Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Pentingnya Kesiapan Menikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Temuireng

Pelaksanaan program kerja sosialisasi pencegahan stunting. (doc. Pribadi)
Pelaksanaan program kerja sosialisasi pencegahan stunting. (doc. Pribadi)

Krajan.id – Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai 21,6%, menjadikan stunting sebagai masalah kesehatan yang menjadi perhatian banyak pihak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Dalam mendukung program tersebut, KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) merancang program kerja pencegahan stunting di Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Bacaan Lainnya

Program ini disambut baik oleh perangkat desa, terutama kader kesehatan, karena sejalan dengan program puskesmas setempat mengenai pencegahan stunting.

Program pencegahan stunting dikaji dari berbagai bidang keilmuan, termasuk kesehatan, psikologi, pertanian, ekonomi, dan hukum. Program ini dilaksanakan melalui sosialisasi kepada remaja putri dan kader kesehatan Desa Temuireng. Remaja putri menjadi target utama sosialisasi ini karena pencegahan stunting dapat dimulai dari kesiapan menikah pada remaja.

Shevanya Putri Fatiha, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, memberikan psikoedukasi mengenai kesiapan menikah.

“Kesiapan menikah mencakup pandangan tentang anak-anak dan pendekatan dalam merawat mereka, pemahaman tentang pembagian peran dalam rumah tangga, dan kemampuan beradaptasi,” jelas Shevanya. Jika indikator-indikator ini tidak terpenuhi, hal ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak.

Psikoedukasi tersebut juga memuat kesiapan menjadi orang tua dan pemenuhan hak anak. Pengenalan aspek kesiapan menjadi orang tua kepada remaja penting agar mereka memahami dinamika yang akan terjadi ketika memiliki anak dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut.

“Individu yang sudah memenuhi aspek kesiapan menikah dan menjadi orang tua diharapkan akan lebih siap menjalani peran sebagai orang tua dan memenuhi hak anak mereka, terutama dalam mendapatkan gizi yang cukup dan sanitasi yang layak,” tambah Shevanya.

Baca Juga: Mahasiswa UNDIP Ajarkan Pembuatan POC dari Air Cucian Beras kepada Ibu-Ibu KWT di Klaten

Pelaksanaan program kerja ini mendapat antusiasme tinggi dari remaja putri dan kader kesehatan Desa Temuireng. Hal ini terlihat dari perhatian peserta yang terfokus pada materi yang disampaikan dan adanya beberapa pertanyaan yang muncul pada sesi tanya jawab.

Pemberian buku saku pencegahan stunting kepada seluruh peserta juga diharapkan dapat membantu mereka memahami materi dan menyebarkannya kepada masyarakat lainnya.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *