Atasi Sampah dan Tingkatkan Perekonomian Masyarakat, Mahasiswa KKN Unram Gunakan Teknologi Biokonversi Maggot BSF

Pemateri saat memberikan tutorial teknik budidaya maggot BSF yang benar dimana teknik ini nantinya akan mempengaruhi jumlah produksi maggotnya.
Pemateri saat memberikan tutorial teknik budidaya maggot BSF yang benar dimana teknik ini nantinya akan mempengaruhi jumlah produksi maggotnya. (doc. pribadi)

Krajan.id – Sampah masih menjadi permasalahan bersama masyarakat Indonesia, data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2023 timbunan sampah mencapai 17,441,415.28 ton/tahun sedangkan sampah yang tidak terkelola mencapai 5,847,822.52 ton/tahun.

Jika ditinjau dari komposisi sampah berdasarkan jenisnya sampah sisa makanan masih mendominasi sebanyak 44.7% dan sumber sampah tersebut 38% berasal dari rumah tangga. Masalah tersebut harus segera diatasi dari hulu hingga hilir tidak terkecuali di Desa Pringgajurang.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mahasiswa KKN-PMD Unram permasalahan yang ada di Desa Pringgajurang yaitu banyaknya sampah/limbah organik yang belum teratasi. Sebagai bentuk Pengabdian Masyarakat Desa, mahasiswa KKN Unram berinisiasi mengatasi masalah tersebut dengan Teknologi Biokonversi menggunakan maggot lalat BSF (Black Soldier Fly).

Teknologi Biokonversi menggunakan maggot lalat BSF merupakan salah satu solusi terbaik yang mampu mengatasi permasalahan sampah dengan cepat tanpa merusak lingkungan. Selain mampu mengatasi sampah secara signifikan, maggot juga memiliki potensi ekonomi.

Hal tersebut, sangat sesuai diterapkan di Desa Pringgajurang, Alfan Hambali mengatakan setelah melakukan peninjauan potensi sekaligus permasalahan yang ada yaitu banyaknya limbah organik dan banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai peternak yang meminta untuk diadakan sosialisasi budidaya maggot.

“Sebagai langkah awal, kami mengadakan sosialisasi budidaya maggot bersama masyarakat desa. Hal tersebut, bertujuan memberdayakan masyarakat Desa Pringgajurang khususnya peternak untuk budidaya maggot sebagai pakan ternak sekaligus peluang usaha,” tutur mahasiswa Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian saat memberikan keterangan (4/1/2024).

Alfan Hambali selaku Ketua KKN-PMD Unram  juga mengatakan harapannya dengan diadakannya sosialisasi budidaya ulat maggot ini, dapat memajukan peternakan di Desa Pringgajurang.

Kegiatan sosialisasi tersebut diselenggarakan di Kantor Desa Pringgajurang dan Madrasah Diniyah Al Ihsan NW Dasan Baru, Selasa (16/1/2024) lalu. Menghadirkan pemateri Ahmad Syahalam dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Timur.

Dalam kesempatan tersebut Ahmad Syahalam menjelaskan budidaya Maggot ini sangat mudah dan simple, artinya tidak terlalu sulit dalam praktiknya asalkan mau mencoba. Dengan budidaya maggot maka kita sebagai peternak akan menghemat pengeluaran untuk membeli pakan sekaligus bisa memanfaatkan limbah yang terbuang sia-sia.

“Keuntungan lain yang bisa Anda dapatkan yaitu ternak yang diberi pakan maggot akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat dalam artian jarang sakit,” jelasnya.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Kepala Wilayah Pringgajurang, Sekretaris Desa, masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan peternak, dan mahasiswa KKN IAIH.

Pemerintah Desa melalui Sekdes mendukung kegiatan ini karena maggot ini memiliki potensi yang sangat tinggi. Baik untuk dikonsumsi pribadi sebagai pakan ternak ataupun dijadikan usaha skala kecil maupun skala besar. Jadi akan sangat baik jika setelah sosialisasi budidaya maggot ini, prakteknya segera dilaksanakan juga.

Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut sangat antusias, peserta menjadi termotivasi untuk melakukan budidaya maggot tersebut.

Harapannya setelah kegiatan ini dilaksanakan, masyarakat Pringgajurang bisa membuka peluang usaha dengan skill yang telah diberikan sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *