Mahasiswa KKN UNDIP Inisiasi Inovasi Pembuatan Cairan untuk Atasi Bau Kandang Ayam Petelur, Peternak dan Warga Antusias

Pemberian Cairan Dengan Bahan Dasar EM4 dan Molases yang difermentasi kepada peternak Ayam Petelur. (doc. Pribadi)
Pemberian Cairan Dengan Bahan Dasar EM4 dan Molases yang difermentasi kepada peternak Ayam Petelur. (doc. Pribadi)

Krajan.id – Desa Pule, yang terletak di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, dikenal sebagai wilayah dengan potensi pertanian yang tinggi. Sebagian besar masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian, yang mencakup 60% dari total luas desa.

Bacaan Lainnya

Namun, selain bertani, banyak warga Desa Pule yang juga mengandalkan sektor peternakan, khususnya peternakan ayam petelur. Meskipun memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan, peternakan ayam petelur di desa ini menghadapi tantangan serius terkait bau tidak sedap dari kotoran ayam yang mencemari lingkungan sekitar, terutama saat musim hujan.

Bau amonia yang kuat dari kotoran ayam tidak hanya mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan lingkungan.

Menyadari pentingnya penanganan masalah ini, mahasiswa TIM II KKN Desa Pule dari Universitas Diponegoro (UNDIP), M Apta Danendra Deepsidarta, yang merupakan mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, hadir dengan solusi inovatif.

Pada (21/7/2024), Apta memperkenalkan cairan penyemprot kandang berbahan dasar EM4 dan molases yang dapat mengurangi bau amonia di kandang ayam petelur. Cairan ini dibuat melalui proses fermentasi yang menghasilkan solusi efektif dalam mengurangi bau tidak sedap.

Dalam demonstrasi yang dilakukan di Dusun Gemutren, Apta menjelaskan cara pembuatan cairan tersebut kepada para peternak ayam petelur. Proses pembuatannya cukup sederhana namun memerlukan ketelitian. “Kami ingin para peternak tidak hanya mengerti cara membuat cairan ini, tetapi juga memahami manfaatnya bagi lingkungan dan kesehatan ternak mereka,” ungkap Apta.

Baca Juga: Kegiatan Literasi di SD 02 Puguh Guna Meningkatkan Minat Membaca Siswa oleh Mahasiswa KKN MIT 18 Posko 35 UIN Walisongo

Tahapan pembuatannya dimulai dengan menyiapkan botol berkapasitas 1,5 liter, gelas ukur, air bersih, EM4 peternakan, molases, dan semprotan. Air bersih sebanyak 1 liter dimasukkan ke dalam botol, kemudian ditambahkan 15 ml EM4 dan 15 ml molases. Campuran ini diaduk hingga merata dan ditutup rapat. Proses fermentasi berlangsung selama tiga hari untuk memastikan cairan tersebut siap digunakan.

Setelah fermentasi selesai, cairan ini dapat digunakan dengan cara mencampurkan 20 ml cairan yang sudah jadi ke dalam semprotan berkapasitas 1,5 liter yang berisi air bersih. Cairan ini kemudian disemprotkan ke seluruh bagian kandang, terutama pada alas kandang, yang merupakan sumber utama bau amonia.

Baca Juga: Pelatihan Pembuatan Konten Branding Produk UMKM: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal Melalui Digitalisasi

Program ini mendapat sambutan hangat dari peternak dan warga Desa Pule. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masalah bau amonia yang selama ini mengganggu kenyamanan warga dapat teratasi, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan ternak di Desa Pule. Program ini juga menjadi contoh bagaimana sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan solusi nyata untuk permasalahan sehari-hari.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *