Mahasiswa KKN UNS Ubah Limbah Kertas Menjadi Cap Batik, Dorong Generasi Muda Desa Adiraja Lestarikan Budaya

Pelaksanaan program Pelatihan Pembuatan Cap Batik dari Limbah Kertas oleh Mahasiswa KKN UNS di Desa Adiraja. (doc. KKN 41 UNS)
Pelaksanaan program Pelatihan Pembuatan Cap Batik dari Limbah Kertas oleh Mahasiswa KKN UNS di Desa Adiraja. (doc. KKN 41 UNS)

Desa Adiraja, Krajan.id – Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, perhatian generasi muda terhadap budaya lokal, khususnya batik, kian berkurang. Banyak di antara mereka menganggap batik sebagai warisan budaya yang rumit dan sulit dipelajari, sehingga dikhawatirkan eksistensi batik akan semakin terancam.

Menyadari pentingnya pelestarian batik di kalangan anak muda, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam KKN Tematik UNS Kelompok 41 mengadakan program pelatihan pembuatan cap batik dari limbah kertas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat remaja terhadap batik, khususnya di Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Bacaan Lainnya
Hasil Cap Batik dari Limbah Kertas (27/07/24) . (doc. KKN 41 UNS)
Hasil Cap Batik dari Limbah Kertas (27/07/24). (doc. KKN 41 UNS)

Berdasarka press release yang diberikan pada (6/9/2024), pelatihan ini merupakan bagian dari program KKN Tematik UNS yang berlangsung di Desa Adiraja.

Kelompok KKN 41 UNS, yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Bapak Yayan Suherlan, S.Sn., M.Sn., melibatkan sebelas mahasiswa dari berbagai jurusan. Cindy Nain Pangestu (Ilmu Hukum) bertindak sebagai koordinator kelompok, bersama sepuluh anggota lainnya, termasuk Aisya Adanti Maharani (Ekonomi Pembangunan), Amanda Nabila Huzna (Akuntansi), Arina Mayang Fauna (Kriya Tekstil), Feby Marcela Silva Magno (Hubungan Internasional), dan lainnya.

Salah satu pengrajin batik yang masih aktif di Desa Adiraja adalah Batik Nata Wijaya, yang terkenal dengan motif Sido Selamet. Di bawah kepemilikan Ibu Supinah dan Bapak Nata Wijaya, Batik Nata Wijaya telah melakukan berbagai inovasi, mulai dari batik ecoprint hingga pemanfaatan mangrove sebagai pewarna kain.

Namun, kesuksesan Batik Nata Wijaya belum diikuti oleh minat generasi muda Desa Adiraja untuk terlibat dalam pelestarian batik.

“Melihat hal ini, kami berinisiatif untuk berkolaborasi dengan Batik Nata Wijaya, mengadakan pelatihan yang diharapkan mampu menumbuhkan ketertarikan generasi muda terhadap budaya batik,” tulis kelompok KKN 41 UNS.

Pelatihan berlangsung selama dua hari, yakni pada 27 dan 28 Juli 2024, diikuti oleh 12 peserta yang merupakan perwakilan dari setiap dusun di Desa Adiraja.

Pada hari pertama, (27/07/24) pelatihan diadakan di Balai Desa Adiraja dengan materi yang disampaikan oleh Arina Mayang Fauna, mahasiswa Kriya Tekstil UNS.

Arina memperkenalkan konsep dasar pembuatan cap batik dari limbah kertas dan menjelaskan manfaatnya. Setelah materi disampaikan, para peserta langsung mempraktikkan pembuatan cap batik dengan dipandu oleh Ibu Supinah, pemilik Batik Nata Wijaya.

Proses Pembuatan Cap Batik dari Limbah Kertas oleh Para Peserta (27/07/24) . (doc. KKN 41 UNS)
Proses Pembuatan Cap Batik dari Limbah Kertas oleh Para Peserta (27/07/24) . (doc. KKN 41 UNS)

Kegiatan berlanjut pada hari kedua, (28/07/24) di rumah produksi Batik Nata Wijaya. Para peserta mempraktikkan proses pengecapan pada kain mori menggunakan cap batik yang telah mereka buat sehari sebelumnya. Setelah itu, kain dicelupkan ke dalam pewarna yang dipilih oleh peserta masing-masing.

Proses Pengecapan Kain Batik oleh Para Peserta (28/07/24) . (doc. KKN 41 UNS)
Proses Pengecapan Kain Batik oleh Para Peserta (28/07/24) . (doc. KKN 41 UNS)

Proses berikutnya adalah melorod malam yang menempel pada kain, kemudian kain dibilas dan dijemur hingga kering. Hasilnya, para peserta berhasil menciptakan kain batik dengan desain cap buatan mereka sendiri.

Baca Juga: Kolaborasi SME FEB Unisma dan KSM-T Gelar Pelatihan dan Pendampingan UMKM Desa Ngadirejo

Keberhasilan pelatihan ini tampak dari antusiasme peserta, yang terdiri dari anak-anak hingga remaja. Mereka tidak hanya mengikuti setiap tahapan pelatihan dengan semangat, tetapi juga berinovasi dalam menciptakan motif-motif baru untuk cap batik mereka.

“Kami senang bisa terlibat dalam kegiatan ini dan belajar banyak tentang batik. Ternyata membuat batik bisa menggunakan bahan-bahan sederhana seperti limbah kertas,” ujar salah satu peserta.

Baca Juga: Mahasiswa Kukerta Universitas Riau Gelar Outbound Bersama Siswa dan Guru SDN 010 Sungai Undan untuk Peringati Hari Anak Nasional

“Melalui pelatihan ini, kami berharap agar semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa, khususnya di Desa Adiraja,” harap kelompok KKN 41 UNS.

Pelatihan ini tidak hanya menambah pengetahuan tentang batik, tetapi juga menginspirasi peserta untuk berkreasi dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *