Solusi Redam Urbanisasi Lewat Desa Wisata: Peran Strategis Pemerintah dan Generasi Muda

Anggota Komisi VII DPR Andika Satya Wasistho. (doc. Istimewa)
Anggota Komisi VII DPR Andika Satya Wasistho. (doc. Istimewa)

Jakarta, Krajan.id – Fenomena urbanisasi yang terus meningkat menandakan adanya kesenjangan pembangunan antara kawasan perkotaan dan pedesaan. Dalam konteks ini, pengembangan desa wisata dinilai sebagai salah satu solusi jangka panjang yang tidak hanya mampu menahan laju perpindahan penduduk ke kota, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi berbasis potensi lokal.

Anggota Komisi VII DPR RI, Andika Satya Wasistho, mengungkapkan pentingnya dukungan nyata dari pemerintah dalam memperkuat sektor desa wisata sebagai strategi nasional.

Bacaan Lainnya

Desa wisata adalah kunci bagi desa untuk bertahan dan berkembang. Ia bukan hanya destinasi, tapi juga ruang hidup masyarakat yang menggabungkan budaya, lingkungan, dan ekonomi,” ujar Andika dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, (24/4/2025).

Menurut legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah I itu, ketimpangan pembangunan membuat desa tertinggal dalam berbagai aspek, sehingga mendorong masyarakatnya untuk mencari peluang di kota. Padahal, dengan pendekatan berbasis potensi lokal, desa memiliki peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan menjaga identitas budaya.

Andika menyoroti bahwa generasi milenial dan Gen Z memiliki posisi strategis dalam mengembangkan desa wisata, terutama melalui pemanfaatan teknologi digital. “Anak-anak muda kita punya kreativitas luar biasa. Dengan media sosial, mereka bisa menjadikan potensi lokal sebagai produk wisata kelas dunia,” ujarnya.

Ia menambahkan, tren pariwisata saat ini mengalami pergeseran dari sekadar rekreasi menjadi pencarian pengalaman otentik. Desa wisata dengan kekayaan alam dan budayanya memiliki nilai jual tinggi di mata wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, untuk bisa bersaing, desa-desa tersebut harus mampu memanfaatkan transformasi digital secara maksimal.

Baca Juga: Kelola Kehadiran dan Hitung Lembur Lebih Mudah dengan GajiHub, Solusi Tepat untuk HR Modern

“Digitalisasi adalah kebutuhan, bukan lagi pilihan. Mulai dari promosi online, sistem pemesanan penginapan, sampai transaksi produk UMKM, semuanya perlu sistem yang efisien dan modern,” jelasnya.

Menurut Andika, keberhasilan desa wisata membutuhkan ekosistem kolaboratif yang melibatkan masyarakat, pemerintah, pelaku industri, dan akademisi. Pemerintah harus hadir bukan hanya sebagai regulator, tetapi juga fasilitator dan akselerator.

“Kalau kita ingin desa-desa kita maju, maka harus dibangun ekosistem yang berkelanjutan. Teknologi ada, kreativitas tumbuh, tapi semua itu perlu perhatian serius dari negara agar tidak berhenti di tengah jalan,” tegas politisi Partai Golkar itu.

Dalam konteks ini, Andika menekankan pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia desa, penyediaan infrastruktur penunjang, dan insentif bagi pelaku usaha pariwisata desa. Ia berharap program-program kementerian terkait dapat lebih sinkron dan responsif terhadap kebutuhan lapangan.

Baca Juga: Mendes Yandri Dorong Pengelolaan Situ Cibeureum Jadi Desa Wisata Berbasis Masyarakat

Pengembangan desa wisata digital bukan hanya berdampak pada peningkatan ekonomi lokal, tetapi juga menjaga kelestarian budaya dan lingkungan. Model wisata berbasis komunitas seperti ini dinilai lebih berkelanjutan karena melibatkan masyarakat sebagai subjek utama, bukan sekadar objek wisata.

Dengan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif, desa wisata bisa menjadi jawaban konkret untuk mengatasi tantangan urbanisasi, sekaligus membuka jalan menuju pembangunan yang lebih adil dan merata.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *