Krajan.id – Masalah rokok di kalangan anak-anak dan remaja terus menjadi perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, jumlah perokok aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya merupakan anak-anak berusia 10-18 tahun. Ini berarti lebih dari 3 juta pelajar sudah terjerat dalam kebiasaan merokok, sebuah angka yang mengkhawatirkan.
Kebanyakan penyebab anak-anak sekolah mulai mengonsumsi rokok di usia yang masih muda adalah rasa ingin tahu yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru sekolah dasar di Desa Pesucen mengatakan, “Sudah mulai marak anak-anak mencoba rokok. Biasanya karena nyoba-nyoba aja kalau tidak ya karena teman ngerokok terus ikut-ikutan.”
Jika seseorang telah mencoba rokok, maka sulit sekali untuk berhenti merokok. Hal ini terjadi karena terdapat bahan dari rokok yang menyebabkan efek candu yaitu nikotin. Kebanyakan orang yang sudah berhenti merokok diakibatkan sudah mengalami komplikasi berat akibat rokok yang dihisapnya. Menurut data dari WHO pada tahun 2020, rokok dapat membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Hal ini sangat membahayakan apabila tidak ada upaya preventif sedini mungkin.
Menanggapi hal ini, mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro, Alfina Shafira Difany, dari Jurusan Keperawatan, berinisiatif melaksanakan program sosialisasi berjudul JAGO “Jangan Gampang Tergoda Rokok”. Program ini ditujukan kepada siswa-siswi kelas 5 di lima sekolah dasar di Desa Pesucen, Kabupaten Pemalang, dengan tujuan mencegah mereka terjerumus ke dalam bahaya merokok sejak dini.
Program JAGO dilaksanakan selama beberapa hari, yakni pada (25/7/2024), (29/7/2024), (30/7/2024), (2/8/2024), dan (3/8/2024). Dalam sosialisasi ini, Alfina menyampaikan berbagai informasi penting mengenai rokok, mulai dari bahan-bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya, data perokok di bawah umur, hingga penyakit serius yang dapat timbul akibat merokok.
Siswa-siswi juga dibekali dengan cara-cara untuk mencegah diri mereka dari godaan merokok, serta diajak untuk menonton video edukasi yang menampilkan bahaya merokok secara visual.
Kegiatan pertama dilaksanakan di MI Al-Ma’arif Pesucen pada (25/7/2024). Di sekolah ini, siswa-siswi menunjukkan partisipasi yang sangat aktif. Mereka mengakui bahwa sudah sering melihat orang di sekitar mereka menghisap rokok. Bahkan, mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang disampaikan dan menunjukkan pemahaman yang baik tentang bahaya merokok.
Setelah sukses di MI Al-Ma’arif Pesucen, Alfina melanjutkan sosialisasi di SDN 03 Pesucen pada (29/7/2024). Antusiasme siswa-siswi di sekolah ini tidak kalah tinggi. Mereka dengan tertib dan serius mengikuti materi yang diberikan, bahkan berbagi pengalaman pribadi terkait dampak asap rokok.
Salah satu siswa menceritakan pengalamannya ketika terkena asap rokok, “Pas itu mataku pedes mba karna kena asap rokok,” ujarnya. Pengalaman ini semakin menguatkan tekad mereka untuk menghindari rokok.
Pada (30/7/2024), program JAGO dilanjutkan di SDN 02 Pesucen. Di sini, Alfina kembali menemui siswa-siswi yang sangat bersemangat dalam mengikuti sosialisasi. Mereka dengan mudah dapat menyebutkan contoh-contoh dampak negatif dari merokok, termasuk kerusakan paru-paru akibat terpapar asap rokok.
Salah satu siswa dengan tegas menyatakan, “Paru-parunya rusak karena asap,” yang menunjukkan pemahaman mendalam mereka terhadap bahaya rokok.
Program sosialisasi berlanjut di SDN 01 Pesucen pada (2/8/2024). Meskipun jumlah siswa di sekolah ini lebih sedikit dibandingkan sekolah-sekolah sebelumnya, partisipasi mereka tetap luar biasa. Siswa-siswi di SDN 01 Pesucen tidak hanya menunjukkan keaktifan dalam sesi tanya jawab, tetapi juga memastikan bahwa mereka belum pernah melihat orang merokok di lingkungan sekolah.
“Ndak pernah liatt, Bu,” jawab mereka serempak saat ditanya mengenai hal tersebut.
Sekolah Dasar terakhir yang dikunjungi adalah SDN 04 Pesucen pada (3/8/2024). Sosialisasi di sini berlangsung dengan sangat interaktif, di mana siswa-siswi tidak hanya mendengarkan, tetapi juga memberikan contoh-contoh cara mencegah diri dari merokok.
Salah satu siswa dengan percaya diri menyebutkan, “Bisa ngelakuin nari, nyanyi, terus bilang ngga mau kalo diajak merokok.” Jawaban ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami pentingnya menolak godaan merokok dengan cara yang positif dan kreatif.
Melalui program JAGO ini, Alfina berharap siswa-siswi di Desa Pesucen dapat memiliki kesadaran yang kuat untuk tidak mencoba merokok, bahkan jika mereka mendapat tekanan dari teman-teman sebaya. Kesadaran ini dianggap penting karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Jika mereka tidak pernah merokok, mereka tidak hanya menyelamatkan diri dari bahaya kesehatan, tetapi juga turut melindungi orang-orang di sekitar mereka dari dampak negatif asap rokok.
Selain memberikan dampak positif bagi siswa-siswi, program ini juga mendapatkan apresiasi dari para guru yang merasa program JAGO sangat bermanfaat. Mereka menyadari bahwa upaya pencegahan sejak dini seperti ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan bebas dari rokok.
Dengan adanya edukasi yang konsisten dan berkelanjutan, diharapkan Desa Pesucen dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menggemakan gerakan anti rokok di kalangan anak-anak dan remaja.
Alfina Shafira Difany, dengan program JAGO-nya, telah berhasil membawa perubahan positif di Desa Pesucen.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Berhasil Mentransformasikan Lahan Belukar Menjadi Taman TOGA
Program ini tidak hanya meningkatkan kesadaran siswa-siswi tentang bahaya merokok, tetapi juga memperkuat komitmen mereka untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Semoga gerakan ini dapat terus bergema di berbagai tempat, menjadikan anak-anak Indonesia lebih sehat dan cerdas dalam menghadapi godaan rokok.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.