Sejarah Kodifikasi Al-Quran: Usaha Pertama Pengabadian Al-Quran

Ilustrasi
Ilustrasi

Pemeliharaan pertama Al-Quran selain dilakukan pada masa nabi juga diusahakan secara resmi pertama kali oleh Abu Bakar as-Shiddiq. Pada masa Abu Bakar as-shiddiq telah terjadi konflik perihal penulisan Al-Quran yang menjerumuskan khalifah Ustman bin Affan. Akan tetapi, pada masa khalifah Umar bin Khattab semua lembaran-lembaran yang berisi wahyu Allah SWT, telah dikumpulkan menjadi satu.

Dalam masa khalifah Utsman bin Affan semua menjadi sempurna dari 1 kata menjadi beberapa kata yang akhirnya menjadi sebuah tulisan yang berbahasa arab dalam merangkai semua ini sahabat Utsman bin Affan tidak sendirian melainkan ditemani oleh beberapa sahabat yang setia membantu Utsman bin Affan. 

Bacaan Lainnya

Nama-nama sahabat beliau diantaranya : Zaid bin Tsabit, Said bin Ash, Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam sahabat-sahabat ini sangat membantu Utsman bin Affan dalam merancang dan melakukan kodifikasi Al-Quran pada masa itu, sehingga dapat dicantumkan dalam 1 mushaf.

Kodifikasi merupakan suatu himpunan dengan berbagai peraturan yang menjadi undang-undang, pencatatan norma yang dihasilkan oleh pembakuan dalam tatanan bahasa seperti pembentukan istilah, Pedoman lafal, pedoman ejaan dan penyusunan kitab perundang-undangan.

Maksud dari kodifikasi ini adalah penulisan ayat-ayat atau kalimat-kalimat Al-Quran yang sedang mengalami perkembangan yang pesat dan penyempurnaan yang terus berjalan dari waktu ke waktu hingga pada akhirnya munculah Kalamullah sampai detik ini. Dalam mengembangkan penulisan Al-Quran ini tidaklah mudah yang harus memakan waktu dan pikiran yang sangat banyak.

Karena pada dasarnya Al-Quran diturunkan dalam berbahasa arab maka perlu dilakukan kodifikasi Al-Quran sangatlah penting hukumnya untuk orang non-arab agar mereka dapat membacanya dengan baik dan benar serta bisa lebih mudah dipahami oleh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia terutama di Indonesia.

Pada masa khalifah Abu Bakar as-Shiddiq telah terjadi perdebatan yang diawali oleh sahabat Umar bin Khattab yang mengusulkan kepada Abu Bakar as-Shiddiq perihal pengumpulan dan penulisan Al-Quran dengan alasan para penghafal banyak yang gugur dalam peperangan pada saat itu. Namun sahabat Umar bin Khattab terus memaksa khalifah Abu Bakar as-Shiddiq agar segera melakukanya.

Baca Juga: Relevansi Budaya Timur Tengah dalam Ta’lim Muta’allim di Nusantara Kini

Namun Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq tidak mau melakukanya karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah memiliki pemikiran seperti itu dan tidak pernah menyuruh siapapun untuk melakukanya akan tetapi pada akhirnya Abu Bakar pun bersedia dan berkomitmen untuk melakukan pengumpulan Al-Quran dan memulainya dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai ketua, karena pada saat Rasulullah masih hidup zaid bin tsabit yang dipandang sebagai orang yang paling berkomitmen dalam penulisan Al-Quran.

Pada saat Nabi Muhammad SAW masih hidup persoalan terkait dengan penulisan Al-Quran memang sangat jarang diperdebatkan, karena setiap ada persoalan yang mencakup penulisan Al-Quran langsung dikembalikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Namun setelah Rasulullah wafat mulai benar-benar urgen untuk dikodifikasi. Setelah itu, pada masa khalifah Abu Bakar as-Shiddiq penulisan Al-Quran sudah mulai dikumpulkan dan ditulis diberbagai tempat seperti Daun lontar, Tulang-tulang unta, lemberan kulit hewan dan di pelepah kurma, Namun problematika masih berlanjut pada masa khalifah Ustman bin Affan, yaitu mengenai bacaan Al-Quran.

Dan akhirnya khalifah Utsman membentuk panitia untuk membukukan Al-Quran dengan tujuan yang sangat mutlak yaitu meminimalisir perbedaan diantara suku-suku yang ada dikawasan arab sehingga, dapat menjadi pegangan mushaf dan menjadi kesatuan dalam memahami kalamullah dari segi makna maupun dari segi makna.

Pada intinya Al-Quran adalah sebagai kalamullah yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dan Al-Quran sudah sejak dulu menggunakan Bahasa Arab dan pada zaman Rasulullah pengumpulan Al-Quran telah muncul yang diperantarai oleh Malaikat Jibril akan tetapi, telah terjadi perdebatan mengenai penulisan Al-Quran yang terjadi pada masa khalifah Abu Bakar as-Shiddiq.

Baca Juga: Menelaah Pemikiran Al-Farabi: Bagaimana Negara yang Ideal?

Pada hakikatnya untuk saat ini telah banyak para penghafal Al-Quran yang telah berhasil menghafalkan ayat-ayat Al-Quran dimulai dari menghafal bahkan sampai mengamalkanya. Menghafal Al-Quran adalah suatu hal yang sangat sakral karena seseorang yang telah menghafal Al-Quran akan dijadikan sebagai keluarganya Allah SWT.

Sehingga pada saat proses menghafalkan Al-Quran adapun kata-kata motivasi yang menambah rasa semangat dalam menghafal Al-Quran yaitu “Buatlah orang tuamu menangis karena keberhasilanmu dan janganlah membuat orang tuamu menangis karena kegagalanmu” sehingga seseorang akan merasakan betapa indahnya menjadi seorang penghafal Al-Quran yang akan memberikan sebuah mahkota kehormatan kepada kedua orang tua di akhirat nanti.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *