Bioetanol dari Limbah Organik: Inovasi Mahasiswa KKN UNS di Desa Prapagan, Cilacap

Proses pembuatan Bioetanol dari air limbah cucian beras. (KKN Kelompok 44 UNS)
Proses pembuatan Bioetanol dari air limbah cucian beras. (KKN Kelompok 44 UNS)

Desa Prapagan, Krajan.id – Sebanyak 11 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Prapagan, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, mengadakan sosialisasi pembuatan bioetanol dari limbah organik.

Acara ini berlangsung pada (13/8/2024) di Balai Desa Prapagan sebagai salah satu program kerja yang berhasil mereka laksanakan. Kegiatan tersebut menarik perhatian masyarakat, terutama karena topik limbah organik yang kerap menjadi masalah di lingkungan rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Antusiasme juga terlihat dari Serikat Petani Desa Prapagan yang hadir dalam kegiatan ini. Sosialisasi ini memberi edukasi kepada masyarakat bahwa limbah organik ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar bioetanol, yang merupakan energi terbarukan dan bisa menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan.

Sosialisasi disampaikan oleh Hilmi Haryono, salah satu mahasiswa KKN kelompok 44 yang berasal dari Program Studi Kimia. Dalam pemaparannya, Hilmi menjelaskan proses pembuatan bioetanol dari limbah organik, dengan menggunakan air cucian beras sebagai contoh.

Tidak hanya air cucian beras, limbah organik lainnya juga bisa diolah melalui proses fermentasi untuk menghasilkan bioetanol. Pengetahuan ini diharapkan dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat.

Tidak hanya sebatas teori, Hilmi juga mempraktikkan pembuatan bioetanol menggunakan peralatan sederhana yang mudah didapatkan oleh warga. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam proses interaktif pembuatan bioetanol dari limbah organik, sehingga mereka bisa mempraktikkannya sendiri di rumah.

“Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat Desa Prapagan dapat memanfaatkan limbah organik untuk dijadikan bioetanol yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif,” ujar Hilmi.

Baca Juga: Sosialisasi Penggunaan Gadget oleh Mahasiswa UNRI di SMP 5 Kuantan Mudik: Manfaat dan Dampak Negatif Bagi Remaja

Sumarno, seorang petani yang turut serta dalam kegiatan ini, mengungkapkan antusiasmenya. “Kami sangat senang dan berterima kasih kepada adik-adik KKN yang telah memberikan pengetahuan ini. Limbah organik yang selama ini hanya dibuang ternyata bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat,” kata Sumarno.

Respon positif dari masyarakat Desa Prapagan semakin memperkuat harapan agar kegiatan serupa terus dilaksanakan di masa depan. Selain memberi edukasi, kegiatan ini juga bermanfaat dari sisi ekonomi.

“Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat dalam kegiatan ini. Ini menunjukkan bahwa mereka terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Kami berharap ilmu yang kami bagikan hari ini bisa terus dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Prapagan,” ungkap Hilmi mewakili kelompok 44 KKN UNS.

Baca Juga: Pemkab Nagan Raya Tingkatkan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Gammawar

Dengan berakhirnya kegiatan ini, mahasiswa KKN UNS berharap dapat terus berkontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian utama warga Desa Prapagan. Kegiatan KKN ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengabdi kepada masyarakat dengan berbagai inovasi yang bermanfaat.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *