KSM-T 18 Mengelola Limbah Puntung Rokok Menjadi Pestisida Ramah Lingkungan, Petani Untung Berlipat  

Sesi foto bersama saat pengaplikasian pestisida nabati pada tanaman jagung. (doc. KSM-T 18 Unisma)
Sesi foto bersama saat pengaplikasian pestisida nabati pada tanaman jagung. (doc. KSM-T 18 Unisma)

Desa Gading Kembar, Krajan.id – Sekelompok petani di Desa Gading Kembar Kabupaten Malang, Jawa Timur, berhasil mengembangkan pestisida nabati yang terbuat dari tembakau dan putung rokok. Inovasi ini menarik perhatian banyak pihak karena potensinya sebagai alternatif pestisida yang ramah lingkungan untuk mengendalikan hama tanaman.

Ketua Kelompok KSMT, Laode, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keprihatinan mereka terhadap tingginya penggunaan pestisida kimia dan banyaknya limbah putung rokok di lingkungan mereka.

Bacaan Lainnya

“Kami tahu tembakau mengandung nikotin yang bisa membunuh serangga. Jadi kami berpikir, kenapa tidak memanfaatkan limbah puntung rokok untuk membuat pestisida yang aman bagi lingkungan?,” ujar Laode.

Proses pembuatan pestisida nabati ini cukup sederhana. Tembakau dan putung rokok direndam dalam air selama beberapa hari, kemudian disaring dan dicampur dengan sabun alam sebagai perekat. Campuran ini kemudian diencerkan sebelum disemprotkan ke tanaman.

Dr. Ir. Anis Sholihah. MP. Dosen Agroteknologi dari Universitas Islam Malang (Unisma), mengomentari inovasi ini, “Ini adalah langkah positif dalam pertanian berkelanjutan. Pestisida nabati umumnya lebih aman bagi lingkungan dan organisme non-target dibandingkan pestisida sintetis.”

Namun, Dr. Ir. Anis Sholihah. MP juga mengingatkan perlunya penelitian lebih lanjut.

“Kita perlu memastikan efektivitas dan keamanannya dalam jangka panjang, terutama mengingat adanya residu nikotin,” tambahnya.

Baca Juga: KKN MIT 18 Tematik Posko 92 UIN Walisongo Tingkatkan Kebersamaan dan Persatuan Melalui Lomba 17 Agustus di Dusun Wonosari

Sementara itu, Kelompok Tani  sudah mulai menggunakan pestisida nabati ini di lahan mereka dan melaporkan hasil yang menjanjikan.

“Hama berkurang dan tanaman kami lebih sehat. Yang terpenting, kami merasa lebih aman karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya,” kata Pak Supardi, salah satu anggota Kelompok Tani.

Inovasi ini juga mendapat perhatian dari komunitas pecinta lingkungan karena potensinya dalam mengurangi limbah putung rokok.

“Ini adalah contoh bagaimana kita bisa mengubah masalah menjadi solusi,” komentar Angga Dwi, aktivis lingkungan lokal.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNAND Gelar Sosialisasi Pembentukan Peraturan Nagari di Lubuk Gadang Timur

Dengan perkembangan ini, Desa Gading Kembar berharap dapat menjadi contoh dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan dan pengelolaan limbah kreatif. Jika berhasil, inovasi ini bisa menjadi model yang dapat diterapkan di beberapa daerah lain di Indonesia.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *