Krajan.id – Kelompok 45 program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Sebelas Maret (UNS) periode Januari-Maret 2024 laksanakan kegiatan pelatihan pembuatan tas ecoprint ramah lingkungan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Plesungan untuk memupuk generasi peduli lingkungan pada Selasa (23/01/24).
Ecoprint merupakan teknik cetak menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari alam sebagai pewarna dan ramah lingkungan yang artinya tidak menggunakan bahan kimia seperti pewarna tekstil. Bahan pewarna yang berasal dari alam seperti dedaunan kemudian diaplikasikan ke media yang akan digunakan. Media yang digunakan oleh para siswa SDN 1 Plesungan dalam ecoprint ini adalah totebag (tas jinjing).
Kelompok di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Okid Parama Astirin ini menyasar siswa kelas 4 SD dengan pertimbangan diusianya mereka lebih mudah untuk menangkap arahan yang diberikan dan juga telah memahami konsep lingkungan serta kreativitas.
“Tak hanya itu, mereka juga sudah menguasai keterampilan dasar menyulam yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru prakarya,” tulis Dyah Sylvia dalam press release yang diberikan, (18/3/2024).
Inisiatif Kelompok KKN 45 disambut baik dengan antusiasme siswa di kelas yang berjumlah 23 siswa tersebut yang terlihat tertarik sekaligus penasaran dengan penjelasan yang diberikan oleh para mahasiswa. Diawali dengan pemberian arahan kepada para siswa serta bahan-bahan berupa tas jinjing berbahan blacu, dua lembar plastik, dan alat bantu tumbuk yang telah disiapkan oleh Kelompok 45. Dilanjutkan dengan pencarian dedaunan dan bunga-bunga yang dilakukan langsung oleh para siswa di lingkungan sekolah.
Di lapangan SDN 1 Plesungan, para siswa menumbuk daun-daun yang telah diletakkan diatas permukaan tas jinjing. Daun yang diletakkan di atas tas jinjing kemudian diletakkan plastik di atasnya agar ketika proses penumbukan daun tidak langsung hancur. Satu persatu warna daun menempel hingga mengisi seluruh bagian tas jinjing mereka. Pola-pola hiasan pun dibentuk sesuai imajinasi dan kreativitas masing-masing siswa. Meskipun hanya dilakukan pada siswa kelas 4, namun siswa lainnya juga tertarik dan banyak yang melihat bagaimana proses pembuatan ecoprint pada tas jinjing.
Setelah pola-pola tercetak di tas jinjing kemudian dikeringkan dengan dijemur. Para siswa sangat senang dan bangga dengan hasil karyanya masing-masing.
“Diharapkan outcome dari program pelatihan ecoprint ini adalah memberikan semantik semangat kepada para siswa untuk menjadi pribadi yang kreatif dan mengekspresikannya dengan hal positif, serta memiliki kepedulian dengan lingkungan alam melalui pemanfaatan bahan alam pada kerajinan,” ujarnya.
Pelatihan ecoprint adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh Kelompok KKN 45. Program lain yang dilaksanakan adalah membantu mengembangkan UMKM yang berlokasi di Dusun Bonoroto yang berusaha di bidang kerajinan furnitur bambu, yaitu UMKM MBbambu.
Upaya pengembangan usaha yang dilakukan melalui pembuatan sistem pembukuan keuangan, pembuatan banner, membuat pembuatan katalog produk, peningkatan kekuatan bambu, pengelolaan media sosial, content planning hingga marketing UMKM melalui sosial media.
“Kelompok KKN 45 setidaknya sudah meningkatkan penjualan UMKM sebanyak 5-6 penjualan dalam waktu 1 bulan lebih. Hal itu dapat tercapai karena adanya program content planning juga online marketing melalui sosial media. Selain itu keperluan untuk mempromosikan produk-produk UMKM juga sudah dikembangkan seperti katalog produk, banner di tempat usaha, dan juga content sosial media. Diharapkan pengembangan yang diberikan dapat menjadi pemantik perkembangan UMKM MBbambu kedepannya,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa, Kelompok 45 juga melaksanakan program yang ditujukan untuk masyarakat Desa Plesungan, khususnya di Dusun Bonoroto. Program-program yang dilaksanakan yaitu membantu pelaksanaan posyandu, senam lansia, bimbel untuk anak SD, mengajar TPA, dan sosialisasi pencegahan DBD.
“Sosialisasi DBD dilakukan bukan tanpa sebab, dengan musim yang sedang terjadi adalah musim hujan dimana resiko penyebaran penyakit DBD meningkat. Hal tersebut juga disampaikan oleh Pejabat Kepala Desa Plesungan, dimana sudah terdapat 1 pasien yang terjangkit DBD di Desa Plesungan,” jelasnya.
Meskipun terbatas dalam waktu 45 hari, diharapkan program yang dijalankan oleh Kelompok KKN 45 dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat dan UMKM yang dikembangkan. Program KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa, terutama kelompok 45, sebagai bagian dari perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengabdian masyarakat. Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada pembangunan desa melalui ide-ide kreatif dan ilmu yang dituangkan mahasiswa melalui program yang dilaksanakan selama KKN berlangsung.