Peduli Lingkungan: Mahasiswa KKN UNDIP Terapkan Biopori sebagai Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Sampah Organik

Tim II KKN Undip Tahun 2024 berfoto bersama warga Desa Sumberejo setelah pelaksanaan sosialisasi program kerja biopori. (doc. Pribadi)
Tim II KKN Undip Tahun 2024 berfoto bersama warga Desa Sumberejo setelah pelaksanaan sosialisasi program kerja biopori. (doc. Pribadi)

Krajan.id – Tim II KKN Reguler Universitas Diponegoro (UNDIP) telah melaksanakan program kerja multidisiplin bertajuk ‘Penerapan Biopori sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Organik: Pendekatan Inovatif untuk Keberlanjutan Lingkungan’ di Kabayanan I Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. Program ini ditujukan untuk 10 RT di wilayah tersebut.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan keterangan yang diberikan (16/8/2024) kepada Krajan.id, program ini dilatarbelakangi oleh hasil survei yang dilakukan tim KKN, yang mengungkapkan kurangnya inovasi dalam pemanfaatan sampah organik di Desa Sumberejo. Sebelumnya, limbah organik hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, menunjukkan adanya potensi yang belum tergali dalam pengelolaan sampah.

Biopori, sebuah metode sederhana namun efektif, diperkenalkan sebagai solusi. Metode ini melibatkan pembuatan lubang-lubang kecil di tanah yang diisi dengan sampah organik. Proses dekomposisi alami kemudian mengubah sampah menjadi kompos berkualitas tinggi.

Selain mengurangi volume sampah, biopori juga berfungsi sebagai resapan air, membantu mencegah banjir dan menjaga kelembaban tanah.

Tim yang terdiri dari 8 mahasiswa lintas disiplin ilmu ini mengadakan sosialisasi dan penyuluhan tentang teknologi biopori kepada warga setempat. Pada sesi sosialisasi, mahasiswa KKN menjelaskan konsep, manfaat, jenis sampah organik yang cocok dimasukkan ke dalam lubang biopori, dan cara merawatnya.

Setelah itu, tim KKN melakukan demonstrasi langsung cara pembuatan lubang resapan biopori di beberapa titik strategis di desa. Perwakilan dari setiap RT di Kabayanan I Desa Sumberejo yang berjumlah sepuluh RT tersebut akan diberikan masing-masing satu tabung resapan biopori yang nantinya akan diterapkan di setiap RT sebagai langkah awal agar warga mulai membangun lubang resapan biopori.

Ketua RT akan bertanggung jawab untuk melanjutkan dan memperluas penerapan biopori di wilayah RT tersebut. Tim KKN akan melakukan monitoring dan evaluasi hingga periode KKN berakhir.

Demonstrasi pembuatan lubang biopori. (doc. Pribadi)
Demonstrasi pembuatan lubang biopori. (doc. Pribadi)

Koordinator Tim II KKN Desa Sumberejo, Riyan Sandya, menjelaskan, “Tujuan utama program ini adalah memperkenalkan metode pengelolaan sampah organik yang efektif dan ramah lingkungan kepada masyarakat Desa Sumberejo. Biopori tidak hanya bermanfaat untuk mengolah sampah, tetapi juga dapat meningkatkan daya resap air tanah, mengurangi risiko banjir, serta menghasilkan pupuk organik yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian lokal atau bahkan dijual.”

Kepala Desa Sumberejo, Bapak Sentot Nugroho, menyambut baik inisiatif ini. “Kami sangat mengapresiasi upaya mahasiswa KKN UNDIP dalam membantu kami mengatasi permasalahan sampah organik. Semoga program ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat kami,” ujarnya.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNRAM Adakan Sosialisasi Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Baglog di Desa Jago

Sementara itu, Kepala Dusun I Desa Sumberejo, Bapak Sugeng, mengutarakan kesannya mengenai program biopori. “Kami melihat potensi besar dalam program ini. Selain manfaat lingkungan, ada aspek edukasi dan pemberdayaan masyarakat yang sangat berharga,” ujarnya.

Antusiasme warga Desa Sumberejo terhadap program ini sangat tinggi. Mereka mengikuti kegiatan sosialisasi dan demonstrasi dengan seksama, serta berkomitmen untuk menerapkan teknik biopori di lingkungan masing-masing.

Penyerahan pipa biopori kepada warga Desa Sumberejo. (doc Pribadi)
Penyerahan pipa biopori kepada warga Desa Sumberejo. (doc Pribadi)

“Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Selama ini kami hanya membuang sampah sisa makanan dan organik, tapi sekarang kami bisa mengolahnya menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lahan pertanian kami,” ungkap Pak Rebin, salah seorang warga Desa Sumberejo.

Baca Juga: Popok Bekas Jadi Pupuk: Inovasi Mahasiswa KKN UNDIP Atasi Masalah Lingkungan

Program ini diharapkan tidak hanya berdampak pada Desa Sumberejo, tetapi juga dapat menjadi model pengelolaan sampah organik yang dapat direplikasi di desa-desa lain. Dengan pendekatan yang menggabungkan inovasi teknologi sederhana, edukasi masyarakat, dan pemberdayaan lokal, inisiatif ini menunjukkan potensi besar dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah lingkungan terutama sampah organik.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *