Program GLS Mahasiswa Kampus Mengajar 8 Berhasil Tingkatkan Minat Baca Siswa di SDN Kendalrejo Surakarta

Perlaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Kendalrejo. (doc. Kampus Mengajar 8)
Perlaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Kendalrejo. (doc. Kampus Mengajar 8)

Kendalrejo, Krajan.id Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digagas oleh mahasiswa Kampus Mengajar 8 di SD Negeri Kendalrejo, yang terletak jalan Ringroad Nomor 04, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, berhasil meningkatkan minat baca para siswa, khususnya di kelas 4, 5, dan 6.

Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini, di antaranya Muhammad Nizar Ardhani (Prodi Pendidikan Fisika, UNS), Evina Cahyani Budiaji (Prodi Sosiologi, UNS), Yordan Aryaputra (Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Rekreasi, UNS), Candra Oktavia (Prodi Bimbingan Konseling, Universitas Slamet Riyadi), dan Venlisia (Prodi Farmasi, Universitas Setia Budi) melakukan berbagai inisiatif untuk menanamkan kebiasaan membaca pada siswa.

Bacaan Lainnya

Dalam sosialisasi awalnya, tim memperkenalkan tujuan dan manfaat dari gerakan literasi kepada para siswa melalui pertemuan kelas. Muhammad Nizar menjelaskan, “Sosialisasi ini kami lakukan dengan menjelaskan manfaat membaca dalam mendukung proses belajar. Kami ingin anak-anak memahami bahwa literasi adalah jendela dunia.”

Pendekatan yang interaktif, seperti mengulas buku-buku bacaan dan diskusi tentang karakter-karakter cerita, ternyata efektif menarik perhatian siswa.

Fokus pada Kelas 4, 5, dan 6

Pemilihan kelas 4, 5, dan 6 sebagai target awal dalam program ini bukan tanpa alasan. Menurut Evina Cahyani, “Kelas 4 hingga 6 memiliki tingkat kognitif yang lebih matang dibanding kelas di bawahnya, sehingga mereka diharapkan bisa menjadi role model bagi adik-adiknya.”

Fokus sosialisasi adalah menumbuhkan minat baca yang kuat serta pemahaman dasar literasi, yang kelak akan membentuk kebiasaan positif bagi para siswa di semua jenjang kelas.

Respon Positif dan Tantangan

Seiring berjalannya waktu, respons siswa terhadap program GLS ini sangat positif. “Anak-anak terlihat antusias, terutama saat diperkenalkan dengan berbagai buku cerita,” ujar Yordan Aryaputra.

Meskipun sebagian siswa masih kurang terbiasa membaca secara rutin, mayoritas tetap tertarik dan semangat berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Namun, tantangan juga tak terelakkan, terutama bagi siswa yang belum memiliki kebiasaan membaca. Untuk itu, tim Kampus Mengajar berusaha menyajikan aktivitas-aktivitas menarik, seperti permainan sederhana yang memperkenalkan unsur-unsur cerita.

“Kami ingin mereka merasa bahwa membaca bukanlah kegiatan yang membosankan,” tambah Candra Oktavia.

Pembiasaan Membaca 30 Menit Setiap Hari

GLS di SDN Kendalrejo ini diimplementasikan secara konsisten setiap pagi. Selama 30 menit sebelum pelajaran dimulai, para siswa diarahkan untuk membaca buku yang bisa dipilih dari perpustakaan sekolah atau dibawa dari rumah. Dengan beragamnya pilihan bacaan, para siswa dapat memilih buku yang sesuai dengan minat mereka.

“Siswa sangat antusias memilih buku dari perpustakaan maupun koleksi pribadi mereka,” ungkap Venlisia. Agar tetap menarik, koleksi buku perpustakaan sekolah pun diperbarui secara berkala dengan bacaan yang sesuai usia dan minat siswa.

Mendorong Konsistensi dan Partisipasi Aktif Siswa

Tim Kampus Mengajar juga memberikan perhatian khusus pada konsistensi siswa dalam mengikuti kegiatan membaca setiap hari.

Nizar menuturkan, “Kami berusaha memantau aktivitas membaca harian mereka dan memberikan apresiasi bagi siswa yang konsisten.”

Di beberapa kesempatan, tim mengadakan sesi berbagi cerita untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam membaca.

Baca Juga: Teknologi Vertikultur Sebagai Alternatif Masyarakat Ardirejo Atasi Kebutuhan Pangan di Lahan Sempit

Meski ada perbedaan minat baca di antara para siswa, terutama antara siswa yang lebih menyukai buku bacaan tertentu, tim berusaha menyediakan pilihan bacaan yang bervariasi agar semua siswa dapat menemukan topik yang menarik bagi mereka. Dengan begitu, tingkat partisipasi pun dapat dijaga secara merata.

Journaling Bacaan Mingguan untuk Mendukung Refleksi

Journaling Bacaan. (doc. Kampus Mengajar 8)
Journaling Bacaan. (doc. Kampus Mengajar 8)

Salah satu komponen unik dalam program GLS ini adalah konsep Journaling Bacaan Mingguan. Setiap minggu, siswa diminta mencatat elemen-elemen penting dari buku yang mereka baca, seperti tema, tokoh, watak, alur, amanat, serta komponen ekstrinsik seperti penulis, penerbit, dan tahun terbit buku. Melalui konsep ini, para siswa didorong untuk merefleksikan isi bacaan mereka secara mendalam.

“Dengan journaling ini, kami ingin siswa dapat memahami dan mengenali komponen-komponen cerita secara lebih baik,” ungkap Evina.

Tim memberikan panduan berupa pertanyaan sederhana, seperti “Apa pesan utama cerita ini?” atau “Siapa tokoh utama dalam cerita ini?” guna membantu siswa mengidentifikasi elemen-elemen cerita.

Tantangan dalam Menyusun Jurnal

Tentu saja, kegiatan journaling ini juga memiliki tantangan tersendiri. Beberapa siswa mengalami kesulitan, terutama dalam mengenali tema atau memahami pesan moral dari cerita yang mereka baca.

“Kami membantu mereka dengan panduan langsung dari guru, yang memberikan contoh dan penjelasan sederhana agar mereka lebih mudah memahami,” kata Candra Oktavia.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Hadirkan Solusi Holistik Kesehatan Ibu Hamil di Rowosari

Namun, hasilnya mulai terlihat. Siswa tampak lebih lancar dalam menceritakan kembali isi buku yang mereka baca serta mampu mengenali tokoh dan tema cerita dengan lebih baik. Beberapa siswa bahkan mulai mengembangkan analisis sederhana terhadap cerita yang mereka baca, menunjukkan peningkatan pemahaman mereka terhadap literasi.

Harapan Keberlanjutan Program

Journaling Bacaan. (doc. Kampus Mengajar 8)
Journaling Bacaan. (doc. Kampus Mengajar 8)

Setelah melihat dampak positif dari GLS di SDN Kendalrejo, para mahasiswa Kampus Mengajar berharap agar kegiatan ini bisa terus berjalan meskipun program mereka usai.

“Kami berharap GLS ini bisa menjadi kebiasaan yang berkelanjutan di sekolah, dengan dukungan penuh dari para guru dan pihak sekolah,” ujar Nizar.

Pihak sekolah, guru, dan orang tua juga diharapkan dapat berperan aktif untuk mendukung gerakan literasi ini.

Baca Juga: Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Gizi dan Stimulasi di Masa Golden Period untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

Menurut Evina, pihak sekolah bisa membantu dengan menyediakan bahan bacaan yang beragam dan menarik, sementara para guru bertugas mendampingi dan memotivasi siswa agar tetap antusias membaca.

Perlaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Kendalrejo. (doc. Kampus Mengajar 8)
Perlaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah di SDN Kendalrejo. (doc. Kampus Mengajar 8)

Sementara itu, orang tua diharapkan turut serta dalam mendorong kebiasaan membaca anak di rumah, sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan gerakan literasi ini.

Dengan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah, guru, orang tua, dan para mahasiswa, GLS di SDN Kendalrejo memiliki potensi besar untuk meningkatkan literasi siswa, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif dalam perkembangan pendidikan mereka.

Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *