Kenali Perasaan Saat Stres Datang
Krajan.id – Kesehatan seseorang tidak hanya diukur melalui fisik semata, melainkan juga dari jiwa. Seperti halnya stres yang merupakan salah satu persoalan yang terjadi di dalam jiwa seseorang. Stres bisa dengan mudah terjadi terhadap seseorang manakala dia sedang mengalami banyak pikiran. Oleh sebab itu, munculnya stres dapat memberikan pengaruh terhadap orang yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil survei Tim Krajan.id kepada 300 responden yang terdiri dari mahasiswa Kota Malang menunjukkan bahwa mahasiswa sering kali mengalami stres. Hal itu ditunjukkan dengan 30% responden menyatakan bahwa kurang dari satu minggu sekali mereka mengalami stres. Didukung dengan sejumlah 24% responden mengalami stres dua sampai tiga minggu sekali. Sebanyak 75% dari responden pula mengaku sadar saat dirinya mengalami stres.
Sesuai dengan hasil survei, 28% responden menunjukkan hal yang sering dirasakan saat stres adalah tegang gugup, dan cemas. Dion Saputra, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Brawijaya (UB) mengaku sadar saat dirinya dilanda stres. Dion mengaku, dirinya akan merasa tegang dan gugup saat mengalami stres.
Hal itu diakui oleh Dion saat dirinya mendapatkan masalah, situasi yang ada pada dirinya. Dion mengaku, tuntutan tugas kuliah yang harus ia kerjakan seringkali membuatnya stres. Sehingga di hari-hari efektif masuk kuliah, mahasiswa semester IV itu merasa dirinya selalu tegang karena harus segera mengerjakan laporan.
Tidak hanya itu saja, Dion menambahkan bahwa saat stres juga dilanda perasaan cemas “Saya tahu kalau saya sedang stres, hal itu terlihat karena saya merasa bahwa diri saya gugup, tegang, dan cemas saat menghadapi sesuatu. Hal tersebut kadang kala membuat saya tidak fokus dan seringkali tidak nyambung saat diajak berbicara,” jelas mahasiswa asal Kediri itu.
Hal paling sering dirasakan oleh mahasiswa saat stres adalah mudah tersinggung. Presentase jumlah hasil survei sebanyak 40% dari jumlah responden menyatakan mudah tersinggung saat dilanda stres. Salah satu responden dari Universitas Negeri Malang (UM), Reza Al Fadli Putra mengaku, merasa mudah tersinggung saat sedang stres.
Bagi Reza, stres merupakan bentuk suasana hati dimana ia tidak sedang berada pada situasi yang baik, sehingga menimbulkan perasaan badmood ketika ada seseorang melakukan sesuatu yang tidak sependapat dengan dirinya. “Nilai sensitif seseorang akan terlihat jelas saat dia sedang mengalami stres,” jelas mahasiswa Prodi Akuntansi itu.
Mahasiswa Wajib Ketahui Penyebab Stres
Mahasiswa akan berpikir dan berusaha keras dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau tantangan dalam kehidupannya. Bagi mahasiswa baru, lingkungan hidup yang baru dan sangat berbeda dengan masa Sekolah Menengah Atas (SMA) akan menjadi momok yang cukup menakutkan. Hal itu disebabkan karena masing-masing individu diharuskan untuk cepat beradaptasi agar dapat segera menyesuaikan dengan lingkungan yang baru.
Sebanyak 46% responden mengaku bahwa penyebab dirinya mengalami stres adalah beban tugas kampus. Diwakili oleh Mohammad Rahmadsyah, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengungkapkan, dirinya sering mengalami stres dengan periode yang sangat cepat dikarenakan beban tanggung jawab sebagai mahasiswa. “Sering mengalami stres saat tugas mulai menumpuk, sedangkan deadline tugas yang cukup mepet,” jelasnya.
Selanjutnya, mengenai perilaku yang sering muncul pada saat seseorang mengalami stres adalah sebanyak 32% mengaku merenung atau enggan beraktifitas. Diwakili oleh Siti Kurnia Boleng mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMM mengungkapkan, selalu ingin menyendiri dan biasanya juga sangat sensitif terhadap teman-teman ataupun orang lain.
Kemudian, kapan waktu mahasiswa biasanya mengalami stres, sebanyak 56% mahasiswa mengaku mengalami stres disaat hari efektif kuliah. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Veby Garnis Kusmarinda, mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Stikes Widyagama, ia mengaku sangat sering mengalami stres ketika banyak tugas, tapi tidak ada support dari keluarga atau pun pacar. “Banyak masalah, banyak yang dipikirkan, dan tidak ada dukungan,” jelasnya mahasiswa asal Bululawang itu.
Strategi Mahasiswa Atasi Stres
Mahasiswa seringkali mengalami stres diakibatkan oleh banyaknya aktifitas perkuliahan, seperti beban tugas akademik maupun non akademik atau organisasi. Lantas, bagaimana pula strategi mahasiswa dalam mengatasi stres? Berikut ulasannya.
Sebanyak 30% responden mengaku lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendengarkan musik atau menonton film untuk mengurangi stres. Siti Handriani, mahasiswi Universitas Islam Malang (Unisma) mengungkapkan, mendengarkan musik sekaligus bernyanyi dengan menghayati lirik cukup mampu membuat perasaan menjadi lebih tenang dan tidak lagi mengalami mood yang menganggu.
“Jenis lagu yang didengarkan tergantung mood, setidaknya yang liriknya mampu menumbuhkan semangat untuk beraktifitas kembali,” jelas mahasiswa Prodi Matematika tersebut.
Winda Asmara, mahasiswa UMM mengungkapkan, hal penting yang harus dilakukan ketika kita menyadari sedang mengalami mood tidak tentu atau stres akibat aktifitas yang banyak atau permasalahan, kita haruslah menerima keadaan dengan lebih positif. Hal itu didukung dengan hasil polling bahwa sebanyak 33% responden akan menerima keadaan dengan lebih positif sebagai langkah untuk menangani stres.
Menurutnya, dengan berpikir positif tentang keadaan yang kita alami, kita mampu mengambil pelajaran berharga yang bisa menguatkan mental kita. Saat pikiran positif, apapun yang kita lihat akan menjadi positif.
“Pentingnya berpikir positif adalah kita menjadi lebih mampu untuk bangkit dari ketidakmampuan, merasa lebih mampu, dan mudah untuk kembali menjalani aktivitas kita sehari hari dengan semangat baru,” jelas mahasiswa Psikologi tersebut.
Sebanyak 30% responden menyarankan kampus untuk tetap memiliki Biro Konseling. Seperti yang diungkapkan oleh Retno Putri Andani, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Inggris mengungkapkan, sebagai mahasiswa baiknya mampu menyesuaikan keadaan kampus, namun kampus juga baiknya menyediakan lembaga yang menangani mahasiswa dengan permasalahan stres.
“Bimbingan Konseling bisa lebih banyak dikenalkan pada mahasiswa, sehingga mahasiswa mampu mengetahui fungsinya biro konseling,” jelas mahasiswa UIN Malang itu.