Penanaman 450 Bibit Pohon oleh Mahasiswa KKN Unram di Pringgajurang Utara

Penanaman pohon oleh KKN Unram bersama masyarakat Dusun Otak Kokok, Desa Pringgajurang Utara
Penanaman pohon oleh KKN Unram bersama masyarakat Dusun Otak Kokok, Desa Pringgajurang Utara. (doc. pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa KKN Universitas Mataram (Unram) bersama sejumlah pejabat daerah setempat melaksanakan penanaman bibit-bibit pohon di Desa Pringgajurang Utara, Kecamatan Monton Gading, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Rabu (10/1/2024).

Sebanyak 450 bibit pohon telah ditanam sebagai langkah mengurangi risiko bencana, khususnya tanah longsor. Penanaman ratusan pohon ini merupakan salah satu program kegiatan KKN Unram. Penanaman tersebut secara simbolis diresmikan oleh Kepala Dusun Otak Kokok, Hirman Zohri.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, Universitas Mataram melepas 1.775 mahasiswa KKN bertema Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD), Desa Tangguh Bencana (KKN Destana), dan KKN Internasional periode semester gasal Desember-Januari 2023/2024, di lapangan Rektorat Unram pada Selasa (19/12/2023).

Mahasiswa KKN periode Desember-Januari 2023/2024 tersebut tersebar di 179 desa di Pulau Lombok. Dengan rincian penempatan meliputi 252 mahasiswa ditempatkan di 25 desa di Lombok Barat, 272 mahasiswa yang tersebar di 27 desa di Lombok Utara, 797 mahasiswa yang tersebar di 81 desa di Lombok Timur, dan 454 mahasiswa tersebar di 46 desa di Lombok Tengah.

Periode KKN ini lebih spesial dari biasanya karena mengangkat tema strategi yaitu KKN tema khusus Desa Tangguh Bencana (Destana) diikuti oleh 300 mahasiswa yang terbagi dalam 30 kelompok kegiatan di 30 desa rawan bencana dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dan edukasi tentang praktik terbaik mitigasi dan adaptasi bencana.

Tema-tema lain dalam KKN Unram periode ini disusun berdasarkan hasil identifikasi dan survei yang dilaksanakan oleh kelompok KKN dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), meliputi tema Pertanian Berkelanjutan, Sanitasi dan Lingkungan, Energi Hijau, Pemberdayaan UMKM dan lain-lain, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas yang dipilih bersama masyarakat desa.

“Bukan tanpa alasan sebuah tema Desa Tangguh Bencana diambil oleh KKN Unram saat ini. Ini karena sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat dilanda kurang lebih 13 jenis bencana, baik bencana alam dan bencana non alam. Seperti bencana gempa bumi beberapa tahun lalu yang mengakibatkan 250.000 bangunan perumahan rusak, ditambah lagi musibah Covid-19 yang berdampak luar biasa pada perekonomian, sehingga melalui KKN ini mahasiswa akan melakukan pemetaan potensi bencana, perencanaan penanganan bencana dan pelatihan tentang manajemen bencana dan bagaimana membantu masyarakat mulai dari sebelum terjadi bencana, ketika terjadi bencana dan pasca terjadi bencana,” demikian diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, Ahmadi yang mengaku antusias dan menyambut baik tema KKN Unram kali ini dalam perayaannya di pelepasan mahasiswa KKN.

Karena itulah mahasiswa KKN yang berlokasi di Pringgajurang Utara, Lombok Timur ini mengaplikasikan program kerja mereka dengan melakukan penanaman sejumlah bibit di lokasi Dusun Otak Kokok.

Hal ini karena sejumlah titik di Lombok Timur tergolong rawan banjir dan longsor terutama sekali melihat topografi lokasi KKN tersebut yang berbukit-bukit dengan kondisi lahan yang sebagian besarnya sudah gundul sebagai konsekuensi aktvitas pembukaan lahan oleh masyarakat sekitar.

Pemerintah setempat memang telah memperingatkan musim penghujan ini masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan adanya bencana yang akan terjadi, baik berupa bencana banjir, tanah longsor dan lainnya.

Pasalnya, sebanyak lima kecamatan di Kabupaten Lombok Timur dipetakan sebagai wilayah yang rawan terjadinya bencana longsor dan banjir bandang. Di antaranya Kecamatan Montong Gading, Sambelia, Sembalun, Pringgabaya dan Kecamatan Sikur.

Seperti dikutip dari Suara NTB, bahwa lima kecamatan tersebut perlu sedini mungkin dalam antisipasi musibah banjir bandang dan tanah longsor. Kepala Bidang Kedaruratan dan Urusan Logistik pada BPBD Lombok Timur. Lalu Rusnan, mengungkapkan alasan dipetakannya lima kecamatan itu rawan banjir dan tanah langsor karena letak geografis di dataran tinggi yang banyak tebing dan jurang di sisi lain air sungainya berhubungan dengan hulu air yang langsung dari gunung.

Pemda Lombok Timur memang juga telah berupaya mengurangi risiko terjadinya bencana di antaranya dengan melakukan normalisasi pengerukan sungai di sejumlah titik sehingga daya tampungnya menjadi besar guna mencegah air meluap ke pemukiman.

Masyarakat dan pemerintah desa juga diimbau agar aktif membersihkan sampah yang terdapat di gorong-gorong saluran irigasi. Bencana tanah longsor memang perlu diantisipasi, mengingat kondisi tanah saat ini cukup labil menyebabkan dampak gempa serta terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Hal tersebut dapat berdampak pada potensi penguatan udara karena tidak adanya penyangga dan penyerap udara.

Selain memasang alat deteksi tanah longsor oleh BPPD Lotim di sejumlah titik, diperlukan juga partisipasi masyarakat mengantisipasi longsor dengan cara melakukan penanaman pohon di sejumlah area rawan longsor. Seperti yang telah dilakukan mahasiswa KKN Unram ini.

“Alasan utama diadakannya penanaman 450 bibit pohon ini adalah dalam rangka pemeliharaan mata air dan mengurangi risiko terjadinya tanah longsor,” kata Lalu Wangsa Aryaguna, Ketua KKN Pringgajurang Utara.

Turut hadir dalam kegiatan penamaman bibit pohon tersebut antara lain Kawil Galih Utama, Abdul Aziz dan sejumlah Kepala Dusun Pringgajurang Utara, Monton Gading.
Sumber bibit diperoleh dari BPDAS Dodokan Moyosari, Lombok timur. Adapun bibit yang ditanam adalah Sengon dan Kelor. Penanaman dilakukan oleh sekitar 52 peserta terdiri dari pemuka masyarakat, Kepala Dusun, siswa SDN 1 Pringgajurang, KKN IAIH NW Lombok Timur, Pemuda Dusun Pengengat, dan mahasiswa KKN PMD Unram sendiri. Cara penanaman dilakukan dengan jarak tiap galian 5×5 meter. Mereka menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul dan ember yang disediakan oleh anggota masyarakat setempat.

Kendala yang dihadapi adalah jalan menuju lokasi tidak bisa dilalui oleh mobil pick up sehingga bibit dibawa menggunakan motor. Meski demikian, mereka tetap bersemangat demi mewujudkan desa bebas longsor.

“Semoga kegiatan ini dapat mengurangi terjadinya tanah longsor dan dapat menjaga mata air yang dapat dimanfaatkan oleh desa masyarakat Pringgajurang Utara,” demikian harapan Kepala Dusun Otak Kokok, Pringgajurang Utara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *