Dukung Desa Tangguh Bencana, Mahasiswa KKN 24 UINSA Surabaya Rancang Titik Kumpul Evakuasi dan Edukasi Bencana untuk Warga Desa Nguter

Foto pemasangan rambu titik kumpul yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN 24 UINSA Surabaya. (doc. KKN 24 UINSA Surabaya)
Foto pemasangan rambu titik kumpul yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN 24 UINSA Surabaya. (doc. KKN 24 UINSA Surabaya)

Krajan.id – Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, yang berada di bawah kaki Gunung Semeru, kini memiliki alasan untuk lebih percaya diri dalam menghadapi bencana. Pasalnya, mahasiswa KKN 24 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya telah merancang dan memasang rambu titik kumpul evakuasi di desa tersebut, serta memberikan edukasi kebencanaan kepada masyarakat setempat. Langkah ini merupakan bagian dari tema Desa Tangguh Bencana yang diusung dalam pelaksanaan KKN mereka.

Dengan luas wilayah mencapai 1.636 hektar dan terdiri dari tujuh dusun Krajan Tengah, Krajan Timur, Basuki, Bulak Gempol, Krajan Barat, Umengan, dan Kedungwringin. Desa Nguter sebelumnya belum memiliki fasilitas penunjang evakuasi yang memadai.

Bacaan Lainnya

“Mengingat pentingnya rambu titik kumpul evakuasi sebagai lokasi aman saat terjadi keadaan darurat seperti bencana alam dan kebakaran, mengambil inisiatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tulis dalam siaran pers yang diberikan mahasiswa KKN 24 UINSA, Senin (5/8/2024).

Selain itu, penempatan titik kumpul harus pada lokasi yang aman dan mudah dijangkau oleh masyarakat desa. Sesuai dengan Permen PUPR No.14 Tahun 2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung, Pasal 28 ayat (1) huruf e, menyebutkan sarana pendukung atas titik berkumpul. Perancangan dan penyediaan titik berkumpul harus diidentifikasi dengan jelas, diberi tanda, dan mudah terlihat. Menurut Pasal 33 ayat (2) pada Permen tersebut juga menyatakan perancangan dan penyediaan titik kumpul harus memperhatikan:

  1. Kapasitas titik berkumpul.

  2. Kesesuaian sebagai lokasi akhir yang dituju dalam rute evakuasi

  3. Keamanan dan kemudahan akses pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung.

  4. Jarak aman dari bahaya termasuk runtuhan bangunan gedung.

  5. Kemungkinan untuk mampu difungsikan secara komunal oleh para pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung.

Menangggapi pentingnya ada titik kumpul evakuasi yang tepat, mahasiswa KKN 24 UINSA Surabaya membantu dalam perancangan rambu titik kumpul evakuasi di Desa Nguter, Lumajang.

Sebanyak 6enam rambu titik kumpul evakuasi ditempatkan di enam titik lokasi yang tersebar di seluruh desa, yaitu pada Balai Desa yang terletak di Krajan Tengah, SDN 03 Nguter Dusun Krajan Timur, Gumuk atau Gundukan di Dusun Basuki, Gumuk Dusun Kedungwringin, Masjid Al-Isytiroq di Dusun Umengan, dan Masjid At-Taqwa di Dusun Bulak Gempol.

Foto pemasangan rambu titik kumpul di Gumukan Dusun Basuki yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN 24 UINSA Surabaya. (doc. KKN 24 UINSA Surabaya)
Foto pemasangan rambu titik kumpul di Gumukan Dusun Basuki yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN 24 UINSA Surabaya. (doc. KKN 24 UINSA Surabaya)

Namun, keberadaan rambu-rambu ini tidak akan berarti tanpa pemahaman yang baik dari masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa KKN 24 UINSA juga mengadakan edukasi di Balai Desa Nguter.

“Kami mengedukasi pentingnya titik kumpul evakuasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi, khususnya banjir yang sering melanda desa ini. Selain itu, poster-poster edukasi ditempelkan di berbagai fasilitas umum untuk memastikan informasi tersebar luas,” jelasnya.

Baca Juga: Digitalisasi UMKM Desa Kebumen: Meningkatkan Penjualan Berbasis Media Digital Menuju Pasar yang Lebih Luas

Acara edukasi ini melibatkan para perangkat desa dan ketua RW, dimulai dengan sambutan dari Penanggung Jawab dan Sekretaris Desa Nguter, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh mahasiswa KKN.

Suasana saat pelangsanaan edukasi di Balai Desa Nguter. (doc. KKN 24 UINSA Surabaya)
Suasana saat pelangsanaan edukasi di Balai Desa Nguter. (doc. KKN 24 UINSA Surabaya)

Masyarakat diajak untuk memahami betapa pentingnya akan adanya suatu titik kumpul evakuasi, tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, dan mengapa masyarakat harus sadar akan pentingnya rambu titik kumpul evakuasi tersebut. Antusiasme warga terlihat jelas saat sesi diskusi, di mana mereka aktif menyampaikan pandangan dan mendapatkan solusi dari Sekretaris Desa.

Setelah pemaparan materi, mahasiswa KKN 24 UINSA melakukan sharing session dengan warga tamu undangan.

“Antusiasme warga terlihat jelas saat sesi diskusi, di mana mereka aktif menyampaikan pandangan dan mendapatkan solusi dari Sekretaris Desa,” terangnya.

Baca Juga: KUKERTA MBKM Arsitektur UNRI Melaksanakan Kegiatan Pengabdian Perancangan Masterplan Kawasan Wisata Pulau Botiong Pendekatan Wisata Alam dan Budaya

Dengan program ini, mahasiswa KKN 24 UINSA berharap Desa Nguter dapat menjadi contoh nyata Desa Tangguh Bencana.

“Edukasi dan sosialisasi yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana, sehingga ketika bencana tak terduga terjadi, seluruh warga sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan,” harapnya.

Inspirasi dari sudut negeri ini semoga bisa menginspirasi desa-desa lain untuk mengikuti jejak yang sama dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *