Mahasiswa KKN 71 UINSA Kenalkan Inovasi Ecobrick di Desa Gading

Foto bersama mahasiswa KKN 71 UINSA dengan para peserta dalam kegiatan edukasi memperkenalkan Ecobrick Di Desa Gading, Kamis (18/07/24). (doc. KKN 71 UINSA)
Foto bersama mahasiswa KKN 71 UINSA dengan para peserta dalam kegiatan edukasi memperkenalkan Ecobrick Di Desa Gading, Kamis (18/07/24). (doc. KKN 71 UINSA)

Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 71 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) melaksanakan program kerja inovatif dengan tema Kesehatan Lingkungan di Desa Gading, Kecamatan Winongan, Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (18/07/24). Mereka memperkenalkan konsep Ecobrick, yakni pengolahan sampah plastik menjadi pot tanaman yang ramah lingkungan.

Program ini tidak hanya memberikan edukasi mengenai pengolahan sampah plastik, tetapi juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat desa. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat diajarkan cara memilah sampah organik dan anorganik, serta mengolah sampah plastik menjadi produk yang bermanfaat.

Bacaan Lainnya

Proses pembuatan Ecobrick dimulai dengan pengumpulan dan pemilahan sampah plastik. Sampah tersebut kemudian dilelehkan dalam wajan bekas menggunakan tungku api, dan dicetak menjadi bentuk pot tanaman.

Proses pembuatan Ecobrick. (doc. KKN 71 UINSA)
Proses pembuatan Ecobrick. (doc. KKN 71 UINSA)

Pot tersebut dicelupkan dalam air untuk menghilangkan panas dan memudahkan proses pembuatan lubang penanaman. Bagian tengah cetakan pot dilubangi dan diberi oli untuk mengisi rongga-rongga udara, kemudian dibiarkan mengering dan dicat sebagai sentuhan akhir.

Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari masyarakat, termasuk Bapak Habibi, Kepala Dusun Gading, yang menyatakan ketertarikannya terhadap proses pembuatan Ecobrick.

“Saya tertarik dengan proses pembuatan Ecobrick karena saya belum pernah menjumpai hal tersebut, namun saya masih bingung tentang penggunaan oli dalam proses pembuatan Ecobrick ini,” ujar Bapak Habibi.

Baca Juga: KKN UMD UNEJ 113 Tingkatkan Kesadaran Remaja Desa Tarum Tentang Gizi dan Bahaya Pernikahan Dini

Bagas, penanggung jawab kegiatan ini, menjelaskan bahwa penggunaan oli bertujuan untuk memperkuat pot agar tidak mudah rapuh.

“Penggunaan oli dalam proses pembuatan Ecobrick ini agar produk lebih kuat dan tidak mudah rapuh,” tambahnya.

Baca Juga: Sinergi KKN Kolaboratif 167 Desa Biting dan Kasun Melakukan Pendataan Stunting Demi Intervensi Tepat Sasaran

Kegiatan ini ditutup dengan pesan semangat untuk masyarakat agar terus berupaya mengelola sampah dengan baik. Harapannya, edukasi mengenai Ecobrick dapat menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan, sehingga lingkungan sekitar tetap sehat dan terjaga kelestariannya untuk masa depan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Ecobrick setelah di proses Jadi Pot.kemudian utk lebih cepat kering dan padat biar TDK muda retak harus di apakan lagi.?