Kepemimpinan adalah seni memengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang efektif bukan hanya memiliki keterampilan komunikasi yang baik, tetapi juga mampu membuat keputusan tepat dan membangun visi yang memotivasi orang lain.
Dalam praktiknya, gaya kepemimpinan yang berhasil adalah yang bisa menginspirasi serta memberdayakan orang lain untuk berkembang. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan dan pahlawan nasional Indonesia, menawarkan perspektif unik tentang kepemimpinan yang relevan hingga saat ini.
Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889, Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ia memainkan peran penting dalam memperjuangkan pendidikan yang inklusif, mendirikan Taman Siswa pada 1922—sebuah institusi pendidikan progresif yang memungkinkan rakyat jelata memperoleh pendidikan yang sebelumnya hanya bisa dinikmati oleh kaum priyayi. Melalui pendekatan ini, Ki Hajar Dewantara menanamkan konsep bahwa pendidikan adalah hak semua orang, tanpa memandang status sosial, yang merupakan gagasan revolusioner pada masa kolonial.
Selain perannya dalam dunia pendidikan, Ki Hajar juga dikenal sebagai aktivis kemerdekaan. Melalui tulisan-tulisannya, seperti “Als ik een Nederlander was” (Seandainya Saya Seorang Belanda), ia dengan tegas mengkritik ketidakadilan kolonial yang menyebabkan dirinya diasingkan ke Belanda. Setelah kembali, ia terus berjuang, menjadikan pendidikan sebagai alat untuk membebaskan bangsa dari penjajahan—tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara intelektual dan moral.
Salah satu warisan terbesar Ki Hajar Dewantara adalah semboyan kepemimpinannya yang terkenal: “Ing Ngarsa Sung Tuladha,” “Ing Madya Mangun Karsa,” dan “Tut Wuri Handayani.” Setiap semboyan ini menggambarkan filosofi kepemimpinan yang efektif dan holistik.
“Ing Ngarsa Sung Tuladha” menekankan bahwa seorang pemimpin harus menjadi teladan. Pemimpin yang baik adalah yang mampu menunjukkan kepemimpinan melalui tindakan nyata, bukan hanya kata-kata. Ketika seorang pemimpin berani mengambil inisiatif dan menunjukkan integritas, ia akan menginspirasi orang lain untuk mengikutinya.
Misalnya, dalam konteks pendidikan, seorang guru yang konsisten dan disiplin akan menjadi contoh bagi murid-muridnya. Prinsip ini menuntut pemimpin untuk selalu menjadi model yang layak diikuti.
“Ing Madya Mangun Karsa” berarti pemimpin harus hadir di tengah-tengah anggotanya untuk membangkitkan semangat dan mengarahkan. Dalam peran ini, pemimpin tidak mengambil alih, melainkan menciptakan atmosfer yang kondusif bagi kerja sama dan inisiatif. Pemimpin seperti ini harus terbuka terhadap masukan dan pandai membangkitkan motivasi dalam kelompoknya, mendorong tim untuk berani mencoba dan tumbuh bersama.
“Tut Wuri Handayani” menggarisbawahi pentingnya peran pemimpin dalam memberikan dorongan dari belakang. Pemimpin tidak harus selalu berada di depan panggung, tetapi lebih penting memberikan dukungan dan kepercayaan kepada bawahannya untuk bertindak mandiri.
Dalam konteks ini, pemimpin harus mampu menciptakan ruang bagi orang lain untuk belajar, berkembang, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Filosofi ini mengajarkan bahwa pemimpin yang hebat adalah mereka yang mampu mempersiapkan generasi penerus dengan memberikan kebebasan sekaligus dukungan.
Ketiga semboyan ini menyampaikan satu pesan yang kuat: kepemimpinan bukan hanya tentang mengendalikan, tetapi tentang melayani, mendukung, dan memberdayakan orang lain. Gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantara tidak hanya relevan di dunia pendidikan, tetapi juga menjadi prinsip penting dalam berbagai bidang kehidupan. Pemimpin yang berhasil tidak hanya memimpin dengan kekuatan, tetapi dengan keteladanan dan empati.
Baca Juga: Menghidupkan Kembali Sunnah Nabi Melalui Seni Bela Diri Pencak Silat di Era Modern
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada 26 April 1959, namun warisannya terus hidup. Prinsip-prinsip kepemimpinannya tetap relevan dalam membentuk masa depan bangsa. Melalui pendidikan dan keteladanannya, ia telah meletakkan dasar bagi generasi pemimpin yang tidak hanya bijaksana, tetapi juga peka terhadap kebutuhan masyarakat.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.