Cukurgondang Gelar Kirap Ancak dan Selametan Desa, Bangkitkan Semangat Gotong Royong dan Nasionalisme

Dokumentasi semangat juang gotong royong kirab ancak hasil bumi dengan pakaian khas salah satu daerah. (doc. pribadi)
Dokumentasi semangat juang gotong royong kirab ancak hasil bumi dengan pakaian khas salah satu daerah. (doc. pribadi)

Desa Cukurgondang, Krajan.id – Desa Cukurgondang kembali menggema dengan semangat kebersamaan dan nasionalisme pada Minggu (1/9/2024). Dalam rangka memperingati HUT RI ke-79, desa ini menggelar Festival Kirap Ancak dan Selametan Desa yang berlangsung dengan penuh warna dan keceriaan.

Acara ini dimulai tepat pukul 13.00 WIB, dan secara resmi dibuka oleh Camat Grati, Muhammad Hilmi, diiringi oleh kehadiran Babinsa dan Koramil, serta dukungan pihak kepolisian yang memastikan acara berlangsung dengan tertib.

Bacaan Lainnya

Festival ini dimulai dari Balai Desa, kemudian melewati rute yang telah disusun oleh panitia dengan titik akhir kembali di Balai Desa Cukurgondang. Sebanyak 25 RT di Desa Cukurgondang turut serta dalam acara ini, dengan total peserta mencapai 1.000 orang yang mengikuti kegiatan dengan penuh antusias. Setiap RT menampilkan ancak yang dihias secara kreatif, mencerminkan kekayaan budaya serta semangat gotong royong masyarakat desa.

Arak-arakan hasil bumi yang telah disusun rapi dan dihias dengan indah. (doc. pribadi)
Arak-arakan hasil bumi yang telah disusun rapi dan dihias dengan indah. (doc. pribadi)

Meski dana dari desa hanya sebesar Rp. 250.000 per RT, hal ini tidak menyurutkan semangat warga. Setiap RT mampu mengumpulkan ancak dengan nilai mencapai Rp. 7.000.000, menunjukkan betapa kuatnya partisipasi dan komitmen warga dalam mendukung kesuksesan acara ini.

Menariknya, meski panitia menetapkan denda sebesar Rp. 500.000 untuk setiap ancak yang tidak sesuai, warga justru meminta agar denda tersebut dinaikkan menjadi Rp. 1.000.000 sebagai bentuk komitmen terhadap kualitas acara.

Dokumentasi perform dari salah satu peserta sebelum berangkat mengitari desa. (doc. pribadi)
Dokumentasi perform dari salah satu peserta sebelum berangkat mengitari desa. (doc. pribadi)

Sebelumnya, tradisi ancak terakhir kali dilakukan pada tahun 2011 saat masa jabatan Pak Hartono sebagai kepala desa, sementara karnaval budaya terakhir kali digelar pada tahun 2017. Adanya jeda waktu antara karnaval sebelumnya dan yang sekarang disebabkan oleh miskomunikasi antara pemuda dan perangkat desa.

Konsep Gugah Deso “Momoli/Ngawiti” yang diusung dalam acara ini memiliki arti penting, yaitu menggugah kembali desa setelah sekian lama tidak diadakan karnaval. Ini juga menjadi simbol bahwa Desa Cukurgondang kini telah bersinergi, menjalin kebersamaan yang lebih erat antarwarga.

Foto bersama Mahasiswa KKN 41 UINSA dengan orang-orang hebat dibalik kesuksesan festival budaya kirab ancak & selametan Desa Cukurgondang tahun 2024. (doc. pribadi)
Foto bersama Mahasiswa KKN 41 UINSA dengan orang-orang hebat dibalik kesuksesan festival budaya kirab ancak & selametan Desa Cukurgondang tahun 2024. (doc. pribadi)

Kirap Ancak dan Selametan ini tidak hanya sebagai perayaan HUT RI, tetapi juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga serta membangkitkan kembali semangat gotong royong di Desa Cukurgondang.

Baca Juga: Mahasiswa KKN MIT-18 Tematik Posko 92 UIN Walisongo Gelar Kerja Bakti Bersama Warga Blorok, Dorong Kesadaran Kebersihan Tempat Ibadah

Acara ini pun diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menyelenggarakan kegiatan serupa yang menonjolkan kebersamaan serta kekayaan budaya lokal.

Dalam festival yang berlangsung meriah ini, ditetapkan tiga juara dari 25 peserta yang telah dipilih oleh juri: juara pertama diraih oleh RT 01/RW 04 (peserta nomor 20), juara kedua oleh RT 02/RW 04 (peserta nomor 19), dan juara ketiga oleh RT 04/RW 02 (peserta nomor 10).

Baca Juga: Pemanfaatan Bahan Alami sebagai Pengembangan Ecoprint oleh Mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo dalam Dukung Kreativitas Siswa SD N 2 Blorok

“Semoga Desa Cukurgondang bisa menjadi lebih baik dan terus bersinergi ke depannya. Kami berharap Cukurgondang bisa menjadi cerminan bagi desa-desa lain,” tulis mahasiswa KKN 41 UINSA.

Dengan semangat yang membara, Desa Cukurgondang berhasil menyelenggarakan festival yang tidak hanya meriah, tetapi juga sarat makna. Harapannya, semangat ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan desa.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *