KKN 19 UNS Bantu Tingkatkan Potensi Lokal dan Kualitas Madin Desa Wonoharjo

Foto Bersama: Mahasiswa KKN 19 UNS dengan santriwan(wati) serta pengurus Madin Bahrul Ulum Desa Wonoharjo. (doc. KKN 19 UNS)
Foto Bersama: Mahasiswa KKN 19 UNS dengan santriwan(wati) serta pengurus Madin Bahrul Ulum Desa Wonoharjo. (doc. KKN 19 UNS)

Krajan.id – Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah agenda rutin yang diterapkan oleh hampir setiap kampus di Indonesia, tak terkecuali Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menetapkan KKN sebagai mata kuliah wajib untuk program sarjana. Kelompok KKN UNS seringkali menargetkan daerah pedesaan yang dalam keberjalanan program kerjanya diharapkan mampu membangun desa terkait berdasarkan potensi yang dimiliki. Sebenarnya apa dampak KKN, baik untuk mahasiswa maupun desa tujuan?

Tentu bagi mahasiswa, KKN tak hanya memberikan dampak nilai pada hasil belajarnya dan sebagai penentu kelulusan, namun juga meningkatkan kehidupan sosialisasi dengan masyarakat luas agar tidak menjadi mahasiswa individualis. Sedangkan bagi desa tujuan, KKN ditargetkan mampu membantu masyarakat dengan pemecahan masalah, peningkatan kualitas hidup, pemberian layanan, hingga pemaksimalan potensi yang dimiliki.

Bacaan Lainnya

Desa Wonoharjo, Kemusu, Boyolali menjadi desa tujuan KKN 19 UNS yang dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih 45 hari. Mengusung tema optimasi potensi Desa Wonoharjo sebagai salah satu produsen minyak kayu putih di Indonesia, kelompok KKN 19 UNS berhasil melaksanakan Program Kerja (Proker) yang mampu merangkul warga desa.

“Pemaksimalan potensi minyak kayu putih, dilakukan oleh kelompok KKN 19 UNS dengan memanfaatkan sosial media. Didukung oleh keberadaannya sebagai desa wisata, Desa Wonoharjo diharapkan menjadi lebih hidup sebagai desa wisata sekaligus produsen minyak kayu putih melalui Proker KKN 19 UNS,” tulis Evan Zayyan dalam press release yang diberikan (15/3/2024).

Ia melanjutkan, Tak hanya fokus pada potensi desa, kelompok KKN 19 UNS juga ikut berperan aktif dalam organisasi masyarakat seperti kegiatan Madrasah Diniyah (Madin) atau yang sering dikenal sebagai TPA (Taman Pendidikan Al-Quran). Dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Putri Permatasari dan KKN 19 UNS diketuai oleh Imaduddin Muhammad Faiz (Teknik Mesin 2020).

“Kami juga berhasil menjalankan proker yang bersinggungan langsung dengan Madin Desa Wonoharjo dengan penanggung jawab Hamzah Hanafi (Sastra Daerah 2020) serta anggota Febrian Nugroho (Pendidikan Teknik Bangunan 2020), Evan Zayyan (Teknik Mesin 2020), Gideon Ezra Kambuaya (Agribisnis 2020), Desinta Yulyana Putri (Kimia 2020), Silvia  Nawandini (Kimia 2020 ), dan Wulida Rayhani (Kimia 2020),” jelasnya.

Mendukung keberjalanan dan antusiasme santriwan(wati) Madin Bahrul Ulum Desa Wonoharjo, Kelompok KKN 19 UNS membantu meningkatkan sarana prasarana penunjang pembelajaran.

“Pemanfaatan sarana tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas Madin sehingga santriwan(wati) menjadi lebih bersemangat dalam menuntut ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sarana yang dimaksud berupa papan tulis putih (whiteboard), tempat sampah, spidol, tinta refill spidol, rak Sepatu, sapu ijuk, serokan, hingga pengesat kaki,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *