Kesehatan mental adalah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup pada berbagai situasi kehidupan, mampu bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Remaja adalah periode krusial untuk peningkatan kesehatan mental. Kondisi sehat jiwa pada kelompok remaja sangat penting dalam perkembangan psikososial. Kondisi ini dibutuhkan untuk menunjang perkembangan keterampilan hidup serta menjadi sumber daya untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Townsend, 2018). Kelompok remaja yang sehat jiwa merupakan investasi dan aset berharga bagi sumber daya manusia suatu negara (WHO).
Berdasarkan data WHO tahun 2024, prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8% pada tahun 2021, dengan angka depresi sebesar 6,6%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2024. Menurut hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, terdapat sekitar 15,5 juta atau 1 dari 3 remaja (34,8%) di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental.
Data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat jumlah penduduk Indonesia pada 31 Desember 2022 yang mengalami masalah kesehatan mental mencapai 277,5 juta jiwa, didominasi oleh remaja. Terbesar adalah penduduk usia 10-14 tahun, mencapai 24,5 juta jiwa, dan usia 15-19 tahun sebanyak 21,7 juta jiwa.
Beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja:
- Orang tua membandingkan anak dengan anak lain
Keinginan orang tua agar anak mencapai titik pencapaian tinggi sering dilakukan dengan cara yang salah. Setiap anak memiliki kelebihannya sendiri; membandingkan secara tidak langsung dapat mengganggu psikis anak. - Tuntutan tanpa arahan dari orang tua
Orang tua kadang menginginkan anak mencapai sesuatu tanpa pendekatan dan dukungan. Anak sebetulnya hanya ingin dukungan untuk mencapai tujuannya dengan baik. - Lingkungan pertemanan yang toxic
Remaja perlu selektif dalam memilih teman, karena pertemanan sehat berperan dalam perjalanan pendewasaan diri. Banyak candaan atau hinaan dapat memengaruhi mental tiap anak secara berbeda. Pertemanan yang penuh kecemasan sebaiknya dihindari dan digantikan dengan lingkungan yang positif. - Hilangnya kenyamanan di rumah
Rumah yang semestinya tempat beristirahat justru menjadi sumber tekanan bagi sebagian remaja. Konflik antar orang tua atau nada tinggi yang terdengar terus-menerus membuat anak jenuh dan merasa tidak nyaman di rumah.
Banyaknya remaja dengan masalah kesehatan mental mengakibatkan kasus bunuh diri yang meningkat. Akhir-akhir ini, sering terdengar kasus bunuh diri di kalangan remaja. Kesehatan mental sangatlah penting di kalangan remaja.
Walaupun penting, keseimbangan dengan kesehatan fisik dan akademik tetap diperlukan. Terlalu fokus pada kesehatan mental bisa membuat remaja mengabaikan tanggung jawab di bidang lain yang juga krusial.
Di sisi lain, beberapa faktor seperti kesulitan ekonomi menjadikan fokus utama adalah bertahan hidup, sehingga kesehatan mental mungkin diprioritaskan lebih rendah dibandingkan kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan keamanan. Hal ini memunculkan perdebatan, apakah kesehatan mental harus menjadi fokus utama atau bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umum remaja.
Kesehatan mental remaja sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita. Hidup akan lebih indah jika mental kita sehat. Kondisi mental yang baik memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Jika kesehatan mental terganggu, kualitas hidup pun menurun.
Masyarakat perlu lebih memperhatikan kesehatan mental terutama di kalangan remaja di Indonesia. Generasi muda adalah tonggak estafet negara; mereka diharapkan dapat berperan penuh dalam membangun kemajuan dan kesejahteraan sosial.