Inovasi Desa Digital Kades Sidomulyo Jember

Ilustrasi warga menggunakan aplikasi malldesa. (doc.pemdes sidomulyo)
Ilustrasi warga menggunakan aplikasi malldesa. (doc.pemdes sidomulyo)

Krajan.id – Hosnan Ketua RW 21 Dusun Gunung Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur kaget saat menerima telepon dari salah satu warganya, Ahmad Murdianto.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut dikarenakan, Ahmad berbicara tergesa-gesa meminta dibuatkan surat keterangan tidak mampu pada malam hari.

Dikutip dari situs Kompas.com (20/10/2023) Hosnan mengatakan bahwa “Menerima panggilan telpon dari Ahmad yang meminta surat keterangan tidak mampu dari desa.”

Betis ibunya infeksi hingga membusuk karena tertusuk duri. Selain itu, ibunya juga punya penyakit kencing manis yang menyebabkan kondisinya semakin parah. Oleh karena itu, Ahmad segera membawa ibunya ke Puskesmas Silo.

Namun, sesampainya di Puskesmas ia diminta surat keterangan tidak mampu dari desa agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

Tanpa berpikir panjang Hosnan langsung membuat surat tersebut melalui Aplikasi Malldesa yang disediakan Pemerintah Desa Sidomulyo.

Normalnya jam pelayanan di desa sudah tutup, namun karena sangat penting dan mendesak ia pun segera membuatnya hanya sekitar lima menit surat tersebut sudah jadi.

“Gak butuh waktu lama, sekitar lima menit sudah langsung jadi suratnya,” ungkap Hosnan.

Sebenarnya tanpa bantuannya warga juga bisa membuatnya sendiri akan tetapi, Ahmad mengalami keterbatasan data internet sehingga tidak memungkinkan untuk membuat sendiri.

“Semua layanan surat menyurat yang dibutuhkan warga Desa Sidomulyo ada sudah ada di Aplikasi Malldesa,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Kamiluddin menambahkan desa yang dipimpinnya berada di daerah Gunung Gumitir, perbatasan Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Desa itu cukup jauh dari daerah perkotaan.

Bahkan berada di tengah perkebunan kopi dan di atas gunung. Ketika dilantik menjadi Kades pada Desember 2021, ia memiliki program digitalisasi desa.

“Latar belakang Inovasi pelayanan digital ini karena dunia sudah mengalami
revolusi industri 4.0, bahkan sudah 5.0,” ujar dia.

Dia menilai digitalisasi merupakan keniscayaan untuk efektivitas pelayanan pada masyarakat, terutama layanan mendasar, seperti surat menyurat. Untuk itu, perlu adanya adaptasi warga desa dengan perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.

Ia mengaku memulai Desa Digital dengan menyampaikan konsep terlebih dahulu. Kemudian para perangkat desa mewujudkan konsep itu. Lalu diteruskan pada ketua RW, RT hingga ke masyarakat Sidomulyo.

Imbuhnya “Awal saya menjabat itu layanan administrasi masih menggunakan google form”. Kemudian, ia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Jember membuat Sistem Aplikasi Terpadu (SIPPADU) yang ada di bawah naungan Sidomulyo Online System (SOS). Sejak itu, Desa Sidomulyo diresmikan menjadi desa digital.

“Kesiapan warga kita menjadi tantangan, terutama yang sudah sepuh,” ungkapnya.
Solusinya, mereka yang sudah sepuh dibantu para pengurus RT TW bila membutuhkan bantuan administrasi.

Berbeda dengan warga yang sudah melek internet, mereka mudah memahami aplikasi MallDesa secara cepat. “Sekarang aplikasi Sippadu bertransformasi menjadi aplikasi MallDesa, ini merupakan generasi yang ketiga,” ucap dia.

Dia mengaku MallDesa menyediaan beragam fitur seperti pencegahan bencana, marketplace, pengaduan, berita desa, dan lainnya.

Aplikasi itu memberikan manfaat berbagai layanan digital pada masyarakat sehingga tidak perlu datang ke kantor desa. Apalagi jarak beberapa dusun cukup jauh dari kantor desa, membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

“Misal ada mahasiswa desa kami yang kuliah di luar kota, ingin membuat surat keterangan tidak mampu, dia tak perlu pulang, tapi cukup buat di aplikasi karena sudah ada tanda tangan digital,” papar Kamiluddin.

Ia berharap aplikasi MallDesa itu terus berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kemudian bisa diterapkan pada desa lain sehingga menjadi desa digital.

“Semakin banyak desa digital, maka Indonesia bisa mencapai puncak emas pada tahun 2045,” tutur dia.

Bupati Jember Hendy Siswanto berharap inovasi digital yang diterapkan di Desa Sidomulyo itu bisa dikembangkan oleh desa lain. “Semoga inovasi digital ini menular pada desa-desa yang lain,” kata dia.

Menurut dia, inovasi layanan digital sudah menjadi keharusan di tengah perkembangan zaman. Masyarakat butuh layanan yang cepat dan mudah. Hal itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *