Krajan.id – Pada tahun 2024, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) II dari Universitas Diponegoro (UNDIP) kembali melakukan pengabdian masyarakat di Kabupaten Boyolali. Salah satu lokasi yang dipilih adalah Desa Bercak, Kecamatan Wonosamodro. Dalam kegiatan ini, salah satu program yang dijalankan adalah pendampingan dan pengenalan PhET, sebuah situs web simulasi eksperimen, kepada para guru di MI Muhammadiyah Desa Bercak.
Program ini diiniasi oleh Adam Gilbran, seorang mahasiswa dari Fakultas Sains dan Matematika UNDIP. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui metode pembelajaran yang lebih interaktif dan praktis.
Adam menjelaskan bahwa berdasarkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2022, Indonesia mengalami penurunan skor dalam kemampuan sains, dari 379 pada tahun 2018 menjadi 366 pada tahun 2022.
“Ini menunjukkan adanya penurunan minat dan pemahaman siswa terhadap bidang sains di Indonesia. Salah satu solusi yang kami tawarkan adalah dengan memperkenalkan PhET, yang memungkinkan siswa melakukan eksperimen secara virtual tanpa perlu alat dan bahan yang sulit didapatkan, terutama di daerah seperti Desa Bercak,” ujar Adam.
PhET adalah sebuah platform gratis yang menyediakan berbagai simulasi eksperimen di bidang sains dan matematika. Melalui situs ini, siswa dapat memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara yang lebih menarik dan mudah diakses. Dalam pendampingan yang dilakukan pada 23 Juli 2024, para guru di MI Muhammadiyah Desa Bercak diajak untuk mengenal lebih dalam situs PhET dan berbagai fitur yang ditawarkan.
Antusiasme para guru sangat tinggi selama sesi pendampingan berlangsung. Beberapa dari mereka bahkan langsung bertanya mengenai cara terbaik untuk mengintegrasikan PhET ke dalam kurikulum mereka.
“PhET ini sangat membantu dalam menjelaskan konsep yang sebelumnya sulit dipahami oleh siswa hanya melalui buku pelajaran. Kami berharap dengan metode ini, siswa akan lebih tertarik dan mampu memahami IPA dengan lebih baik,” tambah Adam.
Baca Juga: Edukasi Kesehatan Reproduksi untuk Remaja di Desa Ngadirojo Kidul
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat memberikan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan dan efektif bagi siswa-siswi MI Muhammadiyah Desa Bercak.
Program ini juga menjadi salah satu langkah nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan sains di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan dalam akses terhadap alat-alat eksperimen.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.