Tari Topeng Kaliwungu Asal Lumajang Tampil di Event IMF

Penampilan Tari Topeng Kaliwungu tampil di ajang International Mask Festival (IMF) 2023 yang digelar di nDalem Djojokoesoeman, Surakarta pada 17-18 November 2023
Penampilan Tari Topeng Kaliwungu tampil di ajang International Mask Festival (IMF) 2023 yang digelar di nDalem Djojokoesoeman, Surakarta pada 17-18 November 2023. (doc. luamajangkab)

Krajan.id – Tari tradisional asal Kabupaten Lumajang yakni Tari Topeng Kaliwungu telah tampil memukau di event International Mask Festival (IMF) 2023 yang digelar di nDalem Djojokoesoeman, Surakarta pada 17-18 November 2023.

“Alhamdulillah penampilan Tari Topeng Kaliwungu berhasil mencuri perhatian penonton yang datang, kalau yang lain topeng klasik yang dikemas dengan kreasi, kita juga kolaborasikan dengan Jaran Slining yang masih tahap WBTb (Warisan Budaya Takbenda),” ungkap Ketua Yayasan Sanggar Budaya Pakdhe, Windy Meiliyah dikutip krajan.id dari situs resmi lumajangkab (20/11/2023).

Bacaan Lainnya

Windy juga menyatakan bahwa IMF telah menjadi platform prestisius bagi seni tari topeng dalam memperkenalkan, mempromosikan, dan mengembangkan topeng Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia di panggung global.

“Kita menerima undangan dari IMF untuk berpartisipasi, dan kita bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang yang memberikan respon positif. Sebagai hasilnya, kita dapat berangkat dengan dukungan fasilitas dari Dinas Pendidikan,”ungkapnya.

Selain itu, Windy mengungkapkan, bahwa IMF tahun ini merupakan perhelatan yang kesepuluh dan terinspirasi oleh festival serupa dari Korea Selatan. Sebanyak 33 delegasi dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Taiwan, Ekuador, Republik Korea, dan Kamboja, berpartisipasi dalam IMF tahun ini dengan berbagai pertunjukan seni topeng dari negara masing-masing.

Event tersebut diramaikan oleh penampil dari dalam dan luar negeri. Adapun peserta dari dalam negeri berasal dari Surakarta, NTB, Tenggarong, Cirebon, Palopo, Banjarmasin, Lumajang, Yogyakarta, Jakarta, Pati, Kalimantan Tengah, Palangka Raya, dan Karanganyar.

Sedangkan, penampil dari luar negeri berasal dari Taiwan, Korea Selatan, dan Kamboja. Windy menjelaskan bahwa IMF juga bisa dijadikan ajang pertukaran budaya baik kebudayaan lokal maupun dengan kebudayaan dari luar negeri.

“Misi kami tari bukan hanya soal pertunjukan, tetapi semua lini, misi kebudayaan dan pariwisata serta tentang Lumajang, harapan kami suatu saat mereka bisa datang ke Lumajang,” harapnya.

Lebih lanjut windy menambahkan, bahwa Yayasan Sanggar Budaya Pakdhe melibatkan penari-penari terbaik gabungan dari beberapa sanggar tari di Lumajang. Hal ini dilakukan agar semakin banyak penari di Lumajang yang percaya diri mengenalkan tarian khas Lumajang ke kancah nasional maupun global.

“Ini bisa lebih menyatukan kesenian yang ada di Lumajang, dibantu dengan pemegang kebijakan, bersinergi memperkenalkan kebudayaan di Lumajang, tidak hanya menjadi tamu di luar, tapi bisa menjadi tuan rumah yang baik dari kebudayaan yang ada di nusantara,” harapnya.

Windy juga berharap Pemerintah Kabupaten Lumajang dapat memasukkan Topeng Kaliwungu di dunia pendidikan melalui muatan Lokal yang disesuaikan per jenjang.

“Sudah saya mulai dengan mengolah kurikulum untuk materi topeng dari tingkat PAUD sampai SMA baik dari kognitif, afektif dan psikomotorik, juga menyesuaikan dengan Kurikulum Merdeka, terutama filosofi Ki Hadjar Dewantara dan pembelajaran diferensiasi,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *