Mengurangi Polusi dengan Teknologi Baru: Tong Pembakaran Sampah Minim Asap

Mahasiswa/i KKN UNDIP melakukan workshop penggunaan tong pembakaran sampah minim asap sampah minim asap. (doc. Pribadi)
Mahasiswa/i KKN UNDIP melakukan workshop penggunaan tong pembakaran sampah minim asap sampah minim asap. (doc. Pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan edukasi mengenai tong pembakaran sampah minim asap di Desa Lemahireng, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jumat (6/8/2024).

Di tengah meningkatnya permasalahan pencemaran udara akibat pembakaran sampah terbuka, inovasi dalam teknologi pengelolaan sampah menjadi sangat penting. Salah satu solusi yang diperkenalkan adalah tong pembakaran sampah minim asap. Teknologi ini bertujuan untuk mengurangi emisi polutan dan meningkatkan kualitas udara di daerah yang terdampak.

Bacaan Lainnya

Pembakaran sampah terbuka sering menghasilkan asap tebal yang mengandung zat berbahaya, mencemari udara dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Gangguan pernapasan dan penyakit terkait polusi udara menjadi masalah yang semakin mendesak untuk diatasi. Oleh karena itu, teknologi tong pembakaran minim asap sangat dibutuhkan sebagai solusi efektif.

Tong pembakaran sampah minim asap dirancang dengan fitur-fitur canggih untuk mengurangi emisi asap. Desainnya mencakup lapisan isolasi yang menjaga suhu pembakaran tetap tinggi, sehingga sampah dapat terbakar lebih lengkap.

Selain itu, sistem ventilasi yang terdapat pada tong ini memungkinkan aliran udara yang optimal, membantu pembakaran menjadi lebih bersih dan mengurangi pembentukan asap.

“Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pembakaran sampah terbuka di desa kami,” ujar salah satu mahasiswa KKN UNDIP.

Program KKN Universitas Diponegoro di Desa Lemahireng tidak hanya memperkenalkan teknologi ini, tetapi juga melaksanakan pelatihan dan edukasi untuk masyarakat. Workshop yang diadakan bertujuan untuk mengajarkan cara penggunaan dan pemeliharaan tong pembakaran kepada warga.

“Kami memberikan penjelasan detail mengenai cara kerja dan keuntungan dari tong pembakaran ini,” jelas seorang mahasiswa KKN.

Selain itu, informasi mengenai manfaat penggunaan tong pembakaran minim asap disampaikan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.

Untuk keberhasilan program ini, diperlukan dukungan berkelanjutan dan edukasi yang berkesinambungan. Rekomendasi ke depan meliputi peningkatan infrastruktur dengan penyediaan lebih banyak tong pembakaran dan perluasan jangkauan implementasi teknologi ini.

“Kami berharap pemerintah dan masyarakat terus mendukung program ini agar bisa berlanjut dan berkembang,” tambah mahasiswa KKN lainnya.

Inovasi tong pembakaran sampah minim asap yang diterapkan di Desa Lemahireng memerlukan dukungan aktif dari masyarakat agar teknologi ini dapat diterapkan di lebih banyak daerah.

Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan lebih bersih dan sehat, berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Teknologi ini bisa menjadi solusi yang signifikan dalam mengurangi polusi udara di desa kami,” tutup salah satu warga yang mengikuti pelatihan.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *