Mengolah Sampah Jadi Rupiah Ala Bank Sampah Amanah

Hasil briket arang Bank Sampah Amanah yang mengolah sampah jadi rupiah
Hasil briket arang Bank Sampah Amanah yang mengolah sampah jadi rupiah. (doc. bantulkab)

Krajan.id – Sampah masih menjadi permasalahan yang serius yang harus dihadapi bersama. Namun berbeda dengan Bank Sampah Amanah di Dusun Besole, Kelurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan yang mampu mengolah sampah jadi rupiah dengan cara mengubah menjadi briket arang.

Bank Sampah Amanah sendiri sudah beroperasi selama satu tahun sebagai pusat pengolahan sampah di Dusun Besole. Namun, baru memulai produksi briket arang ini beberapa pekan terakhir.

Bacaan Lainnya

Bendahara I Bank Sampah Amanah, Warsinah, mengatakan bahwa ide pembuatan briket arang tersebut muncul usai mengikuti pelatihan pembuatan briket berbahan limbah kacang koro dari PT Pertamina pada Oktober 2023.

“Setelah mendapatkan bimbingan dan dukungan peralatan dari PT Pertamina, kami berinisiatif untuk membuat briket arang. Namun karena limbah kacang koro belum tersedia, kami saat ini menggunakan limbah batok kelapa muda yang mudah didapatkan,” ungkap Warsinah, pengurus Bank Sampah Amanah dikutip krajan.id dari situs resmi bantulkab pada Selasa, (7/11/2023). 

Warsinah menambahkan, limbah-limbah tersebut mereka dapatkan dari sejumlah warga dan para pedagang kelapa yang kemudian tidak memanfaatkannya. Limbah kelapa tersebut, dikumpulkan menjadi satu kemudian diproses sedemikian rupa hingga menjadi barang yang bernilai jual tinggi.

Dalam prosesnya, Warsinah menyatakan waktu yang dibutuhkan hampir satu jam untuk membakar 50 kilogram batok kelapa menjadi arang dengan suhu hingga 600 derajat.

Setelah itu, proses selanjutnya arang digiling menjadi bubuk kemudian dicampur perekat atau lem menggunakan tepung kanji agar bisa dicetak menjadi bentuk kubus briket arang.

Meski masih mengalami berbagai kendala dan baru dipasarkan untuk warga sekitar, para pengelola bank sampah ini tetap bersemangat mengolah sampah jadi rupiah mengembangkan usahanya.

Produksi briket arang saat ini, baru sekitar 20 hingga 50 kilogram setiap minggunya. 

Terkait proses pemasaran, Warsinah mengatakan bahwa untuk saat ini masih dibeli oleh sejumlah warga yang tinggal di sekitar Bank Sampah Amanah.

“Briket arang itu kami pasarkan dengan harga 16 hingga 20 ribu rupiah per kilogramnya,” katanya.

Biasanya, mereka membeli sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah maupun kompor gas untuk memasak.

“Briket arang ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya, nyala api berwarna biru, mirip seperti kompor gas, lebih hemat biaya, serta mengurangi penggunaan gas elpiji dan mengurangi sampah,” paparnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *