Pemanfaatan Bahan Alami sebagai Pengembangan Ecoprint oleh Mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo dalam Dukung Kreativitas Siswa SD N 2 Blorok

Dokumentasi bersama. (doc. mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo)
Dokumentasi bersama. (doc. mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo)

Desa Blorok, Krajan.id – Pada (8/8/2024), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT-18 Tematik Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan kegiatan pengembangan ecoprint di SD N 2 Blorok, Dusun Wonosari, Desa Blorok, Kecamatan Brangsong, Kendal. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknik ecoprint sebagai upaya memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar lingkungan sekolah sekaligus mendukung kreativitas siswa dalam berkarya seni.

Ecoprint adalah teknik pewarnaan kain yang menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, dan batang tanaman, sebagai motif. Proses pembuatannya tidak memerlukan bahan kimia berbahaya, sehingga ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Bacaan Lainnya

Pigmen alami dari tumbuhan dimanfaatkan untuk menghasilkan motif-motif unik dan estetis pada kain. Teknik ini tidak hanya menghasilkan karya seni yang indah tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Kegiatan ini sangat relevan bagi siswa SD N 2 Blorok. Dalam era modern ini, penting untuk menanamkan kesadaran tentang pelestarian lingkungan sejak dini. Selain itu, ecoprint menjadi salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan seni siswa dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi juga memahami bagaimana mereka bisa menjaga lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami,” tulis mahasiswa KKN MIT-18 UIN Walisongo dalam press release yang diberikan, (4/9/2024).

Acara dimulai dengan pengenalan dasar-dasar ecoprint oleh para mahasiswa KKN. Mereka menjelaskan sejarah teknik ini, bahan-bahan yang dibutuhkan, dan teknik dasar dalam pembuatannya. Dengan metode pembelajaran yang interaktif, para siswa terlihat sangat antusias mengikuti penjelasan ini. Demonstrasi langsung yang diberikan oleh mahasiswa menjadi sorotan utama, membuat siswa semakin tertarik untuk mencoba teknik ecoprint ini.

Setelah pengenalan, siswa diajak untuk mengenal berbagai jenis daun dan bunga yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Dalam kegiatan ini, siswa diberikan kesempatan untuk mencari dan memilih berbagai macam daun dan bunga yang akan digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan ecoprint.

Proses ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan teknik ecoprint, tetapi juga mengajak siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengenali keberagaman hayati di sekitar mereka.

Mahasiswa KKN mengatakan, “Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa dapat lebih mengenal dan mencintai alam di sekitar mereka.”

Tahapan pembuatan ecoprint dimulai dengan pemilihan dan penataan daun atau bunga di atas kain. Siswa kemudian menyusun daun dan bunga sesuai dengan pola yang diinginkan. Setelah itu, kain digulung rapat dan diikat.

Antusias siswa SD N 2 Blorok dalam proses pembuatan ecoprint. (doc. mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo)2
Antusias siswa SD N 2 Blorok dalam proses pembuatan ecoprint. (doc. mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo)2

Langkah berikutnya adalah merebus gulungan kain tersebut dalam air yang telah dicampur dengan bahan pewarna alami, seperti kulit kayu atau daun tertentu, untuk memaksimalkan transfer pigmen dari daun atau bunga ke kain. Setelah proses perebusan selesai, kain didinginkan dan dibuka gulungannya.

Hasil akhirnya adalah kain dengan motif alami dari daun dan bunga yang digunakan. Para siswa merasa sangat bangga dengan hasil karya mereka, yang menampilkan motif-motif unik dan beragam tergantung pada jenis daun dan bunga yang dipilih serta cara penyusunannya.

Kegiatan ecoprint ini memberikan banyak manfaat bagi siswa SD N 2 Blorok. Pertama, mereka belajar untuk memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar mereka dengan cara yang kreatif dan inovatif. Kedua, siswa diajak untuk lebih mencintai dan peduli terhadap lingkungan, karena teknik ecoprint ini sangat mengedepankan konsep ramah lingkungan.

“Kami sangat senang bisa belajar ecoprint. Ini membuat kami lebih kreatif dan juga peduli dengan lingkungan,” kata salah satu siswa dengan antusias.

Baca Juga: KSMT 18 Sukseskan Gerakan Penghijauan “Sejuta Pohon” di Desa Gading Kembar

Selain manfaat langsung bagi siswa, kegiatan ini juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Diharapkan, dengan diperkenalkannya teknik ecoprint ini, masyarakat, terutama orang tua siswa, dapat melihat potensi pengembangan produk ecoprint sebagai peluang usaha yang ramah lingkungan.

Ecoprint bisa menjadi alternatif dalam mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya yang sering digunakan dalam industri tekstil.

“Kami berharap teknik ini tidak hanya diajarkan kepada anak-anak, tetapi juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai usaha yang menguntungkan dan ramah lingkungan,” harap mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN MIT-18 Tematik UIN Walisongo Semarang berhasil mendukung kreativitas siswa SD N 2 Blorok dengan cara yang edukatif dan menyenangkan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar lingkungan sekolah, siswa diajak untuk berkarya seni sekaligus belajar mencintai dan menjaga kelestarian alam.

Baca Juga: Menyelaraskan Kebebasan Belajar dengan Realitas Lapangan Melalui Kurikulum Merdeka

Kegiatan ini juga membuka wawasan baru bagi masyarakat sekitar mengenai potensi pengembangan ecoprint sebagai produk ramah lingkungan yang memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi. Semoga kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan pembelajaran berbasis lingkungan yang kreatif dan inovatif.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *