Atasi Keterbatasan Lahan Pertanian, Mahasiswa KKN UNS Kelompok 11 Ajak Warga Manfaatkan Sampah untuk Pembuatan Hidroponik dan Pupuk Kompos

Edukasi dan pelatihan menanam tanaman sayur menggunakan Hidroponik (doc. Kelompok 11 KKN UNS)
Edukasi dan pelatihan menanam tanaman sayur menggunakan Hidroponik (doc. Kelompok 11 KKN UNS)

Kelurahan Ngelo, Krajan.id – Kelurahan Ngelo di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, dihadapkan pada tantangan keterbatasan lahan pertanian yang signifikan. Selain itu, pengelolaan limbah sampah rumah tangga, khususnya sampah organik dan anorganik, masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera diselesaikan di kelurahan ini.

Melihat kondisi tersebut, Kelompok 11 KKN Tematik UNS hadir dengan program inovatif yang bertujuan mengatasi keterbatasan ini. Mereka memperkenalkan sistem pertanian hidroponik sederhana yang memanfaatkan limbah galon air dan pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos, sebagai solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pengelolaan limbah di lingkungan Kelurahan Ngelo.

Bacaan Lainnya

“Mengingat Kelurahan Ngelo bukan merupakan daerah pertanian, program ini diharapkan dapat membantu warga dalam menghasilkan produk pangan mandiri melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Hidroponik tidak menggunakan media tanah, melainkan air. Instalasi hidroponik juga dapat dilakukan secara sederhana dengan memanfaatkan botol, galon bekas, atau limbah gelas plastik,” jelas Adelia Dita, penanggung jawab program kerja.

Pembuatan instalasi Hidroponik sederhana dari galon bekas. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)
Pembuatan instalasi Hidroponik sederhana dari galon bekas. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)

Pelatihan pembuatan pupuk kompos dan hidroponik dilaksanakan pada dua kesempatan, yakni Senin (15/07/2024) dan Jumat (26/07/2024), yang berlokasi di rumah Ketua POKJA dan rumah Ketua RW 01 Kelurahan Ngelo. Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu dan anggota karang taruna setempat sebagai peserta.

Pelatihan ini tidak hanya fokus pada pengenalan dan teori, tetapi juga praktik langsung pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan pemanfaatan sampah anorganik untuk instalasi hidroponik.

Sesi pelatihan diawali dengan pemaparan materi mengenai dasar-dasar pembuatan pupuk kompos dan budidaya tanaman hidroponik. Materi yang disampaikan meliputi penjelasan umum mengenai kompos dan hidroponik, kelebihan dan kekurangannya, alat dan bahan yang dibutuhkan, serta tahapan-tahapan dalam proses pembuatan.

Penyampaian materi budidaya dengan metode Hidroponik. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)
Penyampaian materi budidaya dengan metode Hidroponik. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)

Peserta pelatihan kemudian diajak untuk mempraktikkan pembuatan kompos, dimulai dengan cara membuat alat pengompos dari drum bekas. Warga diajak mengumpulkan dan memilah sampah organik, yang kemudian dimasukkan ke dalam alat pengompos dan disemprot dengan obat yang terbuat dari campuran EM 4, molase, dan air.

Praktik pembuatan pupuk kompos. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)
Praktik pembuatan pupuk kompos. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)

Tak hanya itu, warga juga diberi kesempatan untuk mencoba menanam bibit sayuran dengan metode hidroponik sederhana menggunakan galon bekas. Dalam praktik ini, warga belajar mulai dari penyemaian benih, persiapan media air dan nutrisi AB mix pada galon, hingga pemindahan hasil semai ke media tanam hidroponik.

Praktik penanaman tanaman sayur dengan metode Hidroponik (doc. Kelompok 11 KKN UNS)
Praktik penanaman tanaman sayur dengan metode Hidroponik (doc. Kelompok 11 KKN UNS)

Antusiasme warga terlihat jelas selama pelatihan berlangsung, terutama saat mereka terlibat aktif dalam sesi tanya jawab dan praktik langsung. Beberapa warga RW 01 Ngelo juga memberikan tanggapan positif terhadap program kerja yang dijalankan.

“Di Kelurahan Ngelo ini sebenarnya sudah ada pengolahan sampah anorganik, seperti bank sampah sendiri gitu, tapi untuk pengolahan sampah organik masih belum ada. Dengan adanya pelatihan pembuatan kompos kaya gini bisa menambah wawasan warga sini lah,” ungkap Bu Erma, salah satu pengurus bank sampah Kelurahan Ngelo.

Baca Juga: Tim KKN 24 UNS Kelurahan Pulisen Adakan Penyuluhan Pencegahan Tuberkulosis dengan PHBS dan Screening Tuberkulosis

Bu Nunuk, pengurus bank sampah unit (BSU) Kelurahan Ngelo, juga menambahkan, “Awalnya saya ingin sekali membuat kompos sendiri tapi kurang paham cara pembuatannya. Alhamdulillah mas dan mbaknya bisa memberikan ilmu cara membuat kompos. Banyak warga di sini yang dasarnya suka berkebun, jadi hidroponik ini nantinya bisa sangat bermanfaat dan mudah untuk dilakukan sendiri.”

Foto bersama dengan peserta pelatihan Hidroponik. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)
Foto bersama dengan peserta pelatihan Hidroponik. (doc. Kelompok 11 KKN UNS)

Sebagai hasil dari pelatihan ini, delapan set instalasi hidroponik dan lima set alat pengompos diserahkan kepada warga Kelurahan Ngelo sebagai stimulan awal. Harapannya, warga dapat melanjutkan dan mengembangkan metode ini secara mandiri di rumah mereka masing-masing.

Pelatihan pemanfaatan sampah untuk hidroponik dan pembuatan pupuk kompos diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi keterbatasan lahan pertanian di Kelurahan Ngelo. Pendampingan dan pelatihan kepada warga terus dilakukan hingga mereka mampu mengelola sampah dan meningkatkan produktivitas pertanian di lingkungan mereka.

Baca Juga: KKN 263 UNS Adakan Pelatihan Buket Bunga dari Kerudung, Dorong Inovasi Usaha PKK di Mangkubumen

Hasil yang dicapai sejauh ini menunjukkan antusiasme warga, beberapa rumah tangga mulai mempraktikkan metode hidroponik dan menghasilkan kompos dari sampah rumah tangga mereka sendiri. Dengan dukungan dan kerja sama yang terus terjalin, kami optimis bahwa upaya ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat Kelurahan Ngelo.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *