Sikapi Krisis Pupuk di Desa Bandilan, Kelompok 02 KKN UNEJ Lakukan Uji Coba Produk Pupuk Organik

Foto aktivitas mahasiswa kelompok 02 KKN UNEJ dalam menyiapkan lahan untuk uji coba produk pupuk organik.
Foto aktivitas mahasiswa kelompok 02 KKN UNEJ dalam menyiapkan lahan untuk uji coba produk pupuk organik. (doc. pribadi)

Krajan.id – Mahasiswa kelompok 02 KKN UNEJ bersama Petani, lakukan upaya uji coba produk pupuk organik di Dusun Krajan, Desa Bandilan, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Jumat (19/01/2024) Pagi.

Kegiatan uji coba produk pupuk ini merupakan langkah realisasi lanjutan dari mahasiswa kelompok 02 KKN UNEJ dalam upaya mengatasi kendala krisis pupuk dan meningkatkan produktivitas di sektor pertanian Desa Bandilan.

Bacaan Lainnya

Uji coba produk pupuk dilakukan di kebun pribadi milik salah satu petani Desa Bandilan, dengan objek percobaan tanaman kacang panjang dan sawi. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk padat organik dari dedaunan kering dan katul, sebanyak 3kg dan diaplikasikan ke lahan 5×5 luasan 25 m2.

“Ini kami nyoba ke (tanaman) kacang panjang dulu. Rencananya sawi juga, tapi ini masih dibibit. Setelah kami uji coba, nantinya akan kami pantau terus bagaimana perkembangannya. Kami harap, ada perkembangan dan hasil yang baik.” Ujar Edi, mahasiswa kelompok 02 KKN UNEJ selaku penanggung jawab program pupuk.
Proses pemupukan ini sendiri akan memakan waktu paling cepat sekitar 10 hari dan hasilnya baru bisa dilihat seminggu setelah pupuk diberikan.

Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa kelompok 02 KKN UNEJ membuat tiga percobaan produk pupuk, yaitu pupuk padat organik dari dedaunan kering dan dua pupuk cair organik dari limbah cair tahu dan air cucian beras. Bahan pupuk yang digunakan adalah bahan-bahan yang mudah ditemukan dan melimpah-ruah di Desa Bandilan. Stok dedaunan kering dapat dikumpulkan dari kebun warga dan limbah cair tahu dapat didapatkan dari pabrik tahu rumahan di sana.

“Sebetulnya, kami mau sekalian mencoba penggunaan pupuk cair organik dari limbah tahu dan satu lagi dari air cucian beras, tapi belum bisa karena masih belum jadi. Mungkin harus menunggu beberapa saat lagi sampai siap digunakan. Agak disayangkan sih, tapi alhamdulillah-nya yang pupuk padat sudah selesai sehingga sudah bisa masuk ke tahap uji coba meskipun mungkin masih harus disempurnakan lagi nantinya.” Lanjutnya.

Limbah tahu sendiri ternyata memiliki kandungan unsur hara yang sangat baik untuk kesuburan tanaman. Persentase zat organik paling besar adalah protein sebesar 40-60%, karbohidrat sebesar 20-50%, dan lemak sebesar 10% (Rasmito et al., 2019). Kandungan itulah yang kemudian dapat memenuhi kebutuhan unsur hara P,N,K pada tanaman.

Selain itu, penggunaan pupuk organik juga dapat memberikan dampak baik secara jangka panjang pada kesuburan tanah dan kualitas lahan dibandingkan pupuk kimia.

Bapak Mulyono, selaku pemilik lahan yang digunakan sebagai uji coba juga memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini. “Saya senang adik-adik bisa berinovasi seperti ini, semoga hasilnya memuaskan dan dapat menjadi solusi dari krisis pupuk yang kami alami. Mau pakai pupuk kimia, mahal.” Ujarnya.

Selanjutnya, kelompok 02 KKN UNEJ akan melakukan kegiatan sosialisasi kepada para kelompok tani di Desa Bandilan mengenai cara pembuatan dan penggunaan produk pupuk organik. Diharapkan, program ini dapat memberikan dampak positif terhadap minat dan antusias poktan terhadap perkembangan kualitas pertanian di Desa Bandilan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *