Nada dan Narasi: Transformasi Karya Sastra Puisi dalam Musik “Kepada Noor” oleh Panji Sakti

Ketika menyebut nama Bandung, banyak hal yang langsung terlintas di benak. Salah satunya adalah sosok Panji Sakti, seorang musisi jenius yang berhasil menciptakan warna baru dalam dunia musik Indonesia, khususnya lewat kemampuannya mengadaptasi karya sastra ke dalam bentuk musik.

Lahir pada 13 Januari 1976 di Kota Kembang, Panji Sakti — yang memiliki nama lengkap Panji Siswanto — telah menunjukkan bakatnya sejak duduk di bangku SMA Negeri 1 Cimahi. Saat itu, ia aktif di kegiatan ekstrakurikuler teater “Kacang” dan membentuk grup vokal akapela bernama X-One bersama Joeniar Arif dan Bowo Soulmate.

Bacaan Lainnya

Karya-karya Panji tidak hanya sebatas musik biasa. Arti cinta, kehilangan, kesakitan, dan rasa syukur kepada Sang Pencipta menjadi napas dalam lagu-lagu yang ia ciptakan dan nyanyikan. Suara khasnya yang lembut berpadu dengan aransemen musik yang emosional, menciptakan pengalaman mendalam bagi para pendengarnya. Beberapa lagu yang cukup dikenal antara lain “Sang Guru”, “Jiwaku Sekuntum Bunga Kemboja”, “Dia Danau”, dan tentu saja, “Kepada Noor”.

Pada tahun 2025, lagu “Kepada Noor” kembali mencuat dan viral di media sosial, khususnya TikTok. Banyak pengguna yang menggunakan lagu ini sebagai latar belakang video untuk mengungkapkan kerinduan kepada orang tercinta.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa lagu ini sebenarnya adalah adaptasi dari sebuah puisi karya Moh Syarif Hidayat. Puisi tersebut penuh dengan pesan tentang cinta, rindu, dan harapan yang mendalam. Musikalisasi puisi ini menjadi contoh nyata dari transformasi karya sastra yang berhasil menjangkau generasi baru.

Panji Sakti tidak sekadar mengubah puisi menjadi lagu, tetapi menghadirkan sebuah interpretasi baru yang memperkaya makna dari puisi aslinya. Dalam proses adaptasi ini, struktur puisi yang awalnya hanya berupa bait-bait liris tanpa iringan musik, diolah menjadi lagu dengan pola nada sederhana namun menyentuh.

Teknik pengulangan digunakan pada bagian tertentu untuk menekankan pesan, seperti pengulangan kata “Rindu” dan “Namamu”. Aransemen musik yang digunakan cukup minimalis, didominasi oleh petikan gitar akustik, yang memberikan ruang bagi kekuatan lirik untuk bersinar.

Makna puisi tidak mengalami perubahan signifikan, tetapi justru diperkuat. Jika saat dibaca puisi ini terasa seperti curahan hati yang dalam, maka saat dinyanyikan dengan suara Panji, pesan rindu yang ingin disampaikan menjadi lebih hidup. Misalnya, baris “Rindu adalah perjalanan mengurai waktu” yang mungkin saat dibaca terasa biasa, menjadi sangat menyayat hati ketika dinyanyikan dengan nada pelan dan penghayatan mendalam.

Beberapa bagian puisi memang disesuaikan agar cocok dalam format lagu, seperti memecah bait panjang menjadi potongan lirik yang lebih pendek. Tak hanya itu, Panji juga menambahkan improvisasi berupa gumaman atau nada-nada tanpa kata untuk mengisi jeda emosional, sebuah elemen musikal yang tidak ada dalam puisi aslinya. Hal ini menunjukkan bagaimana musik dapat memperluas daya jangkau emosi dari puisi itu sendiri.

Respons publik terhadap lagu ini sangat luar biasa. Di berbagai platform digital seperti YouTube, Spotify, dan TikTok, lagu ini berhasil menyentuh hati banyak orang. Komentar yang membanjiri kolom-kolom media sosial dipenuhi ungkapan perasaan dari pendengar yang merasa lagu ini mampu mewakili perasaan rindu mereka.

Bahkan banyak yang terkejut saat mengetahui bahwa lagu ini berasal dari puisi. Ini menunjukkan bahwa karya sastra seperti puisi dapat memiliki kekuatan yang besar ketika disampaikan dengan cara yang berbeda.

Tidak hanya bagi pecinta musik, lagu ini juga berdampak besar di kalangan pecinta sastra. Lagu “Kepada Noor” berhasil membuka mata publik, terutama generasi muda, bahwa sastra bisa dinikmati dalam bentuk yang lebih fleksibel.

Banyak yang mulai tertarik untuk mencari tahu lebih dalam tentang Moh Syarif Hidayat dan karya-karyanya. Bahkan, beberapa komunitas sastra online mengadakan diskusi khusus mengenai puisi ini dan proses musikalisasinya.

Fenomena ini memunculkan kesadaran baru bahwa musikalisasi puisi bukan hanya sebatas penggabungan seni musik dan sastra, tetapi juga menjadi jembatan antara dua dunia yang selama ini dianggap berbeda.

Musik memiliki daya jangkau luas, sementara sastra memiliki kedalaman makna. Ketika keduanya bersatu, lahirlah karya seperti “Kepada Noor” yang mampu menggerakkan hati, menyentuh jiwa, dan menghidupkan kembali apresiasi terhadap karya sastra.

Transformasi ini juga memberi pesan penting bahwa sastra tidak harus selalu dikemas dalam bentuk konvensional. Dengan kolaborasi lintas media, seperti musik dan teknologi digital, karya sastra dapat menjadi lebih hidup dan dekat dengan masyarakat.

Ini membuka ruang baru bagi para penulis dan musisi untuk berinovasi dalam menyampaikan pesan-pesan mendalam dengan cara yang lebih inklusif dan mudah diterima oleh khalayak luas.

Lagu “Kepada Noor” menjadi simbol bagaimana kolaborasi lintas disiplin bisa menghasilkan karya yang berdampak, tidak hanya secara artistik tetapi juga emosional dan kultural. Dalam dunia yang semakin cepat dan serba digital, karya ini menjadi oase yang menenangkan—mengajak pendengar untuk sejenak merenung, mengingat, dan merasakan.

Lebih dari sekadar viralitas, lagu ini menyentuh sisi paling manusiawi dari setiap pendengarnya: kerinduan, cinta, dan harapan. Di saat banyak lagu populer hanya berfokus pada irama yang menyenangkan, Panji Sakti menghadirkan sesuatu yang berbeda—musik yang merasuk, menggugah, dan penuh makna. Ia membuktikan bahwa musik bisa menjadi media penyampai sastra yang sangat efektif.

Kolaborasi antara Panji Sakti dan Moh Syarif Hidayat melalui “Kepada Noor” adalah bukti bahwa puisi tidak pernah mati. Ia hanya berubah bentuk, meresapi zaman, dan menemukan jalannya sendiri menuju hati pendengarnya. Sebuah transformasi yang bukan hanya indah, tetapi juga berani dan inspiratif. “Kepada Noor” bukan sekadar lagu, ia adalah pertemuan antara kata dan nada yang menyatu dalam keindahan abadi


Daftar Pustaka

  • Kartika, Y. (2024). Viral di TikTok, Berikut Lirik Lagu ‘Kepada Noor’ Milik Panji Sakti. Diakses dari https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/hiburan/pr-1486692791/viral-di-tiktok-berikut-lirik-lagu-kepada-noor-milik-panji-sakti?page=all
  • Kumparan. (2024). Makna Lagu ‘Kepada Noor’ Karya Panji Sakti. Diakses dari https://kumparan.com/berita-terkini/makna-lagu-kepada-noor-karya-panji-sakti-23n6ab8omMZ/full
  • Putri, U. I. (2024). 13 Fakta tentang Panji Sakti, Musisi yang Lagunya Viral di TikTok, Bakat Menulisnya Sejak di SMAN 1 Cimahi! Kabar Priangan. Diakses dari https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/hiburan/pr-1486702555/13-fakta-tentang-panji-sakti-musisi-yang-lagunya-viral-di-tiktok-bakat-menulisnya-sejak-di-sman-1-cimahi
  • Ramailua. (2023). Mengenal Panji Sakti Melalui ‘Kepada Noor’ dengan Kajian Semiotik. Kompasiana. Diakses dari https://www.kompasiana.com/ramailua/647e43b282219945d14e3632/mengenal-panji-sakti-melalui-kepada-noor-dengan-kajian-semiotik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *