Paterongan, Krajan.id – Kelompok 33 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berhasil menghadirkan inovasi dalam pengolahan hasil tani melalui program pengabdian masyarakat di Desa Paterongan, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.
Kegiatan yang berlangsung pada (14/1/2025) ini melibatkan empat mahasiswa sebagai penanggung jawab, dengan bimbingan Mashudah Sabilaturrizqi, dosen pembimbing lapangan. Inovasi ini bertujuan untuk mengolah panen melimpah buah sukun menjadi keripik sukun bernilai jual tinggi, yang sekaligus meningkatkan pendapatan warga desa.
Selama ini, sukun kerap dijual mentah dengan harga rendah meskipun memiliki potensi besar jika diolah. Menyadari peluang ini, Kelompok 33 mengadakan sosialisasi dan pelatihan intensif bagi warga desa mengenai pentingnya pemanfaatan hasil tani secara inovatif.
Sosialisasi ini diikuti dengan pelatihan yang mengajarkan langkah-langkah membuat keripik sukun, mulai dari memilih sukun yang belum matang, mengupas dan mencuci, mengiris tipis, merendam dalam air gula, menggoreng hingga kuning keemasan, meniriskan, hingga mengemas produk.
Baca Juga: Peran Mahasiswa KKN UTM dalam Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Dusun di Paterongan
“Melalui sosialisasi ini, kami ingin menyadarkan masyarakat tentang nilai lebih dari hasil tani mereka jika diolah secara kreatif. Kami berharap ilmu ini bisa diterapkan secara mandiri,” ujar Farid Al Farizi, Koordinator Kelompok 33.
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Ibu Ani, salah seorang petani sukun, menyampaikan antusiasmenya terhadap inisiatif ini.
“Program ini tidak hanya meningkatkan penghasilan, tetapi juga mempererat hubungan warga karena mereka kini bekerja sama dalam produksi dan pemasaran keripik,” ungkapnya.
Keberhasilan program ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dan pendekatan partisipatif dapat mengubah hasil tani lokal menjadi produk unggulan. Kini, keripik sukun Desa Paterongan menjadi simbol kebanggaan desa, menunjukkan bahwa potensi lokal dapat memberikan dampak besar jika dikelola dengan baik.
Lebih dari itu, program ini memiliki potensi untuk diadopsi oleh desa-desa lain, menciptakan jaringan kolaborasi dalam industri pangan lokal.
Dengan pemasaran yang tepat, keripik sukun dari Desa Paterongan tidak hanya menjadi produk unggulan desa, tetapi juga inspirasi bagi daerah lain untuk mengoptimalkan sumber daya lokal mereka. Pengembangan potensi lokal seperti ini diharapkan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.