Pemanfaatan Rumput Purun Menjadi Sedotan Ramah Lingkungan

Sedotan ramah lingkungan yang terbuat dari tanaman purun.
Sedotan ramah lingkungan yang terbuat dari tanaman purun.

Masalah sampah plastik sampai saat ini masih belum juga terselesaikan. Berdasarkan data dari ScienceMag, jumlah produksi sampah plastik global sejak 1950 hingga 2015 cenderung selalu menunjukkan peningkatan. Pada 1950, produksi sampah dunia ada di angka 2 juta ton per tahun. Sementara 65 tahun setelah itu, pada 2015 produksi sampah sudah ada di angka 381 juta ton per tahun.Tahun 2019 produksi sampah plastik di Indonesia sekitar 175.000 ton per hari.

Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Oleh karena itu inovasi-inovasi untuk mengurangi sampah plastik harus di dukung, salah satu contohnya adalah sedotan yang terbuat dari tanaman purun (gulma). Sebelum lanjut ke pembuatan sedotan purun kita harus mengetahui apa itu tanaman purun.

Bacaan Lainnya

Purun (Lepironia articulata), termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, ordo Cyperales kelas Monocotyledoneae, dan famili teki-tekian (Cyperaceae), tanaman purun adalah sejenis semak yang biasanya tumbuh liar di daerah lahan basah atau rawa gambut yang kerap tergenang air.

Berdasarkan penelitian Suprapto dan Yudha (2019), ciri-ciri dari tanaman purun adalah memiliki batang berongga tegak, dan tidak bercabang. Batangnya tidak berdaun karena daunnya tereduksi menjadi pelepah yang berbentuk buluh bagai membran yang menyelubungi pangkal batang.

Tanaman purun yang tumbuh liar di daerah lahan basah atau rawa gambut.
Tanaman purun yang tumbuh liar di daerah lahan basah atau rawa gambut.

Umumnya purun mempunyai panjang sekitar 50-200 cm, dan ketebalan 2-8 mm dengan warna keabu-abuan hingga hijau mengkilap. Selain itu, terdapat bunga bulir batangnya berbentuk silinder yang majemuk dan bersifat hermafrodit yang terletak di ujung, dengan panjang 2-6 cm dan lebar 3-6 mm.

Purun dapat tumbuh dengan baik bahkan sepanjang tahun di habitat lahan yang selalu berair seperti tawar tepian danau, saluran tersier, dan terutama di tanah gambut.

Hal ini karena tanaman purun mampu beradaptasi dengan baik pada lahan bersulfur masam dengan pH rendah seperti pada tanah lempung atau humus dengan Ph 6,9-7,3, lalu juga di dataran rendah dengan ketinggian 0-1.350 m di atas permukaan laut, dan juga pada suhu 30-35°C dengan kelembaban tanah 98-100%.

Keberadaanya kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan anyaman seperti tas, keranjang, topi, tikar, dan juga sering diolah menjadi bahan pupuk organik.

Baca Juga: Beras Analog: Inovasi Pangan Masa Depan untuk Ketahanan Pangan

Purun saat ini, juga dimanfaatkan menjadi sedotan ramah lingkungan sebagai salah satu upaya mengurangi sampah plastik. Sedotan purun adalah sedotan yang ramah lingkungan, mudah terurai dan jadi pupuk organik karena berasal dari tanaman, teksturnya lebih kokoh, tidak gampang robek. Sebelum menjadi sedotan, tanaman purun liar harus melalui beberapa proses sebagai berikut:

Memanen tanaman purun liar yang berasal dari ladang,rawa-rawa sungai atau tanaman purun yang sengaja dibudidayakan. Purun dipanen sekitar 3-4 bulan usia masa panen dengan cara dipangkas agar sisa batang masih dapat tumbuh dan digunakan kembali.

Selanjutnya purun dibersihkan menggunakan spons cuci piring. Tujuan membersihkan purun ini agar tidak ada serangga atau kotoran yang menempel pasca panen.

Setelah dibersihkan bagian luarnya selanjutnya purun dibersihkan bagian dalamnya menggunakan straw brush karena purun memiliki lubang di tengah batang seperti bambu, proses ini dilakukan untuk mencegah ada nya serangga, ulat, dan residu yang ada di dalam.

Jika purun sudah dibersihkan proses selanjutnya adalah memotong purun dengan ukuran 11-17 cm atau di sesuaikan kebutuhan. Proses pemotongan purun bisa menggunakan alat khusus dan juga menggunakan pisau atau benda tajam lainnya.

Tanaman purun yang sudah melalui tahap pemotongan selanjutnya purun akan di rebus dengan campuran rempah seperti kayu manis, sereh, dan daun pandan. Purun direbus selama 5-10 menit, dengan tujuan merebus purun untuk menghilangkan bau rawa.

Setelah direbus kemudian angkat purun lalu ditiriskan menggunakan saringan.

Sedotan purun akan memasuki tahap pengeringan menggunakan oven, atur suhu oven di 100 derajat celsius agar sedotan purun benar-benar steril dari kuman. Kemudian sedotan purun akan dijemur yang memakan waktu 3-4 hari tujuan dari penjemuran ini supaya sedotan purun benar-benar kering.

Baca Juga: Olahan Tradisional: Produksi Kulit Ikan Patin Menjadi Keripik yang Kaya Akan Vitamin

Proses terakhir sedotan purun dipanaskan kembali di bawah sinar UV untuk memastikan tidak ada kuman dan benar-benar steril.

Sedotan purun siap digunakan. Sedotan purun bisa menjadi alternatif pengganti sedotan plastik karena ramah lingkungan contoh dari produk sedotan purun ada gopurun, purunea, dan biostraw yang bisa di dapatkan di online shop.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03
Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *