Mahasiswa KKN UNDIP Gencarkan “Program Zero Stunting” di Desa Mlopoharjo untuk Cegah Stunting Sejak Dini

Sesi foto bersama dengan peserta ibu hamil, kader, dan petugas puskesmas pada program multidisiplin zero stunting. (doc. Pribadi)
Sesi foto bersama dengan peserta ibu hamil, kader, dan petugas puskesmas pada program multidisiplin zero stunting. (doc. Pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) Tim II Tahun 2024 menggelar program multidisiplin bertajuk “Program Zero Stunting: Pencegahan Stunting Dini di Desa Mlopoharjo.” Program ini bertujuan untuk mengurangi angka stunting di desa tersebut, mengingat stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang mendesak dan menjadi prioritas utama di Desa Mlopoharjo.

Bacaan Lainnya

Program dimulai pada (18/7/2024) dengan mengadakan penyuluhan yang dihadiri oleh ibu hamil dan kader posyandu. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memberikan edukasi tentang pentingnya pencegahan stunting sejak masa kehamilan.

“Kami mengedukasi para ibu hamil tentang pemenuhan gizi, pentingnya ASI eksklusif, dan cara menyusui yang benar,” ujar salah satu anggota Tim KKN.

Selain itu, mereka juga melatih para ibu hamil dalam pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta membagikan buku kumpulan resep bergizi yang disusun khusus untuk kebutuhan nutrisi ibu hamil.

Rangkaian kegiatan berlanjut pada 3-9 Agustus 2024 dalam kegiatan posyandu balita rutin, yang ditujukan kepada ibu menyusui dan orang tua balita. Para mahasiswa kembali memberikan penyuluhan mengenai pencegahan stunting.

Sesi foto bersama dengan orang tua balita dan kader pada program multidisiplin zero stunting. (doc. Pribadi)
Sesi foto bersama dengan orang tua balita dan kader pada program multidisiplin zero stunting. (doc. Pribadi)

“Kami menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang untuk pertumbuhan anak sejak dini, serta strategi pemberian MPASI yang efektif,” tambah anggota Tim KKN lainnya.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Infografis Kependudukan untuk Visualisasi Data Desa Kalijambe

Program ini diharapkan mampu menekan angka stunting di Desa Mlopoharjo, yang berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Wuryantoro, masih memiliki 13 kasus stunting pada anak berusia 0-59 bulan per Mei 2024.

Baca Juga: Mahasiswa TIM II KKN UNDIP Gelar Pelatihan Microsoft Excel untuk Tingkatkan Keterampilan Pemuda di Kelurahan Semanggi

Stunting menjadi perhatian nasional karena prevalensinya yang tinggi di Indonesia. Dengan adanya “Program Zero Stunting,” diharapkan Desa Mlopoharjo dapat menjadi desa yang bebas dari stunting di masa depan, serta berkontribusi dalam mencapai target nasional untuk menurunkan angka stunting menjadi di bawah 14% pada tahun 2024.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *