Mahasiswa KKN UNS Kelompok 293 Ajak Siswa SDN 01 Gambiranom Kelola Sampah Anorganik Melalui Pembuatan Ecobrick

Sesi foto bersama mahasiswa KKN 293 UNS dan siswa-siswi SDN 01 Gambiranom setelah pelaksanaan kegiatan pembuatan ecobrick. (doc. KKN 293 UNS)
Sesi foto bersama mahasiswa KKN 293 UNS dan siswa-siswi SDN 01 Gambiranom setelah pelaksanaan kegiatan pembuatan ecobrick. (doc. KKN 293 UNS)

Krajan.id – Mahasiswa KKN UNS Kelompok 293 telah berhasil melaksanakan program kerja pembuatan ecobrick di Desa Gambiranom, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa SDN 01 Gambiranom. Kegiatan ini berlangsung pada (24-25/7/2024) dan difokuskan pada pembuatan kursi dari ecobrick untuk digunakan oleh para siswa.

Program ini tidak hanya mengajarkan teknik pengelolaan sampah anorganik, tetapi juga menekankan pentingnya peran anak-anak dalam menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu anggota tim KKN 293 UNS, Ferry Restu Alfian Syah, dalam press release yang diberikan, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menanamkan kebiasaan berkelanjutan sejak dini.

Bacaan Lainnya

“Dengan mengajarkan pembuatan ecobrick, kami berharap dapat menginspirasi anak-anak untuk menjadi agen perubahan yang peduli lingkungan di masa depan,” ujarnya.

Ecobrick sendiri merupakan istilah yang berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yakni “eco” yang berarti ramah lingkungan, dan “brick” yang berarti bata. Ecobrick dibuat dengan cara mengisi botol plastik bekas dengan sampah plastik hingga penuh, lalu dipadatkan menjadi keras.

Produk ini kemudian dapat digunakan dalam berbagai proyek konstruksi seperti pembangunan dinding, furnitur, dan bangunan kecil. Selain membantu mengurangi limbah plastik, ecobrick juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah.

Melalui kegiatan ini, Tim KKN 293 UNS berhasil membuat beberapa ecobrick yang kemudian digunakan untuk membuat kursi bagi siswa SDN 01 Gambiranom.

Mahasiswa Prodi Agribisnis UNS itu menjelaskan, “Kami berharap produk ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan kami dalam mengolah sampah plastik, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi anak-anak tentang bagaimana sampah yang tampaknya tidak berguna bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.”

Antusias siswa-siswi SDN  01Gambiranom dalam praktik pembuatan ecobrick. (doc. KKN 293 UNS)
Antusias siswa-siswi SDN 01Gambiranom dalam praktik pembuatan ecobrick. (doc. KKN 293 UNS)

Sosialisasi tentang manfaat pengolahan sampah anorganik ini dilakukan secara langsung kepada siswa SDN 01 Gambiranom. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas para siswa, sekaligus memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengolahan sampah anorganik yang sulit terurai. Dengan demikian, anak-anak dapat turut serta dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga dirancang untuk menjadi bagian dari pola pikir dan perilaku siswa di masa depan. Ferry Restu Alfian Syah menambahkan, “Kami berharap kegiatan ini bisa menanamkan nilai-nilai lingkungan yang kuat pada diri anak-anak. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.”

Proses pembuatan ecobrick sendiri dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana yang bisa diikuti oleh siapa saja di rumah. Pertama, plastik yang akan digunakan harus dibersihkan dari sisa makanan, minyak, kotoran, dan cairan agar tidak menimbulkan bau dan pertumbuhan mikroba.

Baca Juga: Peduli Lingkungan: Tim PPK Ormawa GAMAPI UGM Bersama Masyarakat Kelola Limbah Peternakan Babi di Kalurahan Banjarasri, Kulon Progo

Setelah itu, plastik dikeringkan, dan dimasukkan ke dalam botol dengan menggunakan tongkat untuk memadatkannya. Botol yang digunakan harus memiliki ukuran yang sama untuk memastikan kekokohan produk akhir.

Hasil karya kursi berbahan ecobrick. (doc. KKN 293 UNS)
Hasil karya kursi berbahan ecobrick. (doc. KKN 293 UNS)

Pembuatan ecobrick tidak hanya menuntut ketelitian tetapi juga konsistensi, karena hasil yang baik hanya akan diperoleh jika botol benar-benar padat tanpa rongga kosong. “Ecobrick yang baik akan terasa keras dan tidak kempes saat ditekan. Ini adalah indikator bahwa kita telah melakukan pekerjaan dengan benar,” jelasnya.

Baca Juga: Inspiratif! Mahasiswa KKN MBKM UNRI Bangkitkan Semangat Anak-anak Desa Banjar Panjang Lewat Nobar Film Motivasi

Dengan demikian, diharapkan kegiatan pengelolaan sampah plastik yang telah ditanamkan sejak dini ini akan terus berkembang dan menjadi bagian integral dari kehidupan siswa di masa depan, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Dalam pelaksanaan, Kelompok 293 KKN UNS beranggotakan sepuluh mahasiswa yaitu Ezra Favian Pandega Nurdin (FH/Hukum), Khaliza Putri Sonia (FH/Hukum), Mareta Dwi Suryani (FKIP/Pend.Ekonomi), Yunita Ningrum (FSRD/DKV), Zulfa Salsabila (FH/Hukum), Rehan Dwi Titon Nur Ihsan (FP/Ilmu Tanah), Ferry Restu Alfian Syah (FP/Agribisnis), Reza Nur Magista (FKIP/Pend.Biologi), Priska Monika Manik (FKIP/Pend.Sosiologi Antropologi), Nadia Octaviani Faiq Salsabila (FMIPA/Kimia). Dengan Dosen Pembimbing Lapangan yaitu Ibu Diana Tantri Cahyaningsih, SH.M.Hum. M.Kn

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *