Kendalrejo, Krajan.id – Program Kampus Mengajar telah menjadi salah satu inisiatif Kemendikbudristek yang mendapat perhatian luas, terutama dalam membantu sekolah-sekolah di daerah terpencil atau yang kurang memiliki sumber daya. Dalam program ini, mahasiswa ditempatkan di sekolah-sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar, serta memberikan dampak positif melalui inovasi pendidikan.
Salah satu sekolah yang menjadi tujuan program Kampus Mengajar adalah SDN Kendalrejo, sebuah sekolah dasar yang berlokasi di Jl Ringroad No 04, Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57127.
Lima mahasiswa dari berbagai universitas terlibat dalam upaya kolaboratif ini, di antaranya adalah Muhammad Nizar Ardhani (Universitas Sebelas Maret, Prodi Pendidikan Fisika), Candra Oktavia Susilawati (Universitas Slamet Riyadi, Prodi Bimbingan dan Konseling), Evina Cahyani Budiaji (Universitas Sebelas Maret, Prodi Sosiologi), Venlisia (Universitas Setia Budi, Prodi Farmasi), dan Yordan Aryaputra (Universitas Sebelas Maret, Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi). Mereka berbagi cerita mengenai pengalaman mereka selama menjalani penugasan awal di SDN Kendalrejo, Rabu (2/10/2024).
Antusiasme di Hari Pertama
Setiap pengalaman baru menghadirkan tantangan dan antusiasme tersendiri, begitu juga saat para mahasiswa ini pertama kali melangkahkan kaki di SDN Kendalrejo. Menurut Muhammad Nizar Ardhani, salah satu peserta Kampus Mengajar, kesan pertama yang ia rasakan adalah rasa tanggung jawab yang besar.
“Melihat langsung kondisi Sekolah Dasar, terutama di daerah yang mungkin memiliki keterbatasan sumber daya, bisa menimbulkan perasaan ingin membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sana,” ujar Nizar.
Ia menambahkan bahwa suasana yang berbeda dari lingkungan akademis yang biasa mereka temui menghadirkan tantangan tersendiri. Fasilitas sekolah yang sederhana, metode pengajaran yang terbatas, serta perbedaan budaya dan bahasa menjadi hal-hal yang harus dihadapi. Namun, hal ini justru menjadi kesempatan bagi para mahasiswa untuk belajar beradaptasi dan membawa perubahan yang positif.
Evina Cahyani Budiaji, mahasiswa Sosiologi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), menambahkan bahwa keingintahuan dan semangat dari para siswa menjadi motivasi besar bagi mereka.
“Interaksi dengan anak-anak yang penuh semangat belajar, meskipun dengan berbagai tantangan, membuat kami semakin bersemangat untuk berkontribusi,” ungkapnya.
Tantangan-tantangan ini, lanjut Evina, memberikan mereka pelajaran berharga tentang pentingnya fleksibilitas dan kesediaan untuk menghadapi situasi yang berbeda.
Persiapan Matang untuk Misi Besar
Sebelum memulai tugas di SDN Kendalrejo, para mahasiswa tidak serta-merta langsung diterjunkan ke lapangan. Mereka menjalani berbagai persiapan yang melibatkan pelatihan, observasi, dan wawancara. Candra Oktavia Susilawati menjelaskan bahwa pembekalan awal yang diberikan oleh Kampus Mengajar sangat membantu mereka memahami tantangan yang akan dihadapi di sekolah tujuan.
“Kami diberikan berbagai materi oleh Kemendikbudristek sebagai bekal untuk melaksanakan penerjunan di sekolah. Pembekalan ini mencakup bagaimana cara mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi di lapangan,” jelas Candra, Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling dari Universitas Slamet Riyadi (Unsri).
Salah satu langkah penting dalam persiapan adalah melakukan observasi terhadap lingkungan sekolah dan kebutuhan siswa serta guru. Menurut Candra, hasil observasi ini menjadi dasar bagi mereka untuk menyusun Rencana Aksi Kolaborasi (RAK) yang relevan dengan kebutuhan sekolah.
“Kami menganalisis akar masalah dan potensi yang ada di SDN Kendalrejo, sehingga mendapatkan latar belakang yang jelas untuk menyusun rencana aksi kolaborasi yang akan dilaksanakan selama 4 bulan ke depan,” tambahnya.
Tantangan di Lapangan
Meskipun sudah melakukan persiapan matang, para mahasiswa tetap menghadapi sejumlah tantangan saat mulai terjun langsung ke SDN Kendalrejo. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan fasilitas di sekolah.
“Fasilitas di sekolah tidak selengkap yang diharapkan, seperti keterbatasan alat peraga, buku-buku, hingga perangkat teknologi yang terbatas,” ungkap Yordan Aryaputra, mahasiswa Pendidikan Jasmani dari Universitas Sebelas Maret. Hal ini membuat mereka harus berpikir kreatif dalam menyampaikan materi agar tetap menarik dan mudah dipahami oleh siswa, meskipun dengan sarana yang minim.
Selain itu, perbedaan tingkat kemampuan belajar siswa juga menjadi tantangan tersendiri. Beberapa siswa mungkin dengan cepat memahami materi yang diajarkan, sementara yang lain memerlukan perhatian lebih. “Menyeimbangkan pengajaran agar bisa diterima oleh semua siswa adalah tantangan besar,” lanjut Yordan.
Kolaborasi yang Terencana dan Berfokus pada Kebutuhan
Salah satu kunci keberhasilan program Kampus Mengajar di SDN Kendalrejo adalah adanya Rencana Aksi Kolaborasi (RAK) yang disusun secara matang oleh para mahasiswa. Muhammad Nizar menjelaskan bahwa pembuatan RAK ini didasari oleh hasil observasi dan wawancara yang mereka lakukan di awal penugasan.
RAK yang mereka susun mencakup beberapa fokus, seperti literasi, numerasi, adaptasi teknologi, pelestarian lingkungan, pengembangan karakter, hingga metode pembelajaran yang lebih variatif.
Setelah menyusun RAK, para mahasiswa berdiskusi dengan Kepala Sekolah SDN Kendalrejo, Pak Suhastoro, serta Guru Pamong, Pak Parno. Diskusi ini juga melibatkan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bu Amelia Choya, untuk mendapatkan masukan yang konstruktif.
“Kami presentasikan RAK di hadapan kepala sekolah, dewan guru, dan DPL pada 1 Oktober 2024,” ungkap Nizar.
Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan DPL, diharapkan program-program yang dirancang dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi siswa dan sekolah.
Peran Mahasiswa sebagai Mitra Guru
Dalam program Kampus Mengajar, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mitra guru. Venlisia, mahasiswa Farmasi dari Universitas Setia Budi (USB), menjelaskan bahwa peran mahasiswa adalah membantu guru dalam meningkatkan variasi metode pembelajaran, memetakan kemampuan siswa, serta membuat media ajar yang kreatif.
“Kami membantu guru meningkatkan variasi metode pembelajaran literasi dan numerasi serta berkolaborasi menciptakan strategi pembelajaran yang efektif,” jelasnya.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UNS 287 Bangun Kesadaran Lingkungan Lewat Ecobrick di Desa Pidekso
Venlisia menambahkan bahwa mahasiswa juga berperan dalam memperkenalkan adaptasi teknologi di sekolah. Meskipun fasilitas teknologi di SDN Kendalrejo masih terbatas, para mahasiswa berusaha memperkenalkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif.
Dukungan Penuh dari Pihak Sekolah
Di SDN Kendalrejo, program Kampus Mengajar mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah. Ini merupakan kali pertama sekolah tersebut menerima mahasiswa untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan dan pembelajaran.
“Pihak sekolah sangat senang dan berterima kasih kepada program Kampus Mengajar karena telah menerima ajuan terkait adanya mahasiswa yang ikut membantu dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah,” ungkap Yordan.
Ia menambahkan bahwa seluruh elemen di sekolah mendukung RAK yang telah disusun oleh mahasiswa, dan mereka sangat antusias menyambut implementasi program ini.
Harapan Jangka Pendek dan Panjang
Adapun harapan yang diinginkan dari kolaborasi ini, menurut Evina Cahyani, adalah meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa di SDN Kendalrejo. “Kami berharap dapat menggerakkan kembali gerakan literasi dan numerasi di sekolah ini,” ujarnya.
Selain itu, mereka juga memiliki target jangka pendek, yaitu mendorong siswa untuk membaca selama 30 menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Untuk jangka panjang, mereka berencana mengelola ruang perpustakaan dan membuat pojok baca, sehingga siswa terdorong untuk lebih aktif dalam membaca.
Baca Juga: Menanggapi Tuduhan Plagiasi, CEO Onschool Indonesia Grup Serukan Kerjasama untuk Kemajuan Bengkulu
Dengan kolaborasi yang kuat antara mahasiswa, guru, dan siswa, program Kampus Mengajar di SDN Kendalrejo diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi pendidikan di sekolah tersebut.
Para mahasiswa berharap, kontribusi mereka tidak hanya memberikan manfaat selama 4 bulan penugasan, tetapi juga meninggalkan jejak yang berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Kendalrejo.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.