Inovasi Tim Efferisia PKM-RE UNS: Optimalisasi Kunyit Hitam dari Desa Pojok menjadi Granul Efferevescent untuk Mengendalikan Dislipidemia pada Diabetes Tipe II

Foto bersama Tim Efferisia PKM-RE UNS. (doc. pribadi)
Foto bersama Tim Efferisia PKM-RE UNS. (doc. pribadi)

Krajan.id – Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menyimpan potensi sumber daya lokal dengan adanya budidaya kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb. Secara morfologi tumbuhan ini memiliki rimpang berwarna hitam keunguan dan gelap.

Menurut hasil wawancara dengan petani setempat (pak Heru) pada musim panen, setiap kelurahannya dapat memproduksi 100 kg. Kadar kurkumin dari spesies ini lebih tinggi dibandingkan spesies kunyit lainnya. Kemudian mengacu pada penelitian ‘Aini et al (2023) Kurkumin dapat mengaktifkan PPAR γ (Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma) sehingga kadar glukosa darah menurun. Selain itu, flavonoid dan tannin dapat menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida.

Bacaan Lainnya

Mengetahui potensi tersebut, tim Efferisia PKM-RE UNS yang diketuai oleh Dina Kamilasari dengan anggota Putri Nurlita Sari, Selsa Devi Nugrahayu, Selsa Devi Nugrahayu dan Syaffana Nazhihah Putri serta didampingi ibu Dr. Meti Indrowati, S.Si., M.Si mengajukan proposal dengan fokus utama pada Studi In Silico dan In Vivo terhadap Potensi Metabolit Sekunder Kunyit Hitam yang berhasil memperoleh pendanaan.

PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa menjadi wadah bagi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk menuangkan gagasan dengan kreativitas dan sesuai dengan passion atau bidang yang dipelajari. Terdapat 8 bidang yang berkesempatan untuk mendapatkan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dan pihak Universitas, salah satunya bidang Riset Eksakta.

Inovasi ini berawal dari kajian literatur terkait tingginya kasus Diabetes Melitus yang berhubungan dengan Dislipidemia. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah kemudian diikuti kadar LDL (low density lipoprotein), kolesterol total, trigliserida dan penurunan HDL (high density lipoprotein). Di samping itu, pengobatan Diabetes Melitus dan dislipidemia masih dinilai memberikan efek samping dari sisi kesehatan serta harganya tergolong mahal.

“Granul Effervescent sendiri dipilih karena memiliki daya sensori lebih baik karena memberikan sensasi segar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk minum obat,” ungkap Dina Kamilasari.

Tampilan Granul effervescent. (doc. pribadi)
Tampilan Granul effervescent. (doc. pribadi)

Sebagai ketua tim, Dina menyampaikan hal-hal yang didapatnya dengan mengikuti program ini yang wajib dirasakan pula oleh Mahasiswa di Seluruh Indonesia.

“Melalui program ini, kami belajar banyak hal mulai dari pengetahuan terkait uji in silico, uji in vivo, tahap ekstraksi dan skrinning fitokimia. Selain itu, kami belajar bagaimana cara berkolaborasi, manajemen emosi diri, waktu dan menghadapi situasi dan kondisi dengan demikian dapat membentuk mental dan kepribadian.” jelasnya.

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi itu juga menyampaikan, memperoleh pendanaan dari Dikti dan Universitas merupakan sebuah kehormatan yang terus memacu semangat saya.

“Perjuangan ini tentunya tidak mudah, kami harus mau berkorban lebih termasuk waktu, tenaga dan pikiran. Dimulai dari tahap pencarian ide, kemudian penyusunan proposal dan pelaksanaan PKM itu sendiri. Informasi lebih lanjut keberjalanan riset kami dapat disimak di Instagram @efferisia,” tambah Dina.

“Setelah menjalankan PKM kami diarahkan untuk mempresentasikan hasilnya di PKP2 eksternal dan PKP2 Dikti yang akan berlangsung secara online,” Imbuhnya.

Tidak lupa, Dina mewakili tim Efferisia PKM-RE UNS juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait dan berharap penelitian yang sudah dilakukan memberikan dampak positif untuk dunia kesehatan.

“Terima kasih untuk Belmawa dan pihak UNSt yang telah memberikan bantuan dana untuk penelitian kami. Kemudian terima kasih juga kepada dosen pembimbing, laboran pendidikan Biologi dan Sub Lab Kimia UNS, teknisi hewan coba UPT UNS, PKM Center UNS, dan orang tua serta teman seperjuangan. Semoga penelitian ini dapat memberikan dampak baik untuk dunia kesehatan ke depannya dan dapat menjadi inspirasi untuk penelitian berikutnya,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *