Desa Sumberahayu, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Posko 26 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang turut memeriahkan perayaan tradisi Nyadran bersama warga Dusun Wonokerso, Desa Sumberahayu pada Jumat (1/11/2024). Tradisi yang berlangsung setiap tahun ini menjadi momen penting bagi masyarakat setempat sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen sekaligus sarana mempererat silaturahmi antarwarga.
Nyadran merupakan tradisi adat yang memiliki makna mendalam sebagai wujud penghormatan kepada leluhur. Biasanya, kegiatan ini dilakukan secara kolektif oleh warga dengan mengunjungi makam leluhur, membawa sesaji berupa makanan dan bunga, serta melakukan doa bersama.
Selain mengenang jasa para leluhur, Nyadran juga menjadi sarana mempererat hubungan antarwarga melalui nilai kebersamaan, gotong royong, dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya.
Tradisi Nyadran telah lama dilestarikan oleh masyarakat Dusun Wonokerso, salah satu dusun di Desa Sumberahayu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Sebagai warisan budaya yang berharga, masyarakat setempat menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan berkomitmen untuk merawat serta meneruskan tradisi ini kepada generasi mendatang.
Dengan penuh kekhidmatan, warga berkumpul dan mengunjungi makam leluhur sambil membawa sesaji, menggelar kenduri, dan berdoa bersama sebagai ungkapan syukur atas berkah yang telah diterima selama ini.
Menurut ketua Posko KKN 26, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Nyadran ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat, tetapi juga merupakan bentuk pembelajaran langsung tentang nilai-nilai budaya lokal.
“Kami sangat antusias mengikuti tradisi ini karena selain belajar tentang budaya lokal, kami juga bisa lebih dekat dengan warga Dusun Wonokerso,” ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswa Kukerta UNRI Ajarkan 6 Langkah Cuci Tangan di TK Mutiara Bunda untuk Cegah Penyakit
Kehadiran mahasiswa KKN disambut dengan hangat oleh warga Dusun Wonokerso. Menurut salah satu tokoh masyarakat, mahasiswa tidak hanya menambah semangat dalam acara Nyadran, tetapi juga memberikan rasa bangga karena generasi muda ikut peduli dalam melestarikan tradisi leluhur.
“Kami senang dan merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo. Mereka memberikan warna baru dalam acara Nyadran tahun ini,” ujar Pak Bahtiyar, Kepala Desa Sumberahayu.
Salah satu kegiatan dalam tradisi ini adalah membawa bekal dari rumah masing-masing untuk dikumpulkan di lokasi acara. Bekal yang dibawa warga beragam, mulai dari nasi putih, nasi kuning, hingga lauk seperti ayam goreng, ikan, telur, tahu, tempe, sayuran, dan berbagai sambal. Setiap hidangan ditempatkan dalam wadah yang khas, seperti daun pisang atau wadah tradisional lain, menjaga keaslian dan keunikan budaya lokal.
Setelah bekal terkumpul, makanan akan disusun bersama sebagai simbol kebersamaan dan kekompakan. Hidangan tersebut kemudian dinikmati bersama-sama dalam sebuah kenduri sebagai bagian dari ritual Nyadran. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi yang memperkuat persatuan serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap budaya lokal yang khas di Dusun Wonokerso.
Partisipasi mahasiswa KKN dalam tradisi Nyadran ini memberikan nilai tambah, baik bagi mahasiswa maupun warga setempat. Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga dalam memahami dan menghargai kekayaan budaya daerah, sementara warga merasa bangga karena tradisi yang mereka junjung tinggi tetap dilestarikan oleh generasi muda.
Kehangatan dan semangat gotong royong yang tergambar dalam tradisi Nyadran ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Dengan demikian, Nyadran tidak hanya menjadi acara rutin tahunan, tetapi juga simbol kuat dari kebersamaan dan kesatuan di tengah masyarakat Dusun Wonokerso.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.