Krajan.id – Kelompok KKN 37 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) mengadakan pelatihan pembuatan silase dan pupuk organik cair (POC) di Padukuhan Kauman, Gunung Kidul. Pelatihan ini berlangsung pada Jumat (9/8/2024), di Balai Padukuhan Kauman dan diikuti oleh 15 warga setempat yang sebagian besar adalah petani.
Pelatihan ini diselenggarakan untuk mengatasi masalah kekurangan pakan ternak segar yang kerap dialami petani di Padukuhan Kauman saat musim kemarau. Limbah pertanian, seperti tebon jagung yang biasanya tidak dimanfaatkan, kini diajarkan untuk diolah menjadi silase.
Silase menjadi solusi yang efektif untuk menyediakan pakan cadangan berkualitas bagi ternak. Selain itu, POC diperkenalkan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berdampak negatif pada lingkungan.
“Kami ingin memberikan solusi kepada masyarakat, terutama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Dengan silase dan POC, petani dapat tetap produktif meski dalam kondisi cuaca yang kurang mendukung,” ujar perwakilan Kelompok KKN 37 UMBY saat memberikan keterangan, Senin (12/8/2024).
Mayoritas warga Kauman menyambut baik pelatihan ini. Meski diakui terdapat tantangan, namun antusiasme sebagian besar peserta terlihat saat mereka mempelajari teknik-teknik baru tersebut. Menurut Kelompok KKN 37 UMBY, meskipun adopsi metode ini masih membutuhkan waktu, keberhasilan pelatihan ini menjadi langkah awal yang penting dalam mengubah paradigma petani setempat.
“Tantangannya adalah bagaimana mengajak lebih banyak petani untuk beralih ke metode yang lebih ramah lingkungan ini. Namun, kami optimis dengan melihat antusiasme yang ada,” tambah perwakilan kelompok tersebut.
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan cara memotong hijauan menjadi ukuran kecil, mencampurkannya dengan dedak jagung dan bahan fermentasi seperti EM4 serta molases, lalu memasukkan campuran tersebut ke dalam wadah kedap udara. Setelah dipadatkan dan ditutup rapat, hijauan difermentasi selama beberapa minggu hingga siap digunakan sebagai silase.
Sementara itu, untuk pembuatan POC, peserta mempelajari cara mengumpulkan bahan-bahan organik seperti urine ternak, mencampurnya dengan molases atau EM4, dan membiarkannya difermentasi selama satu hingga dua minggu sebelum digunakan sebagai pupuk cair.
Manfaat dari pelatihan ini cukup signifikan bagi para petani. Silase memungkinkan petani untuk tetap menyediakan pakan berkualitas bagi ternak mereka selama musim kemarau, sementara POC membantu meningkatkan kesuburan tanah di Gunung Kidul yang dikenal kurang subur dan berbatu.
“Dengan metode ini, petani tidak hanya dapat menekan biaya produksi, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan,” kata perwakilan Kelompok KKN 37 UMBY.
Persiapan yang matang dilakukan oleh mahasiswa KKN UMBY untuk menyelenggarakan pelatihan ini. Mereka mempelajari seluruh materi terkait pembuatan silase dan POC, menyusun rencana detail, dan menyiapkan semua bahan serta alat yang dibutuhkan.
Meskipun mereka menghadapi kesulitan dalam mencari hijauan segar dan urine untuk bahan pembuatan, pelatihan ini tetap berlangsung dengan baik berkat kerja keras dan kerjasama semua pihak.
“Ini adalah bentuk kontribusi nyata kami kepada masyarakat. Kami berharap hasil dari pelatihan ini dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh para petani,” tutup perwakilan Kelompok KKN 37 UMBY.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.