi
GEMA RIPAH bukanlah program jangka pendek, melainkan fondasi bagi visi besar Desa Kramat sebagai desa mandiri dalam pengelolaan sampah. Dukungan dari akademisi, komunitas, dan pemerintah desa menjadi kunci keberhasilan program ini.
Dampak positif yang diharapkan meliputi pengurangan sampah yang berakhir di TPA, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengolahan sampah bernilai ekonomi tinggi.
Baca Juga: Babinsa Kawal Distribusi Beras Raskin di Pedalaman Papua, Pastikan Tepat Sasaran
Selain itu, program ini juga membuka peluang usaha berbasis lingkungan seperti peternakan maggot dan produksi ecobrick.
Koordinator Desa Kramat BBK 5 Unair, Satrio, menyatakan, “Sebuah peradaban dinilai bukan dari apa yang dibangun, tetapi dari bagaimana ia mengelola yang tersisa. GEMA RIPAH adalah bukti bahwa perubahan bukan hanya mimpi. Di tangan masyarakat, limbah bukan lagi kutukan, melainkan berkah. Ini bukan sekadar program, ini adalah manifestasi dari desa yang berdaulat atas lingkungannya sendiri.”
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, GEMA RIPAH tidak hanya menjadi gerakan, tetapi juga warisan perubahan bagi generasi mendatang. Dari Desa Kramat, untuk Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.