Krajan.id – Dalam era digital yang serba cepat ini, penggunaan gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan di kalangan anak-anak. Namun, di balik kemudahan dan manfaat yang ditawarkan oleh teknologi, terdapat pula tantangan dan risiko, terutama dalam hal penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks.
Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa Kukerta UNRI dari Kelompok Tanjung Pidada 2024 mengadakan sosialisasi dengan tema “Bijak Menggunakan Gadget dan Cegah Hoaks” yang diselenggarakan di SDN 007 Sungai Salak, pada Selasa (13/8/2024).
Sosialisasi ini ditujukan kepada siswa dan siswi SDN 007 Sungai Salak, dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Kukerta UNRI yang terdiri dari Alvin Rizki Adrian Saputra, Melana Warningsih, Selsyana Br Panjaitan, Nurhafizah Asma, Fajar Ramadhan, Laurensia Vianney, Inur Safitri, Fitria Rahmah, Putri Anjelika, dan Arshad Akmal Rajbi, dengan dukungan penuh dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Chairul S.T., M.T. Kepala Sekolah SDN 007 Sungai Salak, Bapak Zulkahaidir S.Pd.SD, juga memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan digital anak-anak saat ini.
Mahasiswa Kukerta UNRI memilih tema “Bijak Menggunakan Gadget dan Cegah Hoaks” berdasarkan hasil observasi yang mereka lakukan sebelumnya. Dari observasi tersebut, diketahui bahwa sekitar 60% anak-anak di SDN 007 Sungai Salak sudah pandai menggunakan gadget.
Fakta ini menunjukkan bahwa penggunaan gadget sudah merambah ke usia yang sangat muda, sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang penggunaan yang bijak. Menurut salah satu mahasiswa,
“Pemilihan tema ini juga didorong oleh pentingnya literasi digital di era sekarang. Literasi digital tidak hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana kita dapat menghindari dampak negatif seperti penyebaran berita hoaks.”
Penggunaan gadget di kalangan masyarakat, terutama di kalangan remaja dan anak-anak, telah menjadi fenomena yang tak terelakkan.
“Gadget memiliki dua sisi, positif dan negatif. Dari sisi positif, gadget memudahkan akses informasi, memperluas konektivitas, dan mendukung pengembangan diri serta kreativitas anak-anak. Namun, sisi negatifnya juga tidak bisa diabaikan, seperti ketergantungan, gangguan kesehatan, kurangnya interaksi sosial, dan risiko paparan konten negatif,” ujar salah satu mahasiswa Kukerta.
Dalam sosialisasi ini, materi yang disampaikan meliputi langkah-langkah bijak menggunakan gadget dan cara mencegah penyebaran hoaks. Para siswa sangat antusias menerima materi yang disampaikan.
“Kami senang bisa mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana menggunakan gadget dengan bijak dan cara membedakan informasi yang benar dari yang salah,” ungkap salah satu siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Simulasi pesan berantai yang dilakukan oleh mahasiswa juga membantu siswa memahami bagaimana informasi bisa berubah dan menjadi hoaks ketika diteruskan tanpa pengecekan.
Pendidikan literasi digital menjadi hal yang sangat krusial di era digital saat ini. Menurut mahasiswa Kukerta UNRI, “Literasi digital penting untuk membedakan fakta dari opini, mengevaluasi kredibilitas sumber, dan mencegah penyebaran hoaks. Tanpa literasi digital yang baik, masyarakat, terutama anak-anak, sangat rentan terhadap informasi yang menyesatkan.”
Salah satu tantangan dalam sosialisasi ini adalah menyampaikan materi kepada anak-anak dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
“Kami menggunakan bahasa yang sederhana dan media visual seperti poster untuk menjelaskan materi. Selain itu, kami juga mengadakan simulasi dan permainan yang melibatkan seluruh siswa untuk menjaga fokus mereka,” jelas salah satu mahasiswa.
Mahasiswa Kukerta UNRI juga menekankan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak.
“Orang tua bisa memberikan batasan waktu penggunaan gadget dan memastikan anak-anak lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Pendidik juga perlu memberikan edukasi yang tepat mengenai literasi digital di sekolah,” kata salah satu mahasiswa.
Selama pelaksanaan sosialisasi, mahasiswa Kukerta menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam menjaga fokus anak-anak yang sering kali teralihkan oleh keasyikan bermain. Namun, mereka berhasil mengatasinya dengan memberikan hadiah sebagai insentif bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan terkait materi yang disampaikan.
“Dengan cara ini, anak-anak lebih termotivasi untuk mendengarkan dan memahami materi yang kami sampaikan,” tambahnya.
Sebelum sosialisasi, sebagian besar siswa sudah mengetahui apa itu hoaks, tetapi mereka belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
“Setelah sosialisasi, pemahaman mereka meningkat, terbukti dari hasil kuis di akhir kegiatan di mana siswa mampu menjawab dengan benar dan memberikan contoh hoaks yang mereka ketahui,” ungkap salah satu mahasiswa.
Mahasiswa Kukerta menilai sosialisasi ini berhasil dalam meningkatkan kesadaran siswa tentang penggunaan gadget yang bijak dan pencegahan hoaks.
“Kami melihat peningkatan pemahaman siswa tentang pentingnya menggunakan gadget dengan bijak dan cara mencegah hoaks. Kami berharap mereka bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar mahasiswa tersebut.
Sebagai penutup, mahasiswa Kukerta memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan gadget dan mencegah hoaks.
“Gunakan gadget sesuai waktu, pilih aplikasi yang sesuai, waspada terhadap konten di internet, dan jangan mudah menyebarkan informasi tanpa memeriksa fakta,” kata salah satu mahasiswa.
Simak berita terbaru kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Krajan.id WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029VaAD5sdDOQIbeQkBct03 Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.