KKN 232 UNS Gelar Sosialisasi Budidaya Hidroponik Rakit Apung Bersama KWT “Makmur” di Desa Kagokan

Foto bersama anggota KWT MAKMUR dalam pelatihan praktik budidaya tanaman hortikultura dengan sistem hidroponik rakit apung di Kebun KWT, Desa Kagokan
Foto bersama anggota KWT MAKMUR dalam pelatihan praktik budidaya tanaman hortikultura dengan sistem hidroponik rakit apung di Kebun KWT, Desa Kagokan

Desa Kagokan, Krajan.id – Kelompok KKN 232 Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan sosialisasi dan praktik budidaya tanaman hortikultura dengan metode hidroponik sistem rakit apung bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) “Makmur” di Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, pada Selasa (13/8/2024).

Acara yang berlangsung di kebun KWT “Makmur” ini disambut antusias oleh warga setempat, terutama para anggota KWT.

Bacaan Lainnya

Sosialisasi dan praktik ini merupakan salah satu program kerja Kelompok KKN 232 UNS yang dilatarbelakangi oleh potensi pertanian yang potensial serta tersedianya sumber air yang memadai dan berkualitas.

Kondisi ini merupakan suatu kelebihan yang perlu dikembangkan karena potensi pertanian yang memadai dapat dimanfaatkan kedepanya oleh masyarakat setempat sehingga inovasi teknologi baru juga perlu dilakukan guna menunjang potensi setempat, salah satu inovasi tersebut adalah praktek budidaya pertanian menggunakan hidroponik.

Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan lahan secara optimal dan meningkatkan hasil pertanian mereka.

Instalasi Hidroponik Rakit Apung (doc. Pribadi)
Instalasi Hidroponik Rakit Apung (doc. Pribadi)

Sistem budidaya tanaman hidroponik rakit apung yang diperkenalkan dalam sosialisasi dan praktik ini mampu memanfaatkan ruang secara maksimal. Teknologi ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh di atas permukaan air tanpa memerlukan penyiraman manual.

Baca Juga: KKN Kelompok 179 UNS Inisiasi Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana di Desa Jetak

“Sistem ini berbeda dengan metode hidroponik lainnya seperti NFT atau DFT, yang bergantung pada listrik untuk mengalirkan air. Sistem rakit apung tidak terpengaruh oleh gangguan kelistrikan karena tanaman terus teraliri air dari kolam secara alami,” tulis mahasiswa tim KKN 232 UNS dalam press release yang diberikan (9/9/2024).

Selain itu, sistem ini mendukung praktik pertanian organik, karena tanaman hortikultura yang dihasilkan tidak terpapar bahan kimia seperti pestisida. Metode ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat diterapkan di lahan yang terbatas.

Baca Juga: Kelompok 86 KKN UNS Kolaborasi dengan BPJS Ketenagakerjaan Gelar Penyuluhan Asuransi untuk Petani di Desa Gumeng

“Kami berharap melalui sosialisasi ini, anggota KWT dan warga Desa Kagokan dapat mengaplikasikan sistem hidroponik dengan baik untuk meningkatkan produksi pertanian lokal,” ujar Wisnu Satrio Raharjo, ketua kelompok KKN 232 UNS.

Ia juga menambahkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang sistem hidroponik akan membuka peluang baru dalam pengembangan pertanian di desa tersebut.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *