Tahun Baru Islam, 1 Muharram, tidak hanya merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam, tetapi juga menjadi momentum yang dirayakan dengan penuh suka cita di berbagai belahan dunia. Di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, tradisi pawai menyambut 1 Muharram telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan tersebut, menciptakan nuansa kebersamaan dan kebahagiaan yang mendalam.
1 Muharram menandai peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa ini bukan hanya menjadi tonggak sejarah Islam tetapi juga menjadi awal perhitungan kalender Hijriyah yang dimulai pada masa Khalifah Umar bin Khattab R.A. Sejak saat itu, tahun baru Islam selalu diperingati dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.
Di Dawarblandong sendiri, tradisi pawai dalam menyambut Tahun Baru Islam dimulai sejak tahun 2011 dan telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Pawai ini tidak hanya sekedar arak-arakan, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Selain sebagai pengingat akan hijrahnya Nabi Muhammad, pawai ini juga menjadi ajang meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT, memperbaiki diri, dan memperkuat tali persaudaraan antar umat Islam.
Pawai di Dawarblandong diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari anak-anak TPQ, organisasi banom NU seperti Fatayat, Banser, Ansor, hingga seluruh warga desa. Dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan seperti sepur kelinci, pickup, dan sepeda motor, peserta pawai mengelilingi seluruh desa dengan tertib dan diiringi alunan sholawat.
Pemerintah daerah dan pihak kepolisian turut serta dalam menjaga kelancaran acara ini, memastikan pawai berlangsung aman dan tertib. Selain itu, di akhir pawai, peserta diberikan kupon untuk undian doorprize yang menambah semarak suasana.
Pawai 1 Muharram di Dawarblandong tidak hanya menjadi simbol kebahagiaan dalam merayakan tahun baru Islam, tetapi juga bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah SWT.
Para tokoh agama setempat, terutama MWC NU, berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini agar terus berlanjut dan diwariskan kepada generasi mendatang. Dukungan dari pemerintah daerah juga sangat penting dalam upaya mengenalkan budaya Islam kepada masyarakat luas, terutama generasi muda.
Baca Juga: Perayaan Grebeg Suro Ponorogo : Harmoni Kebudayaan Lokal dan Nilai-Nilai Islam
Seiring perkembangan zaman, tradisi pawai ini terus menarik perhatian publik, terutama generasi muda. Mereka tidak hanya menjadi peserta aktif, tetapi juga belajar memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan tahun baru Islam. Dengan demikian, pawai ini menjadi salah satu cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai Islam dan memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, tradisi pawai 1 Muharram di Dawarblandong menjadi bukti bahwa budaya dan nilai-nilai keagamaan dapat dijaga dan dilestarikan di tengah perubahan zaman. Semoga tradisi ini terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi generasi selanjutnya.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03
Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.