Mahasiswa KKN UNDIP Gencarkan Sosialisasi Gizi dan Budidaya Bayam Merah Untuk Cegah Stunting di Desa Jatingarang

Sesi foto bersama setelah pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Program Cegah Stunting. (doc. Pribadi)
Sesi foto bersama setelah pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Program Cegah Stunting. (doc. Pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jatingarang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, telah melaksanakan sosialisasi penting mengenai pencegahan stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk stunting serta cara-cara mengatasinya, terutama melalui perbaikan gizi dan budidaya bayam merah.

Stunting, atau gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan nutrisi jangka panjang, menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia mereka dan lebih rentan terhadap penyakit serta gangguan perkembangan. Kondisi ini memerlukan perhatian mendalam dan tindakan konkret agar generasi mendatang tidak terancam oleh dampak negatif stunting.

Bacaan Lainnya

Sosialisasi yang diadakan di rumah salah seorang warga ini dihadiri oleh sekitar 35 peserta, termasuk ibu muda, ibu hamil, dan ibu yang memiliki balita. Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh mahasiswa KKN UNDIP yang menjelaskan tentang stunting, penyebabnya, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa diterapkan.

Gendis Safira Ardana, salah satu mahasiswa KKN UNDIP, menjelaskan, “Kami ingin memberikan pengetahuan yang mendalam kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang tepat untuk anak-anak, terutama dengan memanfaatkan bayam merah. Bayam merah adalah sumber zat besi dan vitamin yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan mencegah stunting.”

Salah satu strategi yang disarankan dalam sosialisasi ini adalah budidaya bayam merah. Bayam merah kaya akan zat besi dan vitamin C yang penting untuk mencegah malnutrisi dan mendukung kesehatan anak.

“Kami berharap ibu hamil dan ibu yang memiliki balita dapat memanfaatkan bayam merah sebagai bagian dari diet sehari-hari atau sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI),” tambah Gendis.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para ibu di Desa Jatingarang akan lebih memahami pentingnya asupan gizi yang baik untuk anak-anak mereka dan dapat menerapkan langkah-langkah sederhana dalam pencegahan stunting.

Baca Juga: Mahasiswa Kukerta UNRI Kenalkan Ecobrick pada Lansia di Desa Kampung Baru

Melalui upaya kolektif ini, diharapkan angka stunting di desa tersebut dapat menurun dan generasi mendatang dapat tumbuh dengan sehat tanpa menghadapi masalah yang sama.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *