Kolaborasi Mahasiswa KKN UNS dan Masyarakat Desa Banjarejo dalam Pengelolaan Sampah untuk Pembangunan Masjid dan Madrasah

Pengumpulan sampah anorganik di Desa Banjarejo. (doc. KKN RG 272.1 UNS)
Pengumpulan sampah anorganik di Desa Banjarejo. (doc. KKN RG 272.1 UNS)

Desa Banjarejo, Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Riset Grup 272.1 Universitas Sebelas Maret (UNS) menjalankan program kerja Bank Sampah di Desa Banjarejo, Dusun Krajan, tepatnya di Masjid Baitul Fattah pada Selasa (23/7/2024).

Program ini merupakan inisiatif berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah anorganik. Sebelum adanya Bank Sampah, warga desa sering menghadapi kendala dalam mengelola sampah rumah tangga, terutama sampah anorganik seperti botol bekas, kertas, kardus, dan besi tua yang menumpuk di rumah.

Bacaan Lainnya

Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat Banjarejo mengambil inisiatif dengan mengumpulkan dan menjual sampah tersebut kepada pengepul barang bekas.

Pak Nur Kholis Aziz, Ketua Takmir Masjid Baitul Fattah, menyatakan bahwa “Masjid ini merupakan salah satu yang paling aktif dalam kegiatan masyarakat dan menjadi pelopor dalam program Bank Sampah.”

Partisipasi warga dalam program ini sangat tinggi, menunjukkan antusiasme dan kesadaran akan pentingnya mengurangi volume sampah serta meminimalisir pencemaran lingkungan.

Pemilahan sampah anorganik. (doc. KKN RG 272.1 UNS)
Pemilahan sampah anorganik. (doc. KKN RG 272.1 UNS)

Dalam pelaksanaannya, seluruh warga desa berpartisipasi dengan mengumpulkan sampah rumah tangga yang kemudian ditempatkan dalam karung goni di depan rumah masing-masing.

Remaja masjid Baitul Fattah bertugas mengangkut sampah tersebut setiap satu bulan sekali, atau saat jumlah sampah sudah cukup banyak. Pengumpulan sampah dilakukan setiap malam Jumat dengan melibatkan para remaja masjid.

Dalam sebulan, Bank Sampah ini mampu mengumpulkan sekitar 3-4 truk sampah. Setelah sampah terkumpul, remaja masjid yang mendapatkan giliran piket akan memilah sampah sesuai jenisnya, seperti kardus dan plastik, yang memiliki nilai jual tertinggi. Proses penyortiran ini memakan waktu sekitar 2-3 minggu, mengingat para remaja hanya dapat mengerjakannya di waktu luang.

Dana yang dihasilkan dari penjualan sampah digunakan untuk pembangunan fasilitas umum di desa, termasuk Masjid Baitul Fattah, madrasah, dan tempat pengelolaan Bank Sampah itu sendiri. Proses pembangunan ini melibatkan gotong royong seluruh masyarakat desa, yang semakin menunjukkan semangat kebersamaan mereka dalam menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan bagi Desa Banjarejo.

Namun, program ini juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Tenaga kerja seringkali tidak konsisten dan jumlahnya tidak mencukupi untuk menangani volume sampah yang terus meningkat setiap harinya. Selain itu, minimnya pelatihan khusus bagi para pekerja dalam menangani berbagai jenis sampah dapat menghambat proses pengelolaan dan daur ulang. Lokasi pengelolaan sampah saat ini juga terasa cukup sempit, menyebabkan keluhan dari warga.

Untuk mengatasi masalah ini, pengurus Masjid Baitul Fattah, yang juga bertindak sebagai pengelola Bank Sampah, merencanakan pembangunan tempat pengelolaan yang lebih luas. Hal ini bertujuan agar penampungan sampah tidak menyebabkan penumpukan, serta memudahkan proses pemilahan dengan ruang yang lebih memadai.

Selain itu, perluasan cakupan area layanan Bank Sampah diharapkan dapat menjangkau lebih banyak warga desa. Sosialisasi juga akan dilakukan untuk memberikan informasi tentang manfaat program ini.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNRI Bangun Jejak Positif di Kelurahan Sungai Geniot dalam Pengembangan UMKM, Lingkungan, dan Digitalisasi

Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Desa Banjarejo, tetapi juga membuka peluang untuk menjadikan Bank Sampah ini sebagai model percontohan yang dapat diadopsi oleh desa-desa lain di Kecamatan Rejotangan, atau bahkan di seluruh wilayah Tulungagung.

Harapannya, program ini dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan, sekaligus mendukung ekonomi lokal dengan menciptakan nilai tambah dari sampah yang dapat didaur ulang.

Pemberian kenang-kenangan kepada bank sampah Masjid Baitul Fattah Banjarejo. (doc. KKN RG 272.1 UNS)
Pemberian kenang-kenangan kepada bank sampah Masjid Baitul Fattah Banjarejo. (doc. KKN RG 272.1 UNS)

Dengan adanya program Bank Sampah di Desa Banjarejo, mahasiswa KKN UNS RG 272.1 berhasil berkolaborasi dengan remaja masjid Baitul Fattah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga: Perkuat Ekonomi Lokal: Pemasangan Spanduk UMKM dan Wisata di Desa Rambah Tengah Hulu

Program ini juga memberikan pemahaman yang penting dalam mendukung ekonomi lokal dan menjaga kelestarian lingkungan. Melalui program ini, masyarakat diharapkan semakin peduli terhadap pengelolaan sampah dan terlibat aktif dalam berbagai program lingkungan yang diadakan di desa, guna memastikan terciptanya lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *