Krajan.id – Kebun Dawis Kenanga di Kelurahan Giriwono, Wonogiri telah menjadi contoh nyata upaya pemberdayaan desa melalui praktek perkebunan organik. Inisiatif ini sejalan dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), seperti mengakhiri kelaparan (Tujuan 2), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Tujuan 12), serta menjaga ekosistem darat (Tujuan 15). Namun, meski berlabel “organik”, kenyataan di lapangan menunjukkan masih adanya penggunaan pestisida kimia dalam proses budidaya di kebun ini.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi mahasiswa KKN Tim II UNDIP Tahun 2024 yang bertugas di wilayah tersebut. Mereka melihat adanya ketidaksesuaian antara tujuan awal perkebunan organik dan praktek yang dijalankan.
Salah satu mahasiswa KKN mengungkapkan, “Kami merasa perlu melakukan intervensi karena penggunaan pestisida kimia di Kebun Dawis tidak hanya merusak kualitas tanah, tetapi juga berpotensi menurunkan keanekaragaman hayati dan membahayakan kesehatan masyarakat sekitar.”
Sebagai solusi, mahasiswa KKN UNDIP menginisiasi pelatihan pembuatan biopori, biofungisida, dan bioinsektisida. Pelatihan ini diadakan pada Sabtu (10/8/2024), dan dihadiri oleh 28 orang anggota kelompok tani dan pengurus Kebun Dawis.
Bertempat di kediaman Ketua Kelompok Tani, Bapak Kasidi, pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya alam lokal secara berkelanjutan.
Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa KKN memulai dengan memperkenalkan konsep biopori. Biopori adalah lubang kecil di tanah yang dapat dibuat secara alami maupun buatan dan diisi dengan pipa paralon berlubang.
“Biopori bukan hanya sekadar lubang di tanah, tapi juga solusi multifungsi untuk pengelolaan sampah organik, pencegahan banjir, dan peningkatan kesuburan tanah,” jelas salah satu mahasiswa.
Proses pembuatannya melibatkan beberapa langkah, yaitu menggali tanah dengan bor khusus hingga kedalaman 50-100 cm, memasukkan pipa biopori, dan mengisi lubang dengan sampah organik.
Selanjutnya, mahasiswa mengajarkan cara membuat bioinsektisida menggunakan kulit bawang putih. “Kulit bawang putih mengandung allisin, aliin, dan minyak atsiri yang efektif sebagai penolak serangga. Bioinsektisida ini aman bagi lingkungan dan tidak meninggalkan residu kimia pada produk pertanian,” ujar salah satu mahasiswa yang memimpin sesi ini.
Proses pembuatannya sangat sederhana: rendam 85 gram kulit bawang putih dalam air selama dua hari, lalu encerkan air rendaman dengan air bersih dengan perbandingan 1:10 sebelum digunakan.
Mahasiswa KKN juga mengenalkan pembuatan biofungisida dengan memanfaatkan jamur Trichoderma sp. Fungisida ini merupakan alternatif alami yang efektif melawan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen, seperti penyakit blas.
“Jamur Trichoderma sp. memiliki sifat antagonis yang mampu melawan pertumbuhan jamur lain, sehingga dapat mengurangi dampak penyakit tanaman secara signifikan,” jelas seorang mahasiswa yang terlibat dalam pelatihan ini.
Menurut penelitian, jamur ini dapat menghasilkan enzim glukanase dan kitinase yang mampu menghancurkan dinding sel jamur patogen.
Selain memberikan pelatihan teknis, mahasiswa KKN Tim II UNDIP juga berupaya meningkatkan estetika Kebun Dawis dengan membuat name tag jenis tumbuhan, struktur organisasi kebun, serta mendokumentasikan sejarah kebun. Langkah ini bertujuan untuk menambah daya tarik kebun sebagai pusat edukasi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya praktek perkebunan yang berkelanjutan.
Melalui serangkaian kegiatan ini, mahasiswa KKN UNDIP berharap dapat menginspirasi masyarakat Kelurahan Giriwono untuk lebih peduli terhadap praktek perkebunan organik.
“Kami berharap pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memotivasi masyarakat untuk mulai berkebun secara organik,” ungkap seorang mahasiswa KKN. Ia menambahkan, “Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.”
Inisiatif ini juga mendapat respons positif dari masyarakat setempat. Bapak Kasidi, Ketua Kelompok Tani, menyatakan, “Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Semoga ke depan, kami bisa benar-benar menerapkan praktek berkebun organik di Kebun Dawis.”
Baca Juga: KKN Kelompok 106 UMBY Berikan Pelatihan dan Pengabdian Masyarakat di Desa Wisata Batur Berdikari
Gerakan Giriwono Gemilang yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN Tim II UNDIP tidak hanya berfokus pada aspek teknis perkebunan, tetapi juga pada pemberdayaan komunitas melalui peningkatan pengetahuan dan praktek berkebun yang lebih ramah lingkungan.
Dengan demikian, gerakan ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mewujudkan keberlanjutan di bidang perkebunan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Dosen Pembimbing Lapangan: Syachril Warasambi Mispaki, S.T., M.Eng.